Kini malam pun tiba Mami Nadia dan Papi Alex pun sudah datang. Mereka tengah menanti kesadaran Stella.
Mereka trs saja merapalkan doa untuk Stella bagitu sayangnya mereka terhadap Stella.
"Enghh aduh"
Suara rintihan itu mengalihkan atensi mereka yang sedari tadi menunduk ambil berdoa. Dengan rasa terkejut dan bahagia, dengan terburu-buru mereka menghampiri brngkar Stella.
"Kamu gpp dek?"tanya Alde.
"Mana yang sakit?"tanya Kevin.
"Mau gw panggilin dokter?"tanya Fahri.
"Kenapa bisa gini?"tanya Rian.
Mami Nadia dan papi Alex hanya menatap ke 4 manusia itu dengan datar.
Stella yang masih linglung pun hanya terdiam mendengar pertanyaan ke empat lelaki tampan di depannya ini.
Dan tak lama kesadaran Stella terkumpul sempurna dan dengan tak ada perasaannya otak cantiknya ini tiba² saja memikirkan kejadian tadi malam dadanya sesak .
"Arghhh ak-aku kotor hiks hiks arghhh"Stella langsung mengamuk seketika dengan tak santainya dia menjambak rambutnya sendiri sedangkan human² yg mengelilingi brangkar nya menatap nya khawatir.
"Huaaa hiks hiks di-dia se-ntuh aku hiks a-aku k-kotor hiks hiks"
"Menjijikan arghhhh hikss hikss"
"Dek udah jangn gini Abang khawatir"ucap Aldebaran berusaha menahan tangan Stella yg terus menerus menjambak rambutnya sendiri.
"PANGGIL DOKTER CEPATT!!!"teriak papi Alex.
"Hiks ja-ngn sentuh ak-aku hiks ak-aku kotor hiks hiks di-dia hisk"
"PERGI KALIAN PERGI HIKS PE-PERGI ARGHHH HIKS HIKS AK-AKU KOTOR JANGAN SENTUH AKUUUU ARGHHHH!!!!!"
Tak lama kemudian dokter pun datang.
"PERGI KALIAN SEMUA HIKS HIKS JAHAT HIKS KALIAN JAHAT HIKS HUAAA ARGHHH PERGIII!!!!"Stella trs saja memberontak sampai² tangannya yang di infus berdarah.
Dengan susah payah dokter dan suster menahan Stella agar tak terus mengamuk dengan bantuan Aldebaran dkk. Alde memegang tangan kanannya, Kevin tangan kirinya, Fahri dan Rian memegang kakinya, sedangkan papi Alex dan mami Nadia di sofa Krn mami Nadia yg terus menerus menangis melihat keadaan Stella yang tdk baik² saja.
Dokter yang melihat Stella sudah di tahan agar tak terus mengamuk pun mengambil kesempatan itu untuk menyuntikkan obat penenang.
Selang beberapa detik Stella pun pingsan.
"Dokter bagaimana keadaan putri saya?"tanya mami nadia.
"Nona Stella mengalami depresi ringan, otaknya sudah tak sanggup menampung masalah yang terus berdatangan apa lagi sepertinya nona Stella ah maaf"ucap dokter itu tak enak.
"Tidak apa² dokter lanjutkan"ucap papi Alex.
"Sepertinya nona Stella sudah di perkosa sampai membuat mentalnya down seketika apalagi saya rasa nona sering kali meminum obat tidur dan obat penenang"
"A-apa?"tanya mami Nadia tak percaya.
Aldebaran dkk hanya diam membisu mereka merasa gagal menjaga Stella.
"Dan juga jika nona masih terus mengamuk seperti tadi mungkin saja dia benar-benar akan depresi berat atau bisa jadi gila"
"Saya harap kalian bisa terus menguat kan nona dan trs mendukung nya jangan sekali-kali menanyakan tentang kejadian itu apa lagi sampai nona mengingat nya maka mungkin nona akan kembali mengamuk seperti ini jika tak bisa mengendalikan diri"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stella Story [END]
General FictionRepost. Enjoy guys 💗. Ig, tiktok: @taxtr_ [VOMEN, FOLLOW, AND SHARE] ❥❥❥❥❥ Ini tentang Stella... Stella yang selalu dicaci maki, dibentak, ditendang, ditampar, bahkan dilecehkan. Jika di rumah Stella diperlakukan seperti...