•03•

21K 1.1K 6
                                    

~SELAMAT MEMBACA~

×××
ɮaɖ ɢɨʀʟ tʀaռsʍɨɢʀasɨ
×××

"SIALAN! GADIS ITU SELALU SAJA MEMBUAT KITA DALAM KESULITAN!" teriak pria paruh baya setelah dia menerima telpon dari rumah sakit.

Satu keluarga kini berkumpul di ruang keluarga, sang istri yang melihat suaminya dalam keadaan emosi memilih menenangkan suaminya, setelah itu baru dirinya bertanya.

"Ada apa?" tanyanya.

"Ara! Anak sialan itu melompat dari rooftop Apartemen kita! Karena perbuatan anak itu, kita yang susah tau gak?! Harusnya kalau mau mati, yah di tempat lain, yang tertutup biar enggak ada orang yang tau. Lihat sekarang, Gedung Apartemen kita tercemar karena gadis sialan itu!" Jelas nya dengan nada emosi menggebu-gebu.

"Sabar Dad," ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah istri nya.

"Huh... Dia benar-benar nyusain kita. Dia mati nggak?" tanya seorang lelaki yang masih berpakaian kantor.

"Daddy bahkan tidak peduli dia mati, Son. Daddy hanya peduli bagaimana caranya agar nama keluarga kita kembali baik tanpa adanya rumor jelek itu."

"Daddy tenang saja. 5 menit lagi berita itu akan hilang di telan bumi, dan digantikan berita lain. Alex udah urus semuanya."

"Good Job, Son. Kamu selalu membantu Daddy setiap Daddy dalam masalah karena anak sialan itu."

"Udah tenang kan, Dad? Anak kita udah nyelesain masalah ini dengan baik lho, sekarang kita harus apa?" tanya sang istri lagi pada suaminya.

"Kita akan pergi jenguk anak itu,"

"Tapi Dad..." ngeluh seorang gadis dengan wajah memelasnya.

"Cuma pura-pura. Agar media tau kalau kita tidak ada sangkut pautnya dengan kelakuan anak sialan itu," ucap sang suami sekaligus seorang ayah dari empat bersaudara.

"Huh... sebenarnya aku gak mau lihat wajah dia. Tapi yah karena ini demi keluarga kita. Yah aku ikut-ikut aja deh," ucapan seorang gadis yng sebelumnya menolak keputusan Sang Daddy.

"Riana... kamu kan benci liat dia yah, jadi kamu gak usah masuk dan menunggu di depan ruangannya aja gimana?" ucap Alex pada gadis yang bernama Riana itu sembari mengelus puncak kepala Riana.

"Iyaudah deh Kak, Aku ngikut aja," ucap Riana.

"Dimana Tiara? Dia kan juga harus ikut. Dia bakal sedih kalau kita tinggalkan di rumah sendirian," ucap Alex.

"Tiara ada kok di kamarnya. Yaudah gih Ria panggil. Kita akan pergi sekarang," ucap Pria paruh baya yang dipanggil Daddy itu.

"Oke Dad," ucap Riana dan berlalu pergi untuk memanggil Tiara.

Tak perlu menunggu lama, Tiara sudah datang dan berjalan berdampingan dengan Riana, semua orang melihat itu pun tersenyum.

"Ayo Daddy kita jenguk Kak Ara," ucap Tiara dengan semangat.

"Yaudah ayo."

Tak lama menempuh perjalanan, mereka telah sampai di rumah sakit, mereka semua memasang wajah khawatir dan panik, seorang lelaki yang sebagai kepala keluarga, mewakili yang lain untuk bertanya di salah satu resepsionis rumah sakit.

"Maaf Suster, di sini ada pasien yang bernama Arabella Citra Leonald?" tanyanya.

"Ohiya Pak Arvand, Putri anda di ruang UGD sedang di tangani oleh Dokter Sam," ucap Suster itu dengan sopan.

Badgirl Transmigrasi || E-book✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang