Jaehyun berjalan di belakang Rion yang berlarian mengejar bola di pinggir pantai. Bocah empat tahun enam bulan itu terlihat bahagia kembali bertemu dengan laut biru dan pasir putih setelah sekian lama. Bahkan, hampir satu jam berlarian mengejar bola di bawah sinar matahari yang terik, Rion tidak juga terlihat lelah.
"Papa, tangkap!"
Grep
Reflek Jaehyun bergerak cepat menangkap bola yang dilempar Rion.
"Lempar lagi, Pa!" Rion loncat-loncatan sambil mengangkat tangannya ke udara—bersiap menerima lemparan bola dari sang papa. Tapi, belum sempat bola itu dilempar, kakinya sudah terlebih dahulu tergelincir dan ia jatuh ke laut dengan posisi wajah duluan.
Jaehyun panik dan langsung mengangkat tubuh Rion yang basah kuyup terkena air laut. Wajahnya juga kotor terkena pasir basah.
"Jangan dikucek." Jaehyun menahan tangan Rion yang mencoba menggaruk matanya yang kelilipan pasir.
"Papa, Rion nggak bisa lihat! Huweeee." Tangis Rion pecah/.
"Bisa." Jaehyun menyeka wajah Rion dengan lengan bajunya yang panjang. "Coba buka matanya."
Dengan takut-takut Rion mencoba untuk membuka matanya namun masih tidak bisa. "Perih, Pa. Mata Rion sakit."
"Pakai ini untuk basuh muka Rion." Gunho tiba-tiba sudah berada di sisi kiri Jaehyun sambil membawa dua botol air mineral. Wajah laki-laki paruh baya itu terlihat khawatir.
Meski sedikit canggung—karena ini adalah kali pertama Jaehyun dan Gunho bersikap normal—Jaehyun menerima botol air tersebut dan membasuh wajah Rion sampai bersih. Ia juga tidak lupa meniup sedikit mata sang anak agar pasirnya hilang.
"Sudah nggak sakit matanya sekarang?" tanya Jaehyun saat Rion sudah berhasil membuka mata.
Rion menggeleng sambil memamerkan gigi susunya yang berderet rapi. "Rion sudah sembuh."
"Nggak perih lagi?"
"Nggak perih."
"Kalau masih ada yang sakit bilang Papa, ya."
"Oke, Papaaaa." Rion mencubit bibi Jaehyun dengan gemas. "Ayo main lagi, Pa."
"Papa capek. Baju Rion juga kotor, nih. Sudah saatnya mandi terus kita pulang."
"Nggak mau! Rion masih mau main bola." Rion meronta digendongan Jaehyun.
"Main bola pakai baju basah gini nanti diomelin Mama, loh."
"Mau main bola!"
"Yaudah, Rion mainnya sama Kakek saja." Gunho tiba-tiba menawarkan diri.
"Rion mau main sama Kakek." Jaehyun menurunkan Rion yang meronta terus menerus. "Papa pulang aja duluan, nanti Rion pulangnya sama Kakek ya, kan Kek."
Dengan percaya diri Rion menggandeng lengan Gunho dan melambaikan tangan—secara nonverbal menyuruh Jaehyun pergi.
"Ayo kakek kita main bola." Dengan tidak menghiraukan Jaehyun lagi, Rion langsung bermain bola dengan kakeknya. Melihat pemandangan itu, dada Jaehyun menghangat. Selama ini, di mata Jaehyun Gunho adalah orang keras. Jadi, melihatnya begitu sayang dengan Rion seperti membuka mata Jaehyun kalau mungkin Gunho sudah berbubah dan Gunho juga memiliki sisi lembut yang tidak pernah diketahuinya.
Netra kelam Jaehyun kemudian beralih ke dua sosok perempuan yang menunggunya di bawah lindungan payung pantai besar berwarna merah. Saeri sedang mengepang rambut panjang Chaeyoung sambil mengobrol. Tidak tahu apa yang mereka obrolkan tapi, terlihat dari senyuman kedua wanita itu, bahan obrolan mereka sepertinya sangat menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Valentines ✔️
Fanfiction[SELESAI] Tentang Jaehyun yang setengah mati menyembuhkan luka dan Chaeyoung yang berkali-kali menggariskan batasan. Lalu ada Rion yang hanya peduli dengan kodok peliharaannya. ------ Rating : R-18+ ------ Started : 04 April 2021 Complet...