07. Yuda Bahagia

115 33 28
                                    

Seperti yang dikatakan Yuda tadi, dia menjemput Aurel saat waktu telah menunjukkan pukul enam. Mereka tidak perlu takut ketahuan karena Sabian sedang menginap di rumah teman kelasnya jadi aman bagi mereka untuk berduaan.

Aurel yang selesai mengunci pintu rumahnya segera memakai helm yang diberikan Yuda sesudah itu duduk di motor.

"Rel, coba cariin dompet di saku jaket gue." Aurel mencari dompet di kedua saku jaket Yuda, tiba-tiba Yuda ngebalap motornya membuat Aurel langsung memeluknya. Yuda tersenyum, senang rencananya berhasil.

Tapi sayangnya, rencana untuk makan malam tertunda karena hujan turun membuat mereka berteduh di depan mini market.

"Hujan gak mendukung banget."

"Palingan cuma bentar, kalo masih lama kita bisa makan disini."

"Beda rasanya, sayang." Aurel menumbukkan helm yang dia pakai ke helm yang dipakai Yuda. Tidak terima ditumbuk, Yuda membalasnya dan membuat mereka saling menumbuk sampai mereka lelah.

Mereka langsung tertawa karena melakukan hal bodoh tadi.

Tertawa mereka seketika terhenti karena diinterupsi oleh gadis yang barusan keluar dari mini market, "Yuda? Lu Yuda, 'kan?"

"Ya, ini gue. Lu ngapain disini?"

"Lagi beli mie. Btw, gue tiba-tiba teringat waktu masa kita pacaran dulu, kita pernah berteduh seperti ini sambil makan mie."

Yuda cuman menganggukkan kepalanya, dia malas berbicara dengan mantannya.

"Lu mau makan bareng, gak? Mumpung gue beli dua mie."

Aurel berpura batuk-batuk mengkode agar Yuda tidak menyetujui tawaran si mantan.

"Gak mau, gue cuma mau makan sama cewek cantik disamping gue." Yuda menggenggam tangan Aurel, membuat Aurel berusaha untuk melepaskannya, dia hanya menyuruh Yeonjun untuk tidak menyetui tawaran bukan untuk menggenggam tangannya juga.

"O-oh, oke. Kalo gitu gue pergi duluan." Gadis itu tersenyum ke Yuda lalu menatap tajam Aurel sebelum pergi.

"Mantan lu belagu amat." Aurel langsung melepaskan genggaman Yuda dengan kasar.

"Emang gitu dia, untung gue udah putusin."

"Lu jangan balikan sama dia."

"Siapa juga yang mau balikan sama dia," Yuda terdiam sesaat dan langsung heboh. "Lu cemburu!?"

"Kagak! Gue cuma suruh lu jangan balikan karna dia belagu!"

"Cie, si cantik cemburu, maaf ya sayang udah buat kamu cemburu." Yuda memeluk Aurel sambil mengelus punggungnya, Aurel meronta-ronta ingin dilepaskan

"Udah gue bilang, gue gak cemburu! Sekarang lepasin!!!" Disuruh lepas tapi Yuda malah mempererat pelukannya.

"Gue serius jauhin lu kalo masih peluk gue." Ancam Aurel.

"Do you forget? I'm Yuda Adam Junaedi, gue tetap deketin lu biarpun lu ngejauh dari gue."

Aurel memasang wajah serius membuat Yuda langsung melepaskan pelukannya, nyalinya menciut.

Mereka menyandarkan punggung masing-masing di dinding, masih menunggu hujan reda.

Anginnya sangat kencang membuat Aurel menggigil. Yuda yang peka terhadap keadaan langsung memakaikan Aurel jaketnya yang baru dia beli kemarin.

"Makasih, tapi lu gak kedinginan?"

"Selama lu gak kedinginan, gue juga gak kedinginan."

"Anginnya kencang, serius lu gak kedinginan?" Tanya Aurel lagi untuk memastikan.

"Gue gak kedinginan, jadi gak perlu pake jaket."

Yuda bingung melihat Aurel yang membuka setengah jaketnya.

"Jaket lu besar, jadi kita bisa pakai bareng." Yuda memakai jaketnya juga, menghapus jarak diantara mereka.

Yuda tidak bisa menahan senyumnya, dia sangat senang sekarang. Sedangkan Aurel, dia sedang merutuki diri sendiri, bisa-bisanya dia menawarkan seseorang yang dia selalu membuatnya kesal untuk pakai jaket bersama.

-

TBC

Hujan || Yeonjun ft. ArinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang