•04•

19K 1.1K 5
                                    

~SELAMAT MEMBACA~

×××
ɮaɖ ɢɨʀʟ tʀaռsʍɨɢʀasɨ
×××

Ting...tong...

Bel rumah mewah milik keluarga Leonald berbunyi menandakan ada tamu. Salah satu pembantu di mansion itu pun berjalan cepat untuk membukakan pintu pada orang yang memencet bel.

Pintu terbuka memperlihatkan seorang gadis cantik yang tak lain, adalah Bella sendiri dengan wajah datar, ciri khasnya.

"SIAPA BI?" teriak Wanita paruh baya dari dalam rumah dan dapat di dengar oleh Bella.

"Non Ara nyonya," jawab pembantu itu, awal nya kurang percaya tetapi semakin di perhatikan memang di depannnya adalah anak dari majikannya.

Bella kemudian masuk tanpa mengucapkan satu kata pun. Berjalan dengan wajah datar dan dingin, meskipun begitu ia masih terlihat cantik.

Tanpa kacamata dan muka yang benar-benar polos tanpa cushion maupun foundation warna gelap. Terlihat sangat cantik. Sebelumnya, Pembantu yang membukakan pintu sedikit terkejut dengan perubahan anak dari majikannya itu. Cantik banget sehingga ia sulit mengenali nona mudanya sendiri.

"Siapa lo? main masuk-masuk gitu aja di rumah ini," ucap seorang gadis menatap sinis Bella, Bella tau kalau gadis di hadapannya ini adalah Adriana, kakak perempuannya.

"Kalian enggak tau? Apa segitu berubahnya yah gue sampai lo gak bisa kenalin, yaudah kenalan dulu deh gue ARABELLA CITRA, mulai saat ini panggilan gue bukan Ara tapi Bella!" ucap Bella sedikit teriak ketika menyebut nama lengkap Ara tanpa marga Leonald, membuat perhatian yang lain nya teralih ke arah mereka.

"Ada apa di depan, Mom?" tanya Arvand menatap istrinya yang bernama Shintia.

"Aku juga kurang tau, Mas," jawab Shintia. Tanpa menunggu lama Arvand keluar untuk melihat kebisingan yang terdengar tepat di ruang tamu.

"Ada apa ini?" instruksi tegas keluar dari mulut Arvand membuat Bella memutar matanya malas, dia menatap Arvand dengan dingin.

"Tidak mengenal saya, huh? Oh, sebentar." Bella mengambil benda yang ada di saku celananya, benda itu adalah kacamata yang selalu Ara pakai dan kini dipakai oleh Bella kembali.

"Sekarang tau? Kalau sudah tau, saya permisi untuk ke kamar, karena saya butuh istirahat!" ucap Bella.

Tanpa menunggu jawaban, Bella langsung berlalu begitu saja melewati keluarganya tanpa adanya rasa bersalah.

Langkah Bella berhenti tepat di depan pintu kamar yang diyakini adalah kamar milik Ara, tertulis dengan jelas di papan nama yang tergantung di pintu kamar itu adalah nama lengkap Ara.

Bella langsung masuk dan tak lupa mengunci pintu kamarnya, karena dia tidak suka jika ada seseorang yang masuk ke kamarnya. Mulai detik ini kamar Ara menjadi miliknya juga, begitu pula dengan apa yang berkaitan dengan Ara di ambil alih olehnya, karena saat ini jiwanya berada di tubuh Ara.

"Selera kita ternyata enggak jauh beda yah, padahal gue udah mengira kalau kamar lo bakal kayak cewek-cewek alay. Ternyata enggak," ucap Bella menatap sekeliling kamar Ara yang bernuasa hitam-putih.

Tak ada warna lain kecuali warna hitam dan putih. Kebetulan sekali warna itu adalah warna kesukaan Bella.

"Badan gue lengket, butuh mandi," ucap Bella langsung menuju kamar mandi untuk melakukan kegiatan bersih-bersih nya.

Selama 30 menit, Bella keluar dengan handuk yang melilit tubuh nya. Bella berjalan menuju walk in closet. Di sana banyak baju oversize khas style Ara.

Badgirl Transmigrasi || E-book✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang