57. Papah?

569 44 0
                                    

57

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

57. Papah?

"Kata Bunda, aku punya Papah dan Kakak."

"Kata Bunda, hidung aku mirip Papah, benarkah? Bahkan lihat wajah Papah pun aku nggak pernah."

Sea menghela napas lalu menunduk, melihat batu kerikil di depan sepatunya yang entah sudah berapa jauh ia bawa dalam setiap langkah kakinya sepanjang trotoar tadi. Bahkan ia sampai tidak sadar jika ia sudah berada di jalan depan.

Sea memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jasnya sembari berjalan ke arah halte yang tidak jauh dari tempat ia berdiri itu. Belum saja ia duduk di salah satu bangku, klakson mobil langsung terdengar membuat Sea tersentak hingga beberapa orang yang sedang menunggu memusatkan semua pandangannya padanya.

Kenapa mereka semua menatapnya?

"Nak, sepertinya pacar mu menjemput."

Sea yang mendengarnya sontak langsung membalikkan badan, benar saja mobil Azka yang berada di depan halte. Jadi, suara klakson mobil yang terdengar sangat keras itu mobil Azka? Karena Sea pikir jika suara klakson mobil itu hanya mobil yang lewat saja.

Kaca mobil di bagian sebelah pengemudi terbuka, Sea melihat Azka menundukkan kepalanya dan menatap ke arahnya. Sea pun mengerti dengan ekspresi yang Azka tunjukkan, ia segera membuka pintu di bagian sebelah pengemudi itu, setelah Sea selesai memakai sabuk pengaman, Azka mulai melajukkan mobilnya.

"Kenapa ngerjain soal keduanya cepat banget?" tanya Azka menatap Sea yang kini hanya diam sambil memeluk tas gendong berwarna merahnya.

"Aku cuman mau sampai di panti cepat."

Azka mengulum senyum mendengarnya. Alasan macam apa itu?

"Tadi Guru Matematika komplain tentang soal di kertas ulangan Matematika lo yang isinya kebanyakan asal."

Kedua mata Sea membola menatap Azka. "Ta―pi, tapi aku isinya bener ko!"

Azka menahan senyum gelinya, sebelah tangannya terangkat untuk menjawil hidung Sea dengan gemas. "Mana mungkin Guru Matematikanya yang salah, hmm? Karena lo ngerjain soal cuman lima menit, dan Guru Matematika pastinya langsung cek kertas ulangan lo."

"Iya, aku isinya emang asal." Jujur Sea menghela napas dan benar-benar menyandarkan punggungnya pada kursi.

"Lo sakit?" tanya Azka yang benar-benar tidak bisa di pungkiri jika raut wajahnya benar-benar terlihat sangat khawatir sekarang.

Di ruangan tadi, Azka yang melihat Sea mengerjakan soal Matematika begitu cepat ia sempat bertanya-tanya dalam hati, maka dari itu Azka cepat-cepat segera menyelesaikan soalnya dalam kurun waktu 25 menit, lalu setelahnya ia langsung mengambil mobil dan menyusul Sea yang mungkin masih di jalan, dan benar saja ia bertemu Sea yang hendak duduk di halte bus jalan depan.

Saat ulangan di mulai hingga tadi melihat Sea begitu cepat mengerjakan soal Matematika-nya Azka lihat gadisnya itu tampak tidak ada semangat sedikit pun. Azka pun segera meminggirkan mobilnya ketika mendengar helaan napas dari gadisnya lagi.

AZKASEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang