•10•

16.8K 908 6
                                    

~SELAMAT MEMBACA~

×××
ɮaɖ ɢɨʀʟ tʀaռsʍɨɢʀasɨ
×××

"Bella," panggil Nathan. Mereka masih di rooftop. Kini posisi Nathan sudah berubah. Dia duduk di kursi dan menatap Bella yang berdiri membelakanginya.

Nathan tidak pergi. Dia masih kekeuh untuk tetap bersama Bella di rooftop.

"Bella maafin gue yah.."

"Oh iya mau gue ceritain satu kisah gak?"

"GAK!" jawab Bella marah.

Nathan memperbaiki duduknya, dia berdeham.

"Di rumah yang sangat mewah, hidup sebuah keluarga, keluarga yang sangat harmonis dan sangat bahagia, hanya saja itu dari sudut pandang publik, nyatanya keluarga yang harmonis itu tidak seharmonis pikiran orang-orang. Keluarga itu sangat jauh dari kata harmonis dan juga dari kata bahagia."

Nathan bercerita sembari menatap langit, dia tidak peduli dengan penolakan Bella.

"Ada seorang anak kecil perempuan di keluarga itu, namanya Ara. Dia anak polos yang tidak tau apa-apa. Dirinya selalu diberi siksaan setiap hari setiap waktu. Mau itu siksaan fisik atau mental, dan ada seorang seorang anak lelaki yang selalu menatap sedih pada Ara. Dia bernama Nathan, Nathan kecil sangat ingin menolong Ara kecil saat itu. Tapi ia tidak cukup kuat saat itu, jadi dia tidak bisa menolongnya."

"Tetapi lama kelamaan, Nathan sudah tidak bisa tinggal diam melihat saudara nya yang sudah sangat tersiksa waktu itu. Ia berniat menolong saudaranya namun kembali ia urungkan karena ada seseorang yang mengancam Nathan. Tapi Nathan tetap kekeuh menolong Ara dengan diam-diam tanpa sepengetahuan Ara. Setiap hari Nathan pergi ke kamar seorang lelaki paruh baya yang adalah Daddy-nya."

"Setiap Nathan ke sana berniat menghentikan semuanya. Nathan di pukul dan terkadang di kurung tanpa di beri makan. Jadi karena itulah Nathan tidak bisa menolong Ara secara langsung, karena kata Daddy jika itu terjadi Nathan akan dipisahkan dan dibawa ke tempat yang jauh dari Ara, tentu nya Nathan tidak ingin itu terjadi. Jadilah Nathan selalu bersikap tidak peduli jika Ara di pukul. Tapi hati Nathan sangat sakit dan sangat ingin sekali menolong Ara. Daripada terlalu sakit dan tidak terkendali Nathan pergi setiap Ara di siksa. Dan sampai sekarang Nathan menyesal karena perbuatannya itu. Nathan ingin minta maaf dengan Ara tapi Ara sudah berubah dan tidak bisa memaafkan Nathan. Nathan sedih karena itu." Nathan terdiam ia menatap langit dengan air mata yang sudah siap keluar jika Nathan memejamkan matanya, Nathan tidak ingin menangis jadi dia menahannya dengan menatap langit.

Keadaaan menjadi hening. Bella juga terdiam mencerna semuanya yang terjadi.

Bella berbalik menatap Nathan yang masih menatap langit.

"Maafin Abang dek," ucap Nathan lagi dengan suara serak nya akibat menahan tangisnya.

"Kak.." panggilnya.

Nathan mengalihkan pandangannya menatap Bella terkejut juga terharu.

"Eh..? Gue gak salah dengar kan? Tadi lo manggil gue, iya kan?"

Bella langsung terisak mengingat kembali cerita Nathan yang ternyata adalah kisah mereka berdua. Bella sangat sedih ia seperti merasa kan kesedihan yang mendalam dari Ara asli. Memang jiwanya adalah Bella. Tapi raga ini masih milik Ara. Pikiran dan perasaan masih terikat dengan jiwa Ara yang asli, mungkin karena itu dia juga ikut terbawa perasaan.

Nathan buru-buru berdiri dan menghampiri Bella. Memeluknya erat. "Shut.. udah gak usah nangis."

"Gue maafin lo kak... karena ini juga permintaan Ara," ucap Bella namun ia bergumam pada di kalimat akhirnya sehingga Nathan tidak terlalu nggeh.

Badgirl Transmigrasi || E-book✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang