Part ini Flashback-an orangtuanya Abqa.
London, Inggris.
Seorang gadis dengan tampilan yang sangat modis keluar dari bandara dengan menggeret kopernya. Ia berjalan menuju sebuah sedan hitam yang terparkir rapi didepan bandara dengan seorang pria yang berdiri disampingnya. Ia menyerahkan koper itu padanya.
"Anda pulang saja, saya akan menyetir sendiri. " Perintahnya.
Pria itu nampak enggan. "Tapi saya ditugaskan oleh tuan besar untuk mengantar nona sampai kerumah. "
Pria itu adalah salah satu dari banyaknya bodyguard yang di pekerjakan oleh ayahnya untuk menjaga Daisy. Daisy suka dengan semua perhatian yang ditujukan padanya. Tapi dia tidak suka jika kemana-mana harus diikuti.
"Biar itu jadi urusanku. Kau pergi saja. " Perintahnya tanpa ingin dibantah.
Pria itupun pergi meninggalkan Daisy seorang diri.
Daisy masuk kedalam mobil dan melepaskan kacamata hitam yang ia kenakan. Ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Baru beberapa menit diperjalanan tiba-tiba mobil yang dikendarainya berjalan dengan tersendat-sendat dan perlahan berhenti ditengah jalan.
"Oh shit! " Daisy memukul stir mobil dengan kesal.
Tak berselang lama ada seseorang yang mengetuk kaca jendela mobilnya. Ia menengok, terlihat seorang pria diluar sana. Ia keluar untuk menghampiri pria itu.
Mungkin dia bisa dimintai pertolongan. Pikir Daisy.
Baru saja keluar dari mobil ia sudah kena semprot omelan pria itu.
"Lain kali jangan berhenti sembarangan ditengah jalan. Bisa membahayakan pengemudi lain, untung jalanan lagi sepi. Coba kalau ramai pasti sudah terjadi tabrakan beruntun. "
Daisy memutar bola matanya malas. "Aku juga tidak akan berhenti disini kalau mobilnya gak berhenti sendiri. "
"Mogok? "
"Maybe." Jawab Daisy seadanya.
Tanpa diminta pria itu menghampiri mobil Daisy dan mengeceknya.
"Cuma habis bensin. " Katanya.
Daisy merutuki dirinya sendiri karena tidak mengecek dulu ketersediaan bensin di mobilnya dan sekarang tidak ada pom bensin disekitar sini.
Niat hati ingin bebas dari pak tua itu tapi kini malah apes.
"Kirain bakalan dibantuin eh malah ditinggalin. " Monolognya saat melihat pria itu berlalu menuju mobil sport dibelakang sedan hitamnya.
Daisy masih setia memperhatikan pria itu, terlihat pria itu mengambil sebotol air mineral besar dengan satu selang kecil yang cukup panjang.
Pria itu membuka tutup botol dan membuang isinya ke pinggir jalan. Lalu membuka tangki bensin mobilnya dan menyedotnya menggunakan selang tadi.
Daisy mengernyit. "Apa saking hausnya dia jadi mau minum bensin? Tapi kenapa air yang ada di botol malah di buang? " Monolognya lagi.
Ternyata pria itu bukannya meminum bensin tapi mengambilnya untuk ditampung di botol air mineral itu. Setelah botolnya penuh pria itu menghampiri mobil Daisy dan mengisikan bensin tersebut.
Daisy yang melihatnya pun merasa takjub karena baru pertama kali ia melihat yang seperti itu. "Wow impresif. " Sambil bertepuk tangan layaknya anak kecil yang sedang melihat pertunjukan.
Pria itu mendekati Daisy dan menyentil dahinya dengan cukup keras. "Ck seperti anak TK saja. "
"AW." Daisy mengerucutkan bibirnya kesal.
"Itu tidak gratis. " Ucap pria asing itu.
Daisy mengangguk dan menyerahkan beberapa lembar uang kertas pada pria itu.
"Aku tak butuh uangmu. "
Daisy mengernyit kan dahinya. "Lalu? "
"Aku ingin kamu menjadi istriku. " Lanjut pria itu dengan enteng.
"WHAT? " Hampir saja ia menjatuhkan rahangnya.
Daisy menilai penampilan pria didepannya dari atas sampai bawah. Kelihatan tidak sopan memang tapi lelucon macam apa ini. Pria didepannya ini ingin menjadikan seorang Daisy sebagai istrinya?
"Will you marry me? " Ulang pria itu.
Daisy histeris. "BIG NO.... In your dream. "
Bagi Daisy penampilan adalah yang utama karena dia seorang fashion designer. Sedangkan pria didepannya itu tidak memenuhi syaratnya sedikitpun.
Jika kalian berpikir pria itu tampan seperti aktor korea maka kalian salah besar.
Pria itu memakai kemeja yang dimasukan kedalam celana bahan hitam panjang dengan rambutnya yang klimis dan jangan lupakan kacamata bulat tebal yang bertengger di hidungnya.
Sedangkan Daisy dari ujung kepala sampai ujung kaki penamilannya terlihat sekali bahwa dia berasal dari kalangan highclass dengan semua barang branded yang melekat ditubuhnya.
Pria itu nampak terkejut dan mengerjapkan matanya. Mungkin dia terkejut dengan suara Daisy yang sangat keras dan jawaban yang diberikan.
"Yeah... Aku juga tidak serius saat mengatakannya. " Kata pria itu dengan cuek bebek.
Daisy melongo mendengarnya.
Orang ini menyebalkan sekali. Batin Daisy.
"Oh God, orang gila dari mana ini. " Gumamnya pelan tapi masih bisa didengar oleh pria didepannya.
Pria itu melotot tak terima.
Berani sekali wanita ini mengataiku. Batin Bryan
Panas matahari sedang terik-teriknya siang ini ditambah lagi dengan adanya pria menyebalkan didepannya. Membuat emosi Daisy dengan cepat naik keatas ubun-ubun.
"Hey masih untung aku mau membantumu. " Lanjut Bryan.
Daisy melirik nya sinis. "Tapi aku tidak meminta bantuanmu tuh. "
Bryan mengibas-ngibaskan tangannya. "Ya ya terserah kau saja. " Setelah itu dia melenggang pergi.
"HEY.... Terima kasih. " Teriak Daisy lalu masuk kedalam mobilnya.
Ia masih tau caranya berterimakasih pada seseorang yang telah membantunya. Dia tidak seperti namanya yang mencerminkan keanggunan. Ia memang sedikit bar-bar tapi bukan sombong.
A/ N :
Sekarang Bryan udah dipermak sama Daisy. Dan Abqa dari kecil udah dipakein style yang fashionable banget karena gak mau kalo sampe kayak suaminya🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITASI CINTA
SpiritualIni bukan cerita tentang seorang CEO muda yang jatuh cinta pada seorang gadis biasa. Bukan juga tentang perjodohan anak SMA. Apalagi kisah cinta dalam diam layaknya Fatimah Az-zahra. Ini adalah sebuah kisah GRAVITASI CINTA antara Aiza dan Abqa. Sem...