Reyna sudah lama menunggu sang Abang. Tapi kenapa lama sekali?
Ini sudah jam 7 malam. Takut? Tentu. Reyna menyalakan senter handphonenya.
Reyna duduk dibatu yang besar dengan lutut yang ia peluk. Reyna kembali menangis. Menghapus rasa takut, dia menenggelamkan wajahnya disela-sela lututnya.
"Hiks... Reyna takut" Bibir Reyna bergetar.
Isakan demi isakan dan kalimat demi kalimat ia lontarkan. Hingga tepukan dibahunya membuat dia mendongak.
"Kakak siapa?" Tanya Reyna menyeka Air matanya.
"Gak kenal gue?" Laki-laki itu menaikkan salah satu alisnya.
"Kayak pernah lihat tapi gak tau. Reyna lupa" Ucap Reyna membuat laki-laki itu terkekeh.
"Inget orang yang pernah ngaku-ngaku jadi pacar lo?"
Reyna mengangguk lucu. "Nama gue Marvel Senio. Panggil Marvel aja" Ucap Marvel mengulurkan tangannya.
"Aku Reyna" Reyna membalas uluran tangan Marvel.
"Gue udah tau"
"Kok udah tau?" Tanya Reyna bingung.
"Siapa sih yang enggak kenal ceweknya si Ray yang terkenal lembut dan polos? Hampir satu sekolahan udah kenal lo" Ucap Marvel sambil terkekeh.
"Oh" Reyna mengangguk. "Truss kakak kenapa ada disini?" Tanya Reyna. Ia sangat beruntung bisa bertemu dengan Marvel. Ketakutannya sudah sedikit hilang.
"Gue udah biasa malem-malem kesini, buat nenangin diri" Jawab Marvel ikut duduk disamping Reyna.
"Rumah kakak ada deket sini?" Tanya Reyna antusias.
"Deket banget malah. Mau mampir gak? Oh ita btw lo kenapa ada disini?"
"Reyna tersesat, hhe. Reyna udah nelefon abang buat jemput tapi gak muncul-muncul" Ucap Reyna lesu.
"Pantesan. Ini udah deket sama hutan. Susah buat lacak" Ucap Marvel.
"Mau ikut ke rumah gue gak? Buat hangatin tubuh atau lo haus? Laper gitu?" Tawar Marvel.
"Boleh deh. Reyna juga haus. Sama takut sendirian"
Marvel tersenyum hangat. Dia sudah salah untuk menyakiti Gadis ini.
*****
Abian sudah kelimpungan sendiri ketika Bastian, papanya sama sekali tidak bisa melacak Reyna.
"Sok-soan bisa. Akhirnya kagak bisa juga" Gumam Abian mengejek sang Ayah.
"Diem" Bastian yang mendengar gumam'an Abian menjadi kesal. Punya anak gak tau sopan santun.
"Jangan sampai mami'mu tau" Ucap Bastian kepada Abian.
"Bodoamat. Entar Papi juga yang dimarahi. Bukan Abi" Balas Abian enteng.
"Heh! Anak pungut! Awas kalau mami mu pingsan karena tau soal ini. Papi bakar kamu idup-idup" Ancam Bastian melirik tajam anaknya.
"Yakali, anak mami Misel yang ganteng seperti dewa yunani dibilang anak pungut. Mungkin Mami hamil anak orang karena itu papi gak gede" Ejek Abian terkekeh mengejek.
"Anak sialan!" Umpat Bastian. Mana ada itu nya kecil. Malah kecil'an sama Abian.
"Kalem pak. Bisa gak lacaknya? Atau si bapak rabun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE RAY (END) ✔︎
Ficção Adolescente"Lo pacar gue! Dan milik gue selamanya" Ucap lelaki itu memegang lembut dagu Reyna "Kamu mau Reyna jadi milik kamu? Tapi, Reyna gak mau..." Tolak Reyna lembut menatap kedua manik mata cowok tersebut dan tak lupa bibir yang dimanyunin kedepan menanda...