Holla I'am comeback!!
Pada kangen gak nih sama authornya hihi.
Setelah lama berhibernasi akhirnya bisa muncul lagi kepermukaan.Eits.... Kalian nungguin kelanjutan cerita Abqa gak sih?
Serius nanya, karena udah lama gak pernah buka wp jadi agak males mau nulis huhu.....Selamat membaca🤗
Dua orang berbeda gender duduk berhadapan dikursi perpustakaan dengan tumpukan buku-buku nan tebal di atas meja. Sedari tadi mereka sibuk dengan aktivitasnya. Aiza sibuk dengan buku-bukunya dan Abqa yang sibuk mengamati wanita didepannya.
Sudah berjam-jam mereka disana tapi tak ada kata bosan bagi Abqa jika itu bersama Aiza. Disitu Abqa hanya diam saja, tidak membantu sama sekali.
Aiza jengah. "Abqa."
Abqa tersenyum lebar. "Iya? "
Akhirnya penantiannya selama berjam-jam tidak sia-sia juga. Aiza mengajaknya berbicara setelah lama diabaikan.
"Sebenarnya kamu di sini lagi apa? "
"Hmm duduk. " Jawab Abqa santai.
"Cuma duduk? " Tanya Aiza heran.
Yang benar saja ke perpustakaan hanya numpang duduk. Karena sudah berjam-jam Abqa duduk disitu tanpa membuka buku sama sekali.
Abqa menggeleng. "Sudah selesai? " Tanya Abqa untuk mengalihkan pembicaraan.
Sebenarnya dia tidak ada keperluan apapun di perpustakaan, dia hanya ingin berduaan saja dengan Aiza. Yah bisa dikatakan modus dikitlah. Kapan lagi kan bisa ngeliatin Aiza dari jarak sedekat ini dengan waktu yang lama.
"Belum. Tinggal sedikit lagi. "
Abqa mengangguk. Dia menarik buku yang Aiza pegang lalu membacanya.
"Halaman 712 jilid 2 dibuku yang itu. " Abqa menunjuk buku tebal bersampul hijau yang ada di atas meja.
Aiza terdiam untuk mencerna ucapan Abqa barusan. Setelah mengerti, ia pun membuka buku yang dimaksud oleh Abqa.
Aiza takjub. "Kamu punya memory photographic? "
Memory photographic atau ingatan fotografis adalah kemampuan untuk mengingat kembali gambar dari memori dengan preaiai tinggi untuk waktu yang singkat setelah melihatnya hanya sekali dan tanpa menggunakan alat mnemonik.
Abqa terkekeh mendengarnya. "Tidak ada yang seperti itu di dunia nyata Aiza. "
"Tapi bagaimana dengan yang barusan kamu lakukan? "
"Aku tidak mengingatnya dengan satu kali melihat, aku menghafalnya."
"Kamu menghafal buku setebal dan sebanyak ini? " Aiza geleng-geleng tak percaya.
Buku yang ada diatas meja adalah buku yang sama dengan jilid yang berbeda. Aiza yang hanya membaca saja merasa tak sanggup apalagi jika harus menghafalnya.
"Tidak semua, hanya yang penting-penting saja. "
Bisa dibilang Abqa itu kutu buku. Lebih dari separuh buku yang ada di perpustakaan ini pernah dia baca. Dia lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca daripada melakukan hal lain yang menurutnya tidak bermanfaat.
"Tetap saja itu hebat sekali."
"Apa yang hebat? Biasa saja. "
"Astaghfirullah, orang pinter mah emang beda. " Ucap Aiza dengan bahasa Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITASI CINTA
EspiritualIni bukan cerita tentang seorang CEO muda yang jatuh cinta pada seorang gadis biasa. Bukan juga tentang perjodohan anak SMA. Apalagi kisah cinta dalam diam layaknya Fatimah Az-zahra. Ini adalah sebuah kisah GRAVITASI CINTA antara Aiza dan Abqa. Sem...