29. Masalalu Lera-Hera

70.9K 7.6K 229
                                    

Lima jam sudah berlalu. Sejak kejadian Hera yang tertabrak mobil box tadi anak itu belum sadar. Benturan dikepalanya yang amat keras itu membuat beberapa bagian kepalanya mengalami kelumpuhan.

Semenjak kejadian itu juga Gino terus-terusan membentak Lera.

"INI SEMUA GARA-GARA KAMU ALERA!"

"Ayah udah bilang jangan main keluar rumah, jaga adik kamu. Kenapa kamu nggak negur dia!" bentak Gino.

Lera hanya diam, ia tak berani menatap Gino. Anak kecil berusia lima tahun itu hanya bisa menangis sesenggukan dipelukan ibunya.

"Yah udah yah, ini bukan salah Lera. Jangan bentak Lera kaya gitu dia masih kecil" ucap Dewi, ia tak tega jika Gino menyalahkan Lera.

"Ngapain bela anak bodoh kaya dia?! Apa kamu sengaja dorong Hera supaya Hera jatuh? Iya?!" ucap Gino dengan amarahnya yang masih bergemuruh.

Lera menggeleng cepat, seusil apapun dia. Ia tak akan pernah mencelakakan adiknya sendiri.

"Bohong"

Plak

"YAH!"

"Berani kamu bentak suami kamu sendiri?!"

Lera semakin menangis sesenggukan melihat pertengkaran orangtuanya. "Ayah, Lera udah bilangan adek hiks supaya nggak keluar tapi dia ngeyel. Lera hiks juga nggak dorong Hera."

Gino menggenggam pergelangan tangan Lera kuat, tangan kecil itu terus bergetar dan terasa nyeri. "Ini semua ulah kamu! KAMU YANG BIKIN ANAK SAYA CELAKA!"

Dewi segera menarik tangan Lera dan menyembunyikan tubuh kecil anak itu dibelakang tubuhnya. "Inget yah dia juga anak kamu! Ada bukti apa kamu nyalahin Lera?!"

"Ini semua udah takdir tuhan. Jangan bertindak gegabah dan ngelukain anak kamu sendiri!" Dewi terus menjelaskan pada Gino untuk tetap tenang.

Perasaannya sendiri juga semrawut, tapi apa bisa ia ikut menyalahkan Lera. Bahkan anaknya juga masih kecil, perlakuan yang kasar juga tak akan merubah Hera menjadi mendadak sadar.

Gino mengusap wajahnya frustasi. Entahlah hatinya tiba-tiba menghitam, tak ada lagi rasa kasian atau tega ketika ia menyakiti anaknya sendiri. Pria itu tak akan membiarkan satupun orang yang menyakiti anaknya, tapi tanpa sadar kali ini ia yang menyakitinya sendiri.

Beberapa jam setelah dokter melakukan perawatan pada Hera, dokter itu menyampaikan kabar buruk.

Mungkin ini sudah jalannya, tuhan terlalu sayang dengan anak itu. Disitu juga pada saat dokter menyampaikan hal buruk Gino murka, ia bahkan mungkin sudah tak menganggap Lera sebagai anak.

Lera dipaksa pulang dengannya untuk ia beri hukuman, awalnya Lera hanya mengira jika ayahnya akan menyuruh membersihkan semua sudut rumah.

Tapi itu saja tak cukup, pria itu mengguyur Lera dengan air terus-menerus, menampar pipi tembam itu hingga memerah. Bahkan ia mencambuknya dengan ikat pinggang.

Sejak meninggalnya Hera, hidup Lera tak lagi seperti dulu. Jika dulu saat Hera masih ada, ia akan selalu diberi pelukan hangat oleh ayahnya. Tapi tidak semenjak adiknya tak ada, hanya kedinginan yang ia rasakan. Entah itu di keluarganya, teman sekolah maupun tempat komplek.

Flashback Off

Perlahan air mata yang tadinya ia bendung mati-matian kini lolos keluar. Bahkan air mata yang Lera anggap sialan itu tak mau berhenti keluar.

Dito memeluk Lera erat, kedua kalinya ia melihat Lera menangis setelah dimana mereka berdua melaksanakan ijab kabul. "Hiks andai aja waktu itu Lera tanggap om"

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang