"Gan, basecampnya di mana?"
"Kalo gue kasih tau, lo mau ngapain, ha?" Tanya Regan.
Clarissa menghembuskan nafasnya kasar. Cla, sumpah gue gak kuat njir. Bisa bantu gue dikit gak? Depresot nih gue njir.
"Lo tuh maunya apa sih? Lo mau, kan hubungan lo sama Daksa bisa balik kayak dulu? Lo juga yang ngeburu-buru gue buat selesaiin masalah ini. Tapi, giliran gue udah tau caranya, lo nya malah mempersulit. BANGSAT." Clarissa mengeluarkan semua kekesalannya.
"Ya enggak senekat itu juga njir." Timpal Abrasi.
"Yaudah gue harus gimana?" Ucap Clarissa frustasi.
"Nah itu pikir sendiri lah!" Jawab Kevan yang sangat-sangat tidak membantu.
"Gini ya. Lo tinggal kasih aja alamatnya ke gue. Nanti, gue datengin ke sana. Insyaallah masalahnya selesai." Ucap Clarissa.
"Nyawa lo juga ikutan selesai kalo gitu mah." Ucap Erosi.
"Nah tuh." Malik menyetujui ucapan Erosi.
"Enggak bakal. Percaya sama gue!" Mohon Clarissa. "Gue cuma mau masalah ini selesai secepatnya. Gue cape kayak gini terus. Gue cuma mau si Regan gak benci sama gue lagi. Abis itu gue bakal jauhin lo semua. Percaya sama gue!"
Clarissa memejamkan matanya, berusaha mengontrol emosinya. "Kasih tau gue alamat basecamp-nya!" Ucap Clarissa penuh penekanan di setiap katanya.
"Lo kenapa mau banget buat si Regan jadi gak benci sama lo? Masih ngarep cinta dia?" Tanya Erosi.
"Najis njir. Gue akuin kalo dia ganteng, tapi kelakuannya kayak setan, mohon maap. Kalo pun gue disuruh milih antara kuda sama dia. Udah jelas, gue bakal pilih kuda." Jawab Clarissa.
"Ntar jilat ludah sendiri, mampus lo." Ucap Malik.
"Idih." Clarissa bergidik ngeri.
"Alamatnya udah gue kirim lewat WA." Ucap Regan secara tiba-tiba.
Clarissa pun langsung mengeceknya, dan ternyata benar apa yang dikatakan oleh Regan. "Makasih ya, Bret!" Clarissa tersenyum lebar.
"Gak ada bagus-bagusnya banget tuh nama." Protes Kevan.
"Serah gue lah." Balas Clarissa.
"Gan lo ngapain kasih alamatnya? Lo tau kan Daksa itu kayak gimana? Kalo dia kenapa-napa gimana? Ntar kita juga yang susah." Protes Abrasi. Meskipun Clarissa sangat menyebalkan baginya, tapi ia juga tidak tega jika Clarissa harus mati di tangan Daksa.
"Kita liat aja dulu, apa yang bisa dia lakuin." Ucap Regan santai.
"Gue gak bakal kenapa-napa. Santai aja kali!"
"Halah serah lo deh, Cla. Gue pusing ngurusin orang kayak lo." Pasrah Erosi.
"Emang gue minta diurusin sama lo? Enggak kali. Wleee." Clarissa menjulurkan lidahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Clarissa
FantasiIni akan menceritakan tentang seorang gadis yang sedikit tomboy bertransmigrasi ke dalam raga seorang gadis feminim dan dikenal sebagai seorang pembully oleh teman-temannya. Enggak pinter bikin deskripsi kayak gini:( Saya malas revisi ya gaess ya WA...