BS|| Teror lagi

5 2 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari ini adalah hari baik menurut Aluna. Karena hari ini dan beberapa hari ke depan, ia bisa memiliki alasan untuk berdekatan dengan Aldebaran. Ingatkan dia untuk berterima kasih pada panitia anniversary tahun ini karena telah mengadakan lomba ini. Meskipun ekspresi yang ditujukan Aldebaran hanya datar, itu tidak masalah bagi seorang Aluna. 

Saat ini, Aluna dan Aldebaran sedang berlatih berjalan catwalk yang didampingi oleh teman sekelasnya. Mereka melakukannya di kelas, kebetulan pembelajaran tidak efektif dikarenakan para guru sedang disibukkan oleh acara ini. 

"Luna ayo, dong. Talentnya bukan Aldebaran doang, lo juga. Malah duduk aja sambil senyum-senyum," cibir Anara. 

"Gue lagi ibadah, Na." 

"Ibadah apaan, lo?" tanya Aldi. 

"Ibadah mengagumi ciptaan Tuhan yang indah," balas Aluna dengan pandangan ke arah Aldebaran. 

Teman-temannya menepuk kening mereka bersamaan. Mereka melanjutkan aktivitas masing-masing tanpa memperdulikan yang terjadi antara Aluna dan Aldebaran. 

"Suka, kok, sama manusia batu."

Aluna langsung mengakkan badannya kala mendengar seruan tersebut. Dia menatap tak suka pada Hani. Si bendahara kelas yang terkenal galak dan anti dengan laki-laki. 

"Yang lo sebut manusia batu itu cowok gue," sewot Aluna. 

"Dih, emang udah jadian?" tanya Hani remeh.

Bukannya membela, teman-temannya malah menertawakan Aluna. Mereka dibuat tertawa karena wajah masam Aluna. Aluna mencebikkan bibirnya kesal. Kesal karena ditertawakan, kesal karena Aldebaran diam saja, tidak ada niat untuk membelanya. 

"Aluna sayang, daripada lo sama si manusia batu itu, mending sama gue aja. Kalau sama gue, lo akan jadi ratu," ujar Fauzi si playboy kelas. 

Aluna menyentak tangan Fauzi yang bertengger di pundaknya. "Ogah gue sama manusia buaya kayak lo." 

"Uji, Uji. Lo kalau mau nggaet Aluna, mau lo kemanain bini-bini lo?" celetuk Anara. 

"Mereka buat cadangan, lah. Lo kalau mau tinggal bilang aja, Na. Pasti nanti gue jadiin yang kesekian, kok," ujar Fauzi sambil menaik turunkan alisnya. 

Anara melempar sapu di sampingnya ke arah Fauzi. Bukan rahasia umum lagi jika mereka sering tidak akur. Bahkan dari awal masuk pun, mereka tidak pernah akur. 

Aldebaran menatap malas manusia-manusia di hadapannya. Sungguh membosankan. Ia memilih tidur di mejannya. Tidak peduli apa yang mereka lakukan. Aluna yang melihat Aldebaran hampir tertidur, mendekati pria itu. Gadis itu duduk di sebelah Aldebaran sambil ikut merebahkan kepalanya di meja menghadap Aldebaran. Jadi, posisi mereka tertidur berhadap-hadapan. 

Black ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang