Warning!!
Drama keluarga yang menurutku meresahkan. Aku minta maaf karena gak ngasih warning di chapter bahaya sebelumnya.
[27]
Gang yang mereka tuju sudah ditargetkan.
Seokjin memang tak memberi tahu apapun. Mungkin karena tidak tau atau memang tak ingin memberi tahu.
Namun faktanya, gang yang diisi oleh Taeseok yang ternyata memiliki beberapa orang didalamnya ialah salah satu pusat edaran narkoba.
Tak ada yang menyangka, bahwa gang penuh sampah itu menjadi sebuah tempat rahasia yang baru diketahui.
Kepolisan setempat sudah berpencar tanpa seragam resmi.
Mereka berkeliling layaknya orang biasa.
Yoongi menunggu di balik mobil, dan Namjoon masuk sebagai pemancing.
Tentu bukan kedua pemuda itu yang melayangkan rencana.
Kepolisan setempat yang memang haus keadilan untuk penangkapan para pengedar. Bergerak gesit, begitu Yoongi memberikan laporan.
Yang mana membuat keduanya ikut serta dalam penyergapan yang sebelumnya dimintai oleh Namjoon dengan alasan bahwa anggota keluarganya ikut dalam komplotan itu.
Bluetooth earphone polisi terpasang apik di satu telinga Namjoon.
Suasana gelap yang walau pun di siang hari tak akan menembus cahaya. Tentu alat ditelinga itu tak bisa dilihat tanpa kernyitan dahi.
Langkah Namjoon perlahan namun pasti, begitu indera penciumannya mencerna suatu bau asing yang busuk.
Namjoon eratkan genggamannya pada udara sebelum lanjutkan langkah itu tegas.
Yang kemudian netranya mengernyit, menemukan satu kaki terlentang dibalik dinding.
Perlahan namun pasti, langkahnya melambat seiring deru nafas yang samar.
Dapat Namjoon rasakan pergerakan para polisi dari atas atap, berlari cepat tanpa suara.
Profesional memang melayangkan aksi dengan sangat keren.
Hanya saja, siapa yang bisa menolong Namjoon untuk menetralkan kecemasanya.
Hingga ia sampai untuk lebih leluasa dalam melihat.
Dua orang pria mabuk, terkulai lemas. Tidur tanpa busana atas dan lelehan muntah mengelilinginya.
Terlihat menjijikan dipandang. Apalagi bau semerbak busuk itu mulai menguasai indera penciuman Namjoon. Walau di menit kelima ia sudah terbiasakan hal itu.
Ada sebuah pintu yang selip terbuka, gelap memang sudah berada disekitarnya. Tapi suasana didalam sana benar benar parah.
Namun Namjoon yakin, tak banyak dari mereka berada disini.
Kondisi orang orang dalam keadaan sakau. Berkeringat dingin dan bergetar, mereka seperti berada disebuah lemari pendingin daging dalam kurun waktu beberapa jam, terjebak disana dan tak mampu meminta pertolongan.
"Permisi"
Bodoh. Kenapa ia malah menyapa dengan kalimat yang sopan.
Namjoon hanya tak pernah berada disituasi demikian.
Ketakutannya bertambah begitu salah satu dari mereka membuka mata.
"Oh? Om duit. Sini om duit" seseorang diantara mereka bersuara. Netra yang masih terpejam namun tangan yang melambai menyuruh Namjoon mendekat. Orang tua itu bersuara dengan nada anak kecil, namun mata merah dan intonasi berat itu benar benar luar biasa menyeramkan. Walau pun dia tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Keluarga?! 2 | END
Teen FictionLanjutan dari [Bukan Keluarga?!] (Buku Ketujuh Publish) Rumah yang disiapkan untuk menyambut satu orang yang telah tiada, keenam pemuda itu kembali demi menghilangkan kekosongan terdalam. Akan tetapi ternyata orang yang tidak diharapkan datang, me...