Saat sedang entengnya menonton, Marvel mendengar ketukan pintu dari luar.
Ia berjalan kearah pintu tanpa ragu.
Ceklek!
Pintu rumah Marvel terbuka mendapatkan satu seorang pria paruh baya. Dan satunya lagi seorang laki-laki yang masih muda.
"Kalian siapa?" Tanya Marvel was-was.
"Lo ada lihat cewek gemoy, rambutnya panjang, punya mata, punya hidung, punya bibir, punya-- Aww" Laki-laki yang sedang menyebutkan ciri-ciri orang yang ia cari terhenti oleh siku ayahnya yang menyenggol perutnya yang Twopack.
"Maaf. Anak saya baru keluar dari rumah sakit jiwa" Ucap pria paruh baya membuat lelaki yang berada disampingnya melotot. "Saya dan anak saya ini ingin mencari Gadis kecil yang tingginya sebahu saya. Rambut panjang. pipinya agak gede. Masnya tau?" Tanya Pria itu tanpa memperdulikan pelototan anak laki-lakinya.
"Reyna?" Beo Marvel
Pria itu adalah Bastian. Papi Reyna. Dan kalian pasti sudah tau anak laki-lakinya.
"Nah iya cok. Adek gue tuh. Tadi bapak songong gue ngelacak. Nah tempatnya ngarah kerumah ini. Ada gak?" Sembur Abian.
"Reynanya lagi tidur om. tapi tenang, saya gak ada apa-apa'in anak om" Ucap Marvel memberi penjelasan.
"Mari saya antar om" Marvel mempersilahkan Abian dan Bastian masuk dan berjalan kearah kamar yang ditempati Reyna.
Marvel membuka pintu kamar Kakaknya dan mendapati Reyna yang sudah tidur dengan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Na... Dek..." Panggil Abian memggoyangkan lengan Reyna.
Reyna terusik dan melenguh. "Enghh...". Reyna membuka matanya dan samar-samar melihat wajah jelek Abangnya.
Mata Reyna sudah sepenuhnya terbuka. "Eh papi? Abang? Kok disini?" Reyna mengucek-ngucek matanya.
"Jemput lo lah. Yakali maling" Sewot Abian.
Reyna mendelik kesal. "Kak... Reyna boleh pulang kan?" Pamit Reyna.
"Hahah. Boleh lah" Marvel terkekeh lucu.
"Makasih kak udah kasi tumpangan ke Reyna" Reyna berjalan kearah papinya. Namun sebelum itu, dia mengambil tas selempangnya.
"Pi... Gendong..." Rengek Reyna merentangkan tangannya.
Bastian tersenyum. Badannya yang kekar mengangkat tubuh mungil Reyna kedalam gendongannya.
"Ck. Kalo gue yang diminta gendong, kagak pernah digendong. Giliran di Reyna, langsung digendong. Dikasi senyuman lagi" Abian melirik kesal kearah Bastian.
Reyna mengalungkan tangannya dan menumpukan pipinya dibahu Bastian.
"Yaudah, bro. Gue balek. Btw kita blom kenalan. Gue Abian terkece anaknya mami Misel dan papi Bastian yang songong" Ucap Abian mengulurkan tangannya.
"Marvel bang" Ucap Marvel.
"Ck. Emang gue setua itu dipanggil abang?" Abian berdecak.
"Ya... kan gue seumuran si Reyna" ucap Marvel lirih.
"Yaudah kali. Emang kamu tua. Yaudah Marvel, om balik lagi ya. Mau pulang sama mau buang anak om yang laki-laki. Gak ada guna soalnya" Ucap Bastian bercanda.
"Yee... yang dipuji Reyna doang. Emang ya... orang ganteng ternistakan selalu" Ucap Abian mendramatisir.
"Itu mah derita kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE RAY (END) ✔︎
Dla nastolatków"Lo pacar gue! Dan milik gue selamanya" Ucap lelaki itu memegang lembut dagu Reyna "Kamu mau Reyna jadi milik kamu? Tapi, Reyna gak mau..." Tolak Reyna lembut menatap kedua manik mata cowok tersebut dan tak lupa bibir yang dimanyunin kedepan menanda...