"Lo pesan apa?" tanya Gara santai pada Karin.
"Apa aja deh, Kak."
"Aish! Begini nih cewek, semuanya minta dipesenin. Lo mau makan apaan? Ntar kalau nggak cocok malah nggak dimakan kayak yang sudah-sudah!" sungut Dion.
"Eh, anu-"
"Di sini nggak ngejual anu lo!" sela Rey kesannya seperti membentak.
Ambigu, sangat ambigu.
"Sabar, Rey, ntar kolesterol lo naik." Dion mengusap dada Rey. "Tarik napas, buang. Tarik napas, buang. Nah, iya gitu."
"Kok gue nurut sih? Bangke!" umpat Rey langsung menggeplak kepala Dion.
"Bakso aja semuanya biar nggak ribet." Liam buka suara.
"Yaudah biar gue yang pesen," putus Sean.
Aku mengeluarkan tangkai permen dari mulutku manakala permennya telah habis. "Bang, punya gue nasi goreng ya? Telurnya setengah mateng."
"Oke." Sean mengiakan permintaanku, ia pergi untuk memesan.
Sean telah kembali. Kami menunggu beberapa saat sampai pesanan diantar ke meja, untuk minuman pada dasarnya sudah disediakan botol-botol air putih tersusun rapi di tengah-tengah meja berdampingan dengan kotak tisu, akan tetapi bila ingin juice, ice tea, lemon tea, atau sejenisnya harus dipesan.
"Lo berdua murid pindahan kan? Dari sekolah mana?" Liam tiba-tiba bertanya.
"Kita dari SMA Angkasa, Kak." Kaila yang menjawab.
"Baru tau lo berdua dari sana. Kami pernah tanding basket di sana," timpal Dion.
"Oh yang waktu itu? Kami nonton lho Kak pertandingannya, yang menang tim sekolah Kakak kan?"
"Yoi, siapa dulu yang main." Rey tersenyum pongah.
"Tapi dulu gue nggak liat kalian dikursi penonton."
"Ya iya lah nggak liat, kan belum kenal, gimana sih Kak Liam!" sambar Auri.
"Aku juga nonton tau, Kak Sean mainnya hebat banget sampai timnya menang," tandas Karin.
"Nggak nanya sih sebenarnya," balas April julid.
"April kenapa? Kok gitu ngomongnya? April nggak suka sama aku?"
"Kalau gue nggak suka, lo mau apa? Mau nangis terus ngadu, gitu?"
"Aku nggak pernah kayak gitu," sangkal Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
A or A [New Version]
Teen Fiction[PRIVAT, FOLLOW UNTUK BACA LENGKAP] Aku menemukan kehidupan baru setelah mengalami kecelakaan yang tidak pernah aku duga, pada hari itu nyawaku direngut oleh semesta. Pada awalnya aku pikir diriku pulang ke pangkuan-Nya, namum ternyata takdir berkat...