Mati?

400 49 17
                                    

Seoul,Korea

"Telah ditemukan sebuah piringan terbang makhluk asing di area sekitar sawah milik tuan Park..."

Klik...

Wendy mematikan TV yang sedang menyiarkan berita di kafe milik nya

"ada-ada saja siaran jaman sekarang" pikirnya sambil menggelengkan kepalanya

"apa tidak ada berita lain? Bagi-bagi duit gitu" gumamnya lagi sambil mengunci pintu kafe karena sudah pukul 23.00

Setelah mengunci pintu ia pulang kerumah sambil bersenandung dijalan yang sudah sepi. Tidak sedikit pula rumah yang sudah memadamkan lampu. Untung saja penerang jalan umum sudah di pasang pemerintah setempat lengkap dengan CCTV nya sehingga ia tidak perlu takut di jam malam saat jalan mulai sepi

Saat angin mulai bertiup kencang ia segera merapatkan coat berwarna beige kesayangan nya

"aish... Aku tak pernah terbiasa dengan ini" gumamnya sambil memasukan tangan pada kantong depan coat yang terlihat nyaman

"andai ada aku punya pacar yang menemaniku" gumamnya kecil

"eh... Kok ngenes" ia tersadar dan berhenti dari jalan nya untuk menertawakan sedikit kata-kata konyol itu sebelum akhirnya ia melanjutkan acara berjalan ria sambil sesekali menendang bebatuan kecil

Wendy memang terbiasa untuk berbicara sejak kecil mulutnya itu tidak berhenti untuk mengeluarkan suara entah itu bergumam, berteriak, bernyanyi, atau bersenandung oleh karena itu ia ingin membuka cafe miliknya sendiri agar ia bisa bebas berbicara ataupun benyanyi dengan orang-orang

Dukk...

"aduh..." rintih seseorang sambil memegangi kepalanya setelah tertendang batu yang salah sasaran dari Wendy

"kabur gak nih?" pikir Wendy berkecamuk hendak lepas dari tanggung jawab

" eh gak deng... tanggung jawab anjir..."

Akhirnya Wendy mendekati sosok misterius itu

"maaf saya tidak sengaja, anda tidak apa-apa?" ucap Wendy sambil memegang pundak figur tersebut membuat sosok itu berjingkat

"astaga anda berdarah" paniknya

"oh, tidak apa-apa" jawab sosok itu sesudah menoleh kepada pe-nanya

"ini sudah dari tadi, lihat? Ini sudah kering" lanjutnya yang membuat Wendy memantukan kepalanya

Tak cukup sampai sana, sosok itu terus membuat Wendy terkejut

Bagaimana tidak? Orang itu mengenakan pakaian kulit ketat warna-warni seperti baju renang di cuaca dingin dimana peranakan Kanada pun akan merasa kedinginan

Oh ya, jangan lupakan pupil mata hitam yang melebar hingga keseluruhan bola mata dan darah kering yang berada di daerah leher dan jemari nya

Saat sibuk dengan pemikiran nya, figur misterius itu bersin dan menggigil

"Oh... Kupikir special, ternyata sama saja" batin Wendy terkekeh dalam hati. Terlepas dari keanehan nya Wendy memberikan senyuman hangat

Lalu ia mengorek kantong coat dan mengeluarkan sebuah sapu tangan kecil yang lembut dari bulu domba berwarna biru dengan sedikit sulaman bertuliskan W di pojok kiri bawah

"ambillah" kata Wendy sambil menyodorkan tangan yang diterima dengan ragu oleh orang misterius itu

"Wendy" lanjutnya lagi membuat orang itu menatapnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Clarity - WenreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang