[Dix-sept] Aku Hanya Ingin Pulang

78 19 8
                                    

Puk!

"Oh? Kalo nyari Jisung dia gak ada sama aku, dia baru aja keluar," celetuk Minho ketika Ryujin menepuk bahunya dengan keras.

"Gue cuma pengen ngomong sesuatu, lo cukup dengerin gue, oke?" Minho tak merespon, tapi telinganya tetap mendengarkan apa yang diucapkan Ryujin.

"Lo harus cepet putusin Jisung, karena lo tau sendiri kalo dia lebih suka sama gue dibanding pacaran sama lo, lagipun lo udah bukan apa-apa lagi bagi dia," bisik Ryujin

"Oh gitu ya? Harusnya Hannie bilang aja ke aku, kenapa jadi kamu yang bilang?!" Ryujin mundur satu langkah, terlalu terkejut dan kebingungan.

"Hm.. g-gimana ya? Karena dia sendiri gak sadar sama apa yang dia lakuin, jadi sebagai calon pacar yang baik gue cuma mau yang terbaik buat dia," balas Ryujin dengan angkuh.

"Hm.."

"Oke, kalo gue belum denger kabar kalian putus, lo harus terima akibatnya!" ancam Ryujin lalu pergi begitu saja meninggalkan Minho.

Minho menatap kepergian Ryujin dengan perasaan sedih, sedih karena ucapannya yang terus terngiang diotaknya, pun karena tak menyangka dengan apa yang dilakukan Jisung kepadanya.

Dengan suasana hati yang memburuk, Minho berdiri dan memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Namun dikoridor, Jisung tiba-tiba saja menghampirinya.

"Ino!"

Minho melirik Jisung dengan perasaan senang dan sendu disisi lain, "Kebetulan ada kamu. Kita putus ya?" pinta Minho.

"K-kok gitu? Disuruh Ryujin ya? Jangan mau!!" tolak Jisung panik.

Minho menggeleng pelan, "Nggak kok, ini murni kemauanku, aku cuma gak mau terikat hubungan ini lebih lama, karena aku gak mau nyakitin kamu," lirih Minho.

"Nggak sayang, kamu gak nyakitin aku kok! A-aku yang sebenarnya nyakitin kamu, aku minta maaf banget sama kamu, jangan putus ya?" Minho melepas pegangan Jisung pada pinggangnya lalu melanjutkan langkahnya.

"Aku maafin walau kamu gak salah sekalipun, tapi aku cuma mau putus aja kok, ya?" pinta Minho lagi, tanpa menoleh ke arah Jisung.

"Nggak, sayang! Kamu harus tetep jadi milik aku!"

"Aku anggep kamu setuju, mulai detik ini kita putus."

Jisung memeluk Minho dari belakang dan menggeleng keras, "Nggak! Aku gak mau setuju! Please, aku sayang banget sama kamu.."

"Jangan nangis ih, masa dominan tapi nangis," cibir Minho ketika merasakan bahunya yang basah.

"J-jangan putus ya?"

"Maaf, itu udah jadi keputusanku. Aku pergi.."

'Mungkin selamanya..'

"Nggak Minho! Ayo kembali!"

...

"Chan, Sky.. aku pulang dulu ya?"

"Jika kau ingin pulang maka kami pun harus pulang, karena tujuan kami kesini hanya ingin menemuimu," sahut Sky atau Seungmin sembari menunduk sopan.

"Tidak Sky, kau dan Chan harus tetap berada disini, aku tak ingin karena kepulanganku kalian harus mendapatkan masalah dikerajaan." Chan langsung menggeleng cepat.

"Tidak, itu sama sekali tidak benar! Mau bagaimanapun negeri itu tetap menjadi tempat kelahiran kami.." Minho menepuk puncak kepala Chan sembari tersenyum tipis.

Chan mundur dan menatap Minho dengan tatapan bertanya, "Aku percayakan semuanya kepadamu, tetap disini bersama Sky dan jaga kota ini dari para pasukan.." tegas Minho.

[01] Bonjour, Prince! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang