thirteen

2.1K 125 5
                                    

hi! do you miss imperfect?

-imperfect-


"jelek, ini pudingmu" ucap Jeno acuh sambil meletakkan puding Jaemin keatas meja makan pasien. Tentu saja Jaemin senang melihatnya, apalagi itu adalah puding coklat, berbentuk kura-kura pula!

Jaemin memakan pudingnya sambil menggoyangkan kepalanya senang. Tiba-tiba, pergerakan tangannya menyendok puding berhenti, ia memikirkan bagimana dia menjelaskan kepada teman-teman yang lain bahwa suaranya sudah kembali.

"j-jen.." jeno melirik kearahnya sebentar lalu mengalihkan tatapannya ke ponselnya lagi.

"tidak usah  bilang kalau tidak siap, ck dasar merepotkan" Jeno beranjak dari duduknya, menuju pintu keluar dengan suara sepatu pantofelnya yang berbunyi nyaring, ia baru menyadari Jeno memakai setelan jas dan sepatu pantofel yang berkilau.

Jaemin menyingkirkan puding kura-kura yang baru ia makan dua potong besar– sebut saja setengah. Ia menatap kosong kearah pintu.

Tak berselang lama, Jeno menampakkan wajahnya di ambang pintu, menegur Jaemin agar segera berkemas dan pulang, itu akan membuat beban Jeno berkurang.

Jaemin beranjak mengganti baju rumah sakitnya dengan hoodie tosca kesukaannya dan training hitam lalu memakai sneakers putih. Ia keluar menenteng tas baju kotornya dan menyusul jeno yang duduk di kursi tunggu. Ia menepuk bahu Jeno sekali untuk menunjukkan atensinya.

"sudah? Ayo kubawa ke suatu tempat" Jaemin menaikkan alisnya sebelah.

"ikut saja." lalu Jaemin hanya mengangguk patuh dan mengikuti langkah lebar Jeno didepan sana.


•••

Kini mereka berada di dalam mobil milik Jeno, Jaemin berkali-kali melirik ke arah pria tersebut gelisah dan ingin mengatakan sesuatu.

"ingin bertanya?" ucap Jeno tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.

"kita.. akan kemana?" tanya Jaemin pelan, tapi pendengaran Jeno masih cukup bagus untuk mendengarnya.

"ke makam saudaraku" ucap Jeno

"nono.. memiliki saudara ya?" batin Jaemin.

•••

"turun." ucap Jeno singkat

Ya, mereka telah sampai di rumah abu, agak tidak pantas bagi Jaemin untuk masuk, ia menarik lengan baju Jeno.

"apa"

"k-kau tau.. aku terlihat terlalu mencolok untuk ukuran seseorang yang akan mengunjungi makam" cicitnya

"tuhan tidak menilai apa yang kau pakai, tapi apa tujuanmu." mendengar itu, Jaemin mendongak untuk melihat wajah tegas Jeno, namun tak bertahan lama karena yang ia lihat wajah sedingin es milik Jeno, menurut Jaemin wajah seperti itu sangat tidak enak dipandang.

Dengan 'sangat terpaksa' Jeno menggandeng tangan Jaemin agar pemuda tersebut mau masuk bersamanya kedalam rumah abu.


Tiba-tiba Jeno menghentikan langkahnya, membuat Jaemin menabrak punggungnya, Jaemin terpental mundur beberapa langkah lalu mengusap dahinya yang bertabrakan dengan punggung tegap Jeno mau bagaimanapun, punggung Jeno tetaplah kokoh.

(im)perfect | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang