𝘵𝘸𝘦𝘯𝘵𝘺 𝘵𝘸𝘰.

2.7K 476 49
                                    

˗ˏˋ꒰ 🍮 ꒱ 𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐂𝐇𝐎𝐈𝐂𝐄

˗ˏˋ꒰ 🍮 ꒱ 𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐂𝐇𝐎𝐈𝐂𝐄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GELAP.

Yang dapat kamu lihat ketika membuka mata hanyalah kegelapan yang pekat. Tidak ada cahaya sedikitpun untuk menerangi tempat ini. Hanya ada air yang menggenang di bawahnya seakan hujan telah melanda tempat ini.

Kakimu bergerak untuk melangkah ke depan, melangkah tanpa tujuan di sini. Setiap ketukan langkahmu akan berbunyi suara cipratan air. Sadar atau tidak sadar, bola matamu saat ini telah menyala dengan warna yang semakin pekat.

Semakin lama kamu melangkah, semakin kamu sadar bahwa tidak ada ujung dari tempat tidak jelas ini. Seolah-olah tempat ini dibuat melingkar alias berbentuk seperti bola, tak ada ujungnya.

Namun anehnya, kami tidak mendapatkan perasaan apapun. Rasa cemas, khawatir, sedih, takut dan perasaan kuat lainnya ternyata tidak melanda hatimu. Hanya saja kamu merasa tenang di dalam ruang ini, seolah-olah kamu pernah berada di dalam sini sehingga dirimu bisa nyaman tanpa kau sadari.

WUSH~

Hembusan angin yang kuat menghempaskan surai dari wajahmu, bola matamu melebar terkejut. Dari mana datangnya angin ini?

Kelopak matamu menurun ketika hembusan angin semakin kuat dan munculnya cahaya tepat di depanmu hanya semakin memperburuk pengelihatan mu. Bola matamu sepenuhnya menutup ketika cahaya itu menelan seluruh tubuhmu.

Membuka mata ketika hembusan angin telah mereda, bintik-bintik hitam telah memenuhi pengelihatan mu. Namun kamu sadar, bahwa kini kamu tidaklah lagi berada di tempat tadi.

"Dijual apel seharga 10 perunggu!"

"Bunganya berapa, bu?"

Ketika bintik-bintik telah sepenuhnya menghilang, kini kamu dapat melihat dengan jelas sekitar mu. Berada di tengahnya kerumunan orang, mereka semua lewat begitu saja seperti tidak menyadari kehadiranmu.

"Dimana ini?"

Walau terheran, kamu dapat dengan cepat beradaptasi dengan sekitar. Bukan sekali dua kali kamu telah dihadapkan dengan keanehan di dunia.

Mendongak ke atas, matahari yang terbenam menyambutmu. Banyak barang-barang yang tidak kamu mengerti disini, namun sepertinya banyak yang berasal dari abad pertengahan.

Gaya baju mereka seperti di era Victoria, arsitektur jalan dan bangunan yang lumayan kuno namun modern.

Berjalan ke arah orang yang sedang berjualan di sudut pandang mu, kamu mulai memanggil mereka dengan sopan.

"Permisi?"

Tapi orang itu tidak menoleh, masih sibuk merapikan barang jualannya. "Permisi, tuan?" Tanganmu dengan kaku mencoba melambai tepat di depan wajahnya namun tidak adanya reaksi membuat dirimu terheran.

𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐂𝐇𝐎𝐈𝐂𝐄: 転生したらスライムだった件Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang