Mutiara Cinta

putri kecilku

Andi dan rani pulang bersama dengan risa.

Di ruang tamu mereka bertemu dengan pak arman dan bu nisa.

Andi: pah mah kenalin ini risa, risa ini anak yang aku angkat.

Pak arman: bagus kalau begitu, tapi kamu sebagai seorang ayah dan seorang suami harus bertanggung jawab.

Rani: iya dong pah, walau kayak es batu gini tapi kalau ke risa bisa berubah seratus persen jadi teh anget.

Andi: diam kamu.

Risa: om jangan marahin tante cantik dong.

Bu nisa: itu udah di bilangin sama anak kecil.

Lalu andi pun berjalan dan duduk jongkok di depan risa.

Andi: nak om gak marah, mulai sekarang panggil om dan tante papa dan mama ya.

Risa: iya pah.

Risa tersebut dengan hangat sehingga dapat melelehkan es di dada andi.

Rani: nanti sementara kamu tidur dengan mama dan papa ya.

Risa: iya mah.

Mereka betiga pun pergi ke kamar andi dan rani.
_ _ _
Skip.

Dipagi hari rani terbangun dari tidurnya, ia terbangun karena merasa mual mual.

sekarang rani tidur di atas kasur bersama andi dan risa.

kasurnya bergetar kerena rani turun tiba tiba, hal itu membuat andi terbangun dari tidurnya.

Andi melihat rani yang sedang tergesa gesa ke kamar mandi.

Andi pun mengikuti rani ke kamar mandi.

Di kamar mandi.

Rani merasa ingin muntah tapi tidak bisa.

Tiba tiba dari belakang andi bertanya pada rani.

Andi: kau tidak apa apa.

Rani pun terkejut mendapati sang suami berada di belakangnya.

Rani: tidak apa apa, aku hanya sedikit masuk angin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di meja makan rani masih terlihat mual mual.

Bu nisa pun menyindir rani.

Bu nisa: jangan jangan kau hamil.

Andi dan rani: nggak mungkin.

Bu nisa: mungkin aja, ini coba cek.

Bu nisa memberikan sebuah testpack pada rani.

Rani pun meneceknya di kamar mandi.

Selesai mengecek.

Rani menunjukan hasilnya pada semua orang.

Tidak dipungkiri walau ia selama menjadi suami istri tidak pernah berhubungan intim apa pun, tapi saat malam itu  rani dan andi pernah berhubungan.

Bu nisa: wah sekarang aku punya 2 cucu deh.

Risa: yeh risa punya adek.

Bersambung.

Maaf sedikit lagi.

Karena aku telat nulisanya.

Repot.

Belum ada ide.

Makasih sudah baca.

Jangan lupa komen ya.

Bye.

By: SHAVIRA ANINDYA NINGSIH.