"Cowo lo mana cok?" Tanya Abian ketika melihat Reyna turun lagi.
"Bram lagi sakit" Ucap Reyna lesu.
"Princess papi kenapa? Kok gak ada semangat, hm?" Tanya Bastian yang baru saja lewat dengan Misel yang berada disampingnya.
"Reyna mau batalin perjodohan Bram sama Reyna" Cicit Reyna memilin ujung bajunya.
"Kok dibatalin? apa yang dilakuin Ray? Dia buat kamu sedih? Mau papa kasi pelajaran?" Tanya Bastian.
"Reyna lagi pengen fokus pendidikan" Ucap Reyna.
"Emang Ray setuju, perjodohan ini dibatalin?" Misel mengangkat bicara.
"Enggak" Reyna menggeleng.
"Selesai'in masalah kalian dulu. Entar kamu nyesel loh. Ray udah baik banget sama kamu" Nasehat Misel.
"Reyna pengen sendiri" Tanpa menunggu jawaban, Reyna berlalu darisana dan tidak jadi makan. Dia tidak mood.
Ia berjalan kearah kamarnya. Ia membuka dan mendapatkan Ray yang tertidur. Ck. Dia lupa kalau Ray berada dikamarnya.
Dengan langkah pelan, Reyna masuk kedalam kamarnya dan berjalan kearah meja belajarnya.
"Benar kata bang Bian. Cinta itu ribet" Ucap Reyna setengah kesal. Ia mendaratkan keningnya dimeja belajarnya.
Beberapa menit berlalu, ia beranjak dari kursinya dan pergi kearah kasurnya.
Lihat lah lelaki yang ada dikasurnya itu. Wajah polos itu sangat menyebalkan. Disini Reyna sedang pusing, dirinya enakan tidur.
"Bram..." Reyna membangunkan Ray dengan cara menggoyangkan tangannya.
"Ck. Kapan Bram jadi gak bisa dibangunin sih? Biasanya juga sekali senggol udah bangun" Reyna kembali menggoyangkan lengan Ray agak kuat.
Ray mengerjabkan matanya yang sangat lelah. Ia menoleh dan mendapat wajah yang terpancar kekesalan dan kesedihan secara langsung dari wajah Gadisnya.
"Kenapa?" Tanya Ray lemas dengan suara pelan.
"Bram tidurnya dikamar tamu aja. Reyna mau istirahat" Suruh Reyna mengangkat tubuh Ray yang sangat besar.
"Enggak... aku mau disini. Kalau mau, disini aja tiduran samping Aku" Tawar Ray.
"Ihh gak mau... belum sah! Nanti Mami marah" Alibi Reyna.
Ray tak memperdulikan perkataan Reyna. Ia menarik tangan Reyna hingga Reyna terjatuh dipelukan Ray.
Ray membiarkan Reyna tiduran diatasnya dengan tangannya yang memeluk erat pinggang Reyna.
"Ihh... Bram! Badan Bram anget. Gak suka" Reyna mendorong dada Ray yang keras itu dengan sekuat tenaga.
"Aku lepas kalau kamu mau tidur bareng aku" Ucap Ray memjamkan mata. Nyaman. Itu yang ia rasakan.
"Ck. Iya-iya" Ray melepas pelukannya dan membaringkan Reyna disampingnya. Tak mau membuat Reyna bergeser, Ray kembali mendekap tubuh Reyna.
"Sama Aja Bram!" Kesal Reyna. Tak urung juga dia membalas pelukan Ray.
"Bram..." Reyna mendongak mendapatkan Ray yang memjamkan matanya seakan tak ada hari esok untuk memeluk Reyna.
"Hm" Ray menjawab panggilan Reyna.
"Bram... masih cintakan sama Reyna?" Tanya Reyna pelan.
Sontak, mata Ray terbuka. Ia menunduk melihat wajah Reyna yang bersembunyi di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE RAY (END) ✔︎
Jugendliteratur"Lo pacar gue! Dan milik gue selamanya" Ucap lelaki itu memegang lembut dagu Reyna "Kamu mau Reyna jadi milik kamu? Tapi, Reyna gak mau..." Tolak Reyna lembut menatap kedua manik mata cowok tersebut dan tak lupa bibir yang dimanyunin kedepan menanda...