06_ rumah

23 3 6
                                    


Kini Mira berada dipemukiman yang sebelumnya belum pernah ia temui. Tak jauh dari taman kota, terdapat sebuah pemukiman para penduduk dengan tingkat ekonomi rata rata menengah kebawah, terlihat kumuh dan sempit untuk ditinggali.

🎀

Hampir 20 menit mereka berjalan namun tak kunjung tiba ditempat tujuan, suasana yang jauh dari keramaian jalan raya mampu menghadirkan kesunyian mendalam. Namun itu bukan apa apa sampai ketika Mira mendengar suara orang orang dewasa tertawa seraya bersendawa seakan akan menikmati malam yang liar.

Pada saat mereka melewati sebuah jalan setapak, terdapat sebuah bar bar kecil yang ramai dari arah berlawanan. Seketika Mira was was, belum pernah ia temui orang orang setres yang sedang dugem diluar bar sambil bersenang senang itu.

"Jangan takut Mira, kita hanya lewat, jalanlah lebih cepat" gumam nevan

Seketika Mira pun mengangguk mengikuti langkah nevan dan bocah kecil dengan cepat melewati tempat maksiat itu.

🎀

25 menit menempuh perjalanan yang melelahkan, kini akhirnya mereka sampai disebuah rumah tua berdinding rotan anyaman tanpa adanya lantai dibawahnya ditambah pondasi bangunan kuno yang kotor dan terlihat miring seakan tertiup angin sedikit saja akan roboh. Mira seketika menyesal ikut mereka pulang dari perjalanan panjang melelahkan dan kakinya sangat pegal, ia mengira bisa duduk beristirahat sejenak dirumah nevan, namun ia tidak yakin karena penampilan rumah yang terlihat tidak nyaman.

"Huuuh" hela nafas Mira

"Ini rumah kami, aku sudah mengatakan kepadamu supaya tidak ikut. Kami takut kau..." Ucap nevan dengan nafas tertahan

"Tidak apa apa, aku hanya datang mampir sebentar saja untuk menengok lalu pulang, itu saja" jawab mira

Meski nevan tidak mengerti mengapa Mira bersih keras ikut mereka pulang, bahkan tidak ada yang menarik di rumah ini, lelaki itu tetap berpikir positif tentang hal itu. Meskipun ia ragu karena dirinya mengerti kalau Mira bukan tipe gadis yang peduli.

nevan mempersilahkan Mereka masuk kedalam dengan alas kaki yang masih dipakai. bersamaan dengan hal itu suara tangisan seorang bayi menggema di tiap sudut rumah. Nevan langsung masuk dan pergi ke kamar dengan diikuti Mira dan si bocah itu, kemudian mira melihat nevan sedang duduk di kursi sambil menenangkan seorang balita yang kira kira berumur 11 bulan.
Mengingat nevan yang hanya memiliki satu kaki membuat Mira sangat ingin membantunya menggendong. namun ia urungkan lantaran gadis itu belum pernah mengendong seorang bayi dan khawatir jika bayi itu malah bertambah menangis kencang.

"Anak ini berada disini sendirian? Selama kalian pergi!?" Ucap Mira dengan nada yang sedikit tinggi

"Oh... Perkenalkan ini namanya Andi" ucap nevan seraya mengangkat balita yang masih menangis

"Dan bocah yang mencuri cemilanmu itu namanya amzar" lanjut nya

Mira seketika menoleh kepada ketiga nya baik nevan, Andi , maupun amzar. Setelah itu ia kembali menatap nevan
"Kau belum menjawab pertanyaan ku"

Akhirnya nevan menarik nafas dan mengebuskannya perlahan
"Iya, emm... Maksudnya aku menjaganya sementara Amzar pergi keluar. Tapi, karena dia belum pulang juga, akhirnya aku mencarinya dan aku menemukan kalian."

"Dan kau meninggalkan bayi ini sendirian?!" Ucap Mira terbelalak

"Andy masih tidur chalondra, lagipula penjahat mana yang akan menculik bayi kurus yang bahkan kurang nutrisi"

Chalondra ChalyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang