______________________________________________
Jangan menangis! Aku tidak suka.
______________________________________________❄️°°°ZO: WTWSFAW°°°❄️
Sepulang sekolah saat Taehyun hendak membawa beberapa buku paket ke perpustakaan, ia tak sengaja mendapati Han Seunghee tengah melamun dan tidak bergerak dari posisi. Pemuda itu lantas menghampirinya. Tepat saat teman-teman sekelasnya mulai beranjak meninggalkan ruang kelas satu per satu. "Hei, kau tidak pulang?"Yang ditegur mendongak. Sontak terkejut saat menyadari ruang kelasnya sudah kosong. Hanya ada mereka berdua di sana. "Oh? Ak-aku ... hanya sedang tidak enak badan. Aku akan keluar sebentar lagi. Kau duluan saja, Taehyun."
Taehyun langsung mengambil duduk di kursi depan. Lantas berbalik menghadap Seunghee dan meletakkan buku-buku di tangannya ke atas meja. "Apa karena masih memikirkan hyungku?" Terkanya dan membuat Seunghee salah tingkah. "Sepertinya benar. Diam artinya iya."
Gadis di hadapannya itu hanya bisa tercengo kala Taehyun refleks terkekeh singkat setelah mengatakan hal barusan. Ada apa dengan anak satu ini? Sedang bahagia atau kenapa?ㅡ"Itu gitarmu?" Tanyanya. Memandang pada tas gitar di punggung Taehyun.
Yang ditanya menggeleng pelan. "Bukan. Ini gitar kakakku. Aku baru mendapatkannya tadi. Baru kusadari kalau barang satu ini tak ada di kamarnya, makanya aku langsung mencarinya ke ruang musik saat istirahat tadi."
Seunghee mengangguk-anggukkan kepala. Terlihat sedikit merasa canggung. Ah, jadi dia sedang senang karena gitar itu?
Selanjutnya tak ada obrolan lagi. Taehyun malah sibuk meraih pena dan selembar sticky note. Tak lupa menuliskan sesuatu di sana dan menutupnya dengan lembaran sticky note lain agar tulisan tangannya tidak langsung terlihat. Lantas menempelkannya pada sebungkus cokelat batang dari dalam tas. "Untukmu." Katanya. Menyodorkan cokelat itu pada Seunghee.
Yang diberi malah terdiam kaku sebentar, sebelum menerimanya dengan ragu. "Kenapa tiba-tiba?" Bukan tanpa alasan. Hanya saja, Taehyun tidak biasanya bersikap begini pada teman-teman. Pemuda itu lebih banyak diam dan sangat tenang sebagai ketua kelas. Persoalan memperhatikan para temannya mungkin hanya dilakukan secara tidak langsung saja. Tapi hari ini rasanya aneh. "Aku tidak sedang berulang tahun."
"Pfft!"
"Kok malah tertawa?"
"Apa memberikan cokelat hanya bisa dilakukan pada hari ulang tahun saja, hm?"
"Ya, tidak juga." Seunghee menatap cokelat di tangannya. "Terima kasih."
"Sama-sama. Jangan lupa memakannya, ya! Aku biasa melakukannya saat sedang memikirkan Beomgyu hyung. Itu ... satu-satunya cara yang bisa kulakukan agar tidak menangis terus." Taehyun menjeda. Berpikir sejenak. "Danㅡoh! Aku tadi sempat bertemu kakakmu. Kami berkenalan, dan aku disuruh memanggilnya 'hyung'. Kau pasti beruntung memilikinya sebagai kakak. Dia ramah sekali."
Si gadis tertegun. Kakaknya si pemarah itu dibilang ramah? Wah, sepertinya Taehyun habis dipelet dengan orang itu agar menganggapnya baik. Padahal aslinya menyebalkan. "Kakakku memang begitu pada orang lain. Tapi percayalah, dia senang sekali jika sudah mengejekku habis-habisan. Dia itu manusia paling menyebalkan di muka bumi, Tae."
Taehyun terkekeh. Bisa-bisanya sempat kagum dengan keimutan Seunghee saat cemberut barusan. Gadis yang biasanya ia lihat pendiam itu rupanya bisa jadi semenggemaskan ini juga. Taehyun pasti terlalu sibuk dengan buku-buku sampai tidak bisa mengenal teman sekelasnya sepenuhnya sejak awal masuk. Lucu sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ZERO O'CLOCK: When The World Stops For A While
Fantasía[𝙊𝙉 𝙂𝙊𝙄𝙉𝙂] Park Aeri tidak pernah berpikir bahwa kehidupan seseorang di luar sana rupanya tergantung pada pilihannya. Ada satu pemuda Seoul yang seharusnya bisa ia selamatkan saat itu. Jika saja waktu dapat diulang, gadis itu ingin memulai s...