PENGHADANGAN DI KINCIR MERH

33 6 2
                                    

Sudah jauh lewat tengah malam, ketika Arnold dengan Adler akhirnya tiba kembali di rumah penjaga hutan. Nyonya Barbetje dengan tidak sabar sedang menantikan kedatangan kedua orang itu.

Detektip itu tidak lama kemudian dapat beristirahat, karena keesokan harinya pagi-pagi ia sudah harus bangun lagi.

Adler menganggap sebagai soal kehormatan baginya untuk tidak bangun lebih siang daripada saudara sepupunya, lalu hendak ke desa lagi untuk meminjam kereta salju. Akan tetapi Arnold tidak mengizinkannya.

"Jangan meminjam kereta salju! Itu akan terlalu menyolok dan saya tidak mau pada saat terakhir membuat kelalaian, karena kesalahan yang kecil pun dapat mengacau-balaukan segala-galanya. Saya akan berjalan kaki. Nanti sore saya akan kembali lagi. Setelah itu sekali lagi kita mengunjungi kincir dan nanti malam permainannya akan dimulai!"

"Sekali lagi mengunjungi kincir?" Tanya penjaga hutan.

"Benar. Tadi malam di tempat tidur, telah saya buat suatu rencana, yang masih akan saya rundingkan dengan komisaris polisi. Saya kira, ia akan setuju. Menurut rencana itu, Kincir Merah itu akan digunakan sebagai perangkap untuk menangkap Hantu Hutan dengan gerombolannya."

"Hmmmm." Geram penjaga hutan, "Saya harap pemilik kincir menyetujuinya. Sebab dengan demikian ia mempertaruhkan nyawanya!"

"Itu sudah pasti. Akan tetapi ia pun akan mendapat hadiah yang seimbang dengan jasanya, itu pasti akan saya usahakan."

"Dan bagaimana dengan saya?"

"Anda juga mengharapkan hadiah?" Tanya Arnold dengan tertawa.

"Bukan itu maksud saya. Saya hanya ingin turut berperan, lain tidak. Dan tentang itu sampai sekarang anda belum mengatakan apa-apa, belum memberikan perintah untuk saya."

"Itu masih akan menyusul. Namun saat ini saya ada permintaan untuk anda. Saya memerlukan setumpuk besar bungkusan-bungkusan, kotak-kotak, karung-karung yang berisi padat, dan lain-lain, yang menimbulkan kesan seolah-olah isinya barang-barang selundupan yang berharga. Tetapi isi sebenarnya tidak lain daripada kain-kain bekas, batu dan sampah. Mengertikah anda?"

"Haha!" Kata Adler sambil mengangguk, "Saya mengerti maksud anda. Barang-barang itu hendak anda serah terimakan kepada Hantu Hutan!"

"Benar. Bungkusan-bungkusan itu akan diangkut oleh sepuluh orang, yang saya maksudkan dalam gudang itu."

"Dan orang-orang itu sebenarnya orang-orang polisi dalam penyamaran, bukan demikian?"

"Tepat! Dan mereka boleh tetap membawa senjatanya, karena mereka hendak melaksanakan suatu tugas yang berbahaya, yaitu bermain sebagai penyelundup. Semua itu akan saya atur dengan baik bersama komisaris. Bantuan anda untuk sementara baru mengenai bungkusan-bungkusan itu. Bagaimana pendapat anda, akan berhasil atau tidak?"

"Sudah pasti, saudara sepupu. Pagi hari akan dipersiapkan bungkusan-bungkusan itu. Barang-barang itu akan diikat dengan kencang, supaya gerombolan penyelundup, yang menerimanya, tidak lekas-lekas dapat mengetahui isinya."

"Itu pendapat yang baik!" Kata Arnold sambil mengangguk.

"Akan tetapi, marilah, saya akan minum secangkir kopi lagi dan makan sedikit. Sudah itu saya harus berangkat lagi."

Dan itu pun terjadi. Menjelang pukul sepuluh Arnold sudah berada di ruang kerja komisaris. Komisaris itu, mendengar dengan penuh perhatian ceritera tamunya tentang percakapannya dengan Hantu Hutan di dalam gudang dekat tambang dan terutama perhatiannya itu tertarik oleh ceritera Arnold tentang pengalamannya dengan Wilhelmi dan Schulze.

Komisaris itu mula-mula menggerutu tentang orang-orang terkutuk di Hohenthal, yang mau saja dijadikan budak oleh Hantu Hutan itu dan ia mengancam akan menghukum mereka yang bersalah. Akan tetapi detektip itu mengingatkannya, bahwa mereka melakukan perbuatan itu bukan karena suka, melainkan karena tekanan-tekanan yang terlalu berat dirasakan oleh mereka. Lagi pula pada saat ini mereka sudah berubah haluan. Mereka sudah bekerja untuk polisi. Kenyataan itu harus meringankan perbuatan mereka di masa lampau.

HANTU HUTAN DI PERBATASANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang