Ini adalah hari kedua Hasna dirawat dirumah sakit.Kondisinya belum terlalu membaik,kepalanya masih terasa sakit akibat terbentur pada aspal ditambah kemarin ia menangis cukup lama.Seperti apa yang Abidzar katakan kemarin,ia akan menemani Hasna selama dirawat dirumah sakit.Abidzar menatap Hasna yang memalingkan wajah darinya.Abidzar menghela nafas lalu bangkit dari dudukknya.
"Na?"panggil Abidzar,
"Hasna?"panggilnya lagi saat tak ada jawaban dari Hasna
"Sayang?"panggilnya lagi,namun tetap tidak ada sahutan dari Hasna
"Hey,liat sini coba"titahnya dengan tangan yang terulur untuk menggenggam tangan Hasna,namun dengan cepat ditepis oleh Hasna
"Kenapa Na,jelasin kenapa kamu marah sama aku"tanya nya
Hening,tak ada jawaban dari Hasna
"Jelasin Na,kenapa!"titahnya denan nada bicara agak tinggi
Hasna tersentak,ini adalah kali pertama Abidzar berbicara dengannya menggunakan nada tinggi,air mata Hasna perlahan menetes,Hasna menolehkan kepalanya menatap Abidzar.
Hasna terkekeh meski air matanya masih mengalir"kenapa?KENAPA KAMU TANYA?HAH?!"
Abidzar sedikit tersentak mendengar nada bicara Hasna yang tinggi.
"Sakit bi,sakit hati aku"lirih Hasna sambil memukul-mukul dadanya
Hati Abidzar sakit saat melihat Hasna menyakiti dirinya sendiri,Abidzar mendekat lalu memeluk Hana erat,menahan pergerakan tangan Hasna yang terus memukul dadanya sendiri.
Hasna memberontak dalam pelukan Abidzar"lepasin bi hiks LEPASIN"ucap Hasna berteriak diakhir
Abidzar menulikan pendengarannya,ia menumpukkan dagunya diatas kepala Hasna,hatinya terasa ditusuk beribu jarum melihat gadisnya begini.
Kepala Hasna berdenyut nyeri,tak lama setelah itu ia tak sadarkan diri dalam pelukan Abidzar.Abidzar yang tersadarpun langsung membaringkan Hasna,dan memencet bel yang ada disana.
Dikter datang,lalu langsung memeriksa keadaan Hasna.
"Gimana dok?"tanya Abidzar saat Hasna sudah selesai diperiksa
Dokter itu menghela nafas pelan"Pasien masih dalam masa pemulihan,jadi tolong jangan buat dia kepikiran atau tertekan apalagi sampai stres karna terlalu banyak fikiran"ucap dokter itu lalu melenggang keluar dari ruangan
Abidzar terduduk dilantai,ia menyugar rambutnya kebelakang.Abidzar juga tenah berfikir apa yang membuat Hasna menjadi seperti ini,padahal sebelum mereia pergi untuk jalan Hasna baik-baik saja,tetapi kenapa saat sesudahnya Hasna menjadi seperti ini.
Tunggu,perlu digaris 'sebelum'.
"Apa jangan-jangan karna dia"gumamnya
Abidzar bangkit lalu menatap wajah tenang Hasna,ia mengelus pipi Hasna pelan.
Abidzar menghela nafas pelan"Aku gatau kenapa kamu jadi gini"
"Maaf na"ucap Abidzar menundukkan kepalanya
"Apa ini karna dia na?"tanya Abidzar mendongakkan kepalanya
Ting
Ponsel Abidzar berbunyi,Abidzar mengambil ponsel dari dalam saku celananya lalu melihat siapa yang mengiriminya pesan.
08156××××××××
Assalamualaikum bi
Aku karinAnda: Waalaikumussalam,
Kenapa rin?Karin: Bi,bisa tolong anterin
aku gak?aku takut lupa
jalan kalo sendiri,aku
baru pulang juga
kesini,jadi agak lupa
jalanAbidzar menatap Hasna yang masih memejamkan matanya,ia bingung,ia tak tega kalau meninggalkan hasna sendiri tapi ia juga tak enak jika menolak ajakan karin
Anda:Bisa rin,aku otw
sekarang yaKarin:Oke,aku tunggu bi😊
Abidzar mematikan ponselnya,lalu menyimpannya kedalam saku celananya.Lalu menatap wajah tenang Hasna.
"Aku keluar dulu ya na"
"Syafakillah cantiknya aku"ucapnya lalu mencium kening Hasna agak lama
"Asslamualaikum"salamnya
Setelah itu Abidzar melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Hasna.
.
.
.
LanjutKarin
Reza
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband young Ustadz |END
Teen FictionEND |revisi ••• [Budayakan follow sebelum membaca] ⚠️DIBEBERAPA PART MASIH TERDAPAT BEBERAPA TULISAN YANG BELUM DIREVISI⚠️ _______ Ini tentang sepasang sahabat kecil yang dipisahkan dengan alasan pendidikan.Hingga akhirnya Tuhan kembali mempertemuka...