lembar 2

381 29 5
                                    

Malam ini seperti malam-malam sebelumnya. Ditemani dengan gelas Champagne murahan, memakai kemeja putih kebesaran yang tembus pandang. Ia hanya menggunakan dalaman bawah tanpa celana. Sesuai request klien malam ini.

Tempatnya terasa dingin, walau nyaman dan mewah dengan wine yang masih tertutup rapat.

Ia sesekali mengulum tangannya masuk kedalam lengan baju besar itu. Ia biasa menunggu didalam dengan berbekal kunci hotel dan menggunakan kalimat rahasia.

'Seperti biasa malam ini dengan mr.nose'

Dalam pekerjaan ini ia menggunakan nama panggilan tersendiri yang dipakai oleh kliennya. Jin hanya perlu menyebut nama itu, maka kunci kamar hotel sudah ditangannya.

Pintu itu terbuka.

Jin langsung berdiri dan sedikit menunduk. Pria yang lebih muda dari kliennya kemarin memakai setelan casual, seperti nama panggilannya, lelaki ini memiliki hidung yang hampir saja menyentuh angka 90°. Begitu sempurna.

"BDSM bisa?."

Ia bingung menjawabnya. Karena jika ia bilang tidak, maka akan membuatnya kecewa. Lagipula hampir semua partner itu menginginkan hal semacam ini.

Anggukan itu membuatnya tersenyum.

"Saya sudah bayar mahal. Jadi jangan kira aku akan memberi belas kasih."

Lelaki itu mendekat, mencium bibir yang tebal dan ranum dengan rakus sampai tubuh mereka jatuh diatas kasur.

Selanjutnya mereka melakukan apa yang ia minta. Selama semalam penuh.










...







"Ih tu anak lama banget ga balik-balik."

Jian berdiri diambang pintu rumahnya, meniliki setiap orang yang datang memastikan bahwa itu Seokjin atau orang lain. Sudah seharian ini anak itu tidak kembali. Biasanya jam 1 siang sampai pagi ia sudah tiba dirumah. Namun ini sudah hampir menjelang malam dia belum kembali.

Ia butuh uang yang dijanjikan Seokjin. Telinganya selalu panas setiap mendengar namanya terpanggil untuk segera melunasi uang semesternya.

Sebuah mobil berhenti didepan rumah. Seseorang yang diyakini Seokjin keluar dari sana. Namun ada yang berbeda.

Langkahnya pincang.

Segera Jian mendekat dan membantu Jin untuk berjalan masuk kerumah. Wajahnya terlihat lelah dan sesekali meringis kala langkah kakinya dipaksa masuk kedalam.

"Lo dianter siapa?."

"Itu Kak, Jin pesan taksi online," jawab Jin seadanya.

"Loh kak kan boros kalau pake taksi. Harusnya naik angkot aja lagian cuma keseleo kan?."

Seokjin hanya mengangguk "itu tadi dibayarin sama temen. Katanya kasian liat Jin susah jalan."

Ia berbohong, tentu saja ia memakai uangnya sendiri. Tidak ada ceritanya klien berbaik hati mengantar atau memesankannya taksi. Namun tadi ia cukup beruntung diberi waktu untuk menetralkan rasa lelahnya kala digempur semalaman.

"Ini kak, tadi ambil tabungan Jin supaya bisa pas uangnya."

Memang seharusnya begitu kan?

"Udah gue duga. Mana bisa kerja jadi pelayan Bar dapet duit sebanyak ini. Kecuali dia pelacur."

Ia tersinggung mendengarnya, yang Jian tahu hanyalah Seokjin pegawai Bar yang sering pulang pagi untuk membereskan kekacauan yang sering terjadi demi mendapat bonus harian.

Bukan Seokjin yang setiap malam berkeringat karena olahraganya.

"Bayarannya udah kan kak tinggal nunggu semester depan?."

Jian mengangguk, tangannya sibuk untuk menghitung lembaran seratus ribuan. Pertanyaannya tidak bermutu sehingga membuatnya malas menjawab.

Jin bersyukur setidaknya ia bisa beristirahat untuk malam ini. Sekedar menyenderkan tubuhnya seharian penuh untuk mengisi tenaga yang terkuras habis.


















TBC

Sekali lagi ku peringatin kalo dibawah umur jangan baca

Gatau bdsm? Sercing aja hehe malu jelasinnya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 16, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HiddenWhere stories live. Discover now