Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio"Home Sweet Home"
Brothership | Drama
Chara : Halilintar, Gempa, Supra
a story written by Zevuar
© August 2021Denting jam berbunyi. Menemani sosok yang kini terbaring di atas brankar dengan banyaknya alat medis profesional yang membantu sosok itu mempertanyakan nyawanya.
Sosok itu layaknya mayat hidup. Nyawanya tertolong hanya karena alat medis yang masih melekat di tubuhnya. Jika saja alat-alat medis itu dilepas, sudah dipastikan sosok itu akan menemui sang Pencipta.
Seorang pemuda masuk ke dalam ruangan bernuansa putih dengan semerbak bau obat-obatan yang menusuk indera penciumannya. Namun, dia tidak peduli. Atensinya terpaku pada sosok yang masih setia menutup kedua matanya itu.
Tak sadar, air mata mulai membendung di ujung matanya. Namun, seketika dia menghapus air mata yang hampir jatuh itu dengan kasar.
Tidak ada lagi air mata, dia tidak suka melihatku sedih. Aku harus kuat.
Pemuda itu membuka jendela yang berada di dekat nakas. Membiarkan angin melewatinya dan membuat rambutnya mengikuti bergerak kesana kemari karena hembusan angin. Dia juga mengganti bunga yang sudah layu dari vas dan menggantinya dengan yang baru--menandakan pemuda itu rutin mengunjungi tempat itu.
"Sudah hampir setahun dan kamu belum bangun juga?"
Halilintar duduk di pinggir brankar itu. Menggemgam erat tangan yang tampak semakin kurus. Berbicara kepadanya seolah menyalurkan rasa rindunya.
"Adek nggak mau lagi ketemu Abang? Adek masih marah sama Abang?"
Ah, pemilik iris ruby itu tidak mampu lagi menahan air matanya. Rasanya begitu sakit melihat Gempa yang masih terbaring lemah di atas brankar sedangkan dia sudah baik-baik saja sekarang. Mengapa bukan dirinya saja yang menggantikan posisi adik kecilnya itu? Mengapa bukan dia saja yang menanggung semua rasa sakit yang dirasakan oleh Gempa?
"Maaf. Maafin Abang. A-abang seharusnya memeriksa mobil itu sebelum kita pergi. Abang c-ceroboh."
Halilintar semakin mengeratkan genggaman tangannya.
"Adek~ ayo bangun~ Adek mau apa, hm? Apapun itu akan Abang berikan asalkan Adek bangun."
Seorang dokter masuk ke dalam ruang rawat Gempa. Melakukan tugas rutinnya untuk memeriksa keadaan Gempa. Sosok pria dengan kacamata ber-nametag bertuliskan Supra itu perlahan mendekati Halilintar.
"Hali, sebentar ya. Aku ingin memeriksa keadaan Gempa."
Ya, Supra adalah sepupu Halilintar. Dia adalah salah satu dokter muda yang memiliki segudang pengalaman. Supra lah yang memberikan Gempa ruangan khusus untuk perawatannya selama ini. Supra juga yang memfasilitasi semua peralatan medis yang kini mempertahankan nyawa Gempa. Bukannya, Halilintar tidak mampu membayar semua fasilitas itu, bahkan Halilintar mampu mengambil alih kepemilikan rumah sakit tempat Supra bekerja. Hanya saja, Supra bersikeras untuk menanggung seluruh fasilitas untuk Gempa.
"Hali, bolehkah aku jujur padamu?"
"Katakan saja."
"Sejujurnya, Gempa tidak mengalami sedikitpun kemajuan sejak dia dinyatakan koma. Ini sudah hampir setahun Hali. Aku rasa, kau harus merelakannya. Ikhlaskanlah, Hali. Lepaskan Gempa."
"Supra? Apa ingin dengar sesuatu dariku?"
Supra mengernyitkan dahinya namun setelahnya dia mengangguk pelan.
"Gempa adalah tempatku untuk pulang. Sejauh apapun itu, seberat apapun itu, Gempa akan selalu menjadi rumahku untuk pulang. Maka dari itu, aku akan berjuang karena aku percaya Gempa juga berjuang disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaos - Oneshot Story | ✔
Fanfic[F I R S T P R O J E C T] Finished! Terima kasih sudah bertamu ke buku ini. Disclaimer : Boboiboy © Animonsta Studio a story written © 2020 by Zevuar