15-Kaca
Setelah selesai zia tidak pergi namun malah menatap sean "em gua boleh minta,eh nggak. lo anterin gua yak?"
Sean mundur satu langkah dengan alis yang dinaikkan "ngapa jadi minta anter, kesini aja sendiri. Kenapa pulangnya harus gua anterin?" Tanyanya
Zia mengacak-acak rambutnya kesal dan berjongkok memainkan tanah seperti anak kecil "ngirit, terus kalau nanti gue naik taksi kan jauh harus jalan beberapa km dulu," Curhatnya.
Sean yang mendengar curhatan zia gemas dan ingin tertawa ngakak dengan tingkahnya yang seperti bocil tak diberi uang jajan. "Ya bodo amat, lo kesini nya sendiri jadi balik juga sendiri aja." Balasnya cuek berbeda dengan hatinya.
Zia mendongak tangannya ia pindahkan ke baju Sean "anterin ya ! Fisik gue masih lemah jadi gak bisa banting lo kaya dulu."
Mendengar perkataan zia ia menjadi termenung dan teringat kalau sekarang raga adiknya yang dulu bisa membantingnya telah tiada dan didepannya sekarang hanyalah aya dengan fisik yang lemah.
Tanpa aba-aba ia menggendong zia didepan seperti karung beras bukan bridal style yaa:). Sontak zia langsung memukul punggung Sean karena terkejut.
"Anjrit kalau gendong orang yang bener masa gue digendong kaya karung beras sih!" Ocehnya.
Sean terkekeh dan tetap melanjutkan jalannya tanpa memperdulikan ocehan zia.
• • •
Zia sampai ke mall bersama sean. Karena tadi ia bilang, ia ingin belanja dulu sebelum pulang. Sekalian ia juga menjadikan sean sebagai babunya.
"Bang yok ke sana" Pinta zia dengan menarik ujung baju sean, sungguh sekarang zia seperti gadis polos yang sangat lucu.
Bahkan orang-orang tidak tahu kalau dibalik tingkahnya yang seperti itu tersimpan otak yang sangat pintar, dendam, dan juga kejam.
Sean hanya menuruti apa yang dimau adik kecilnya itu, bahkan ia rela ikut berlari mengejar zia yang berkeliling mall dengan gembira.
Sampai tak menyadari ada seseorang memperhatikan mereka. Seseorang itu menyeringai tipis lalu ia berbalik kearah segerombol pemuda yang bersamanya.
"Abang bukannya itu zia ya?" Tanyanya dengan polos-polos bangsat. Siapa lagi kalau bukan pemeran antagonis kita hinaya.
"Oh ya biarin aja kita gak peduli" Sahut seorang pemuda teman abang twins zia. Orang yang bermulut pedas seperti cabai, yang sukanya julidin orang lain. [Fadli ardiansyah]
Naya kesal karena mereka tidak memperhatikan yang ditunjuk nya. Ia sangat kesal rencananya yang mau membuat zia semakin dibenci gagal.
Zia yang tidak tahu kalau ada jalang hina itu disini masih berjalan sesekali berlari kecil ke arah yang disukainya.
Sampai melupakan sean yang membawa belanjaan nya yang lumayan banyak karena ia telah membeli beberapa hoodie, kaos hitam polos, celana levis hitam, seragam baru dll.
"Zia jangan lari-lari napa, " Protes sean.
"Makan nya buru, gue pingin cepet pulang!"
Mata sean berbinar mendengar kata 'pulang' "zia mau pulang? Ayo sekarang aja belanjaannya juga udah banyak".
" No, " Bantah nya.
"gue mau beli es krim dulu ayok!" Lanjutnya.
Sean mengangguk dan mengikuti zia lagi ia pasrah. Mereka masih berjalan santai bersama sampai suara seseorang menghentikan jalannya.
"Zia kamu ada disini?" Tanya naya.
'jalang sialan' umpat zia tahu siapa pemilik suara itu.
Zia menatap naya datar, sedangkan Sean ia menyuruh orang suruhannya untuk menyimpan belanjaan zia ke mobilnya yang terparkir di depan mall.
Ia tidak menjawab pertanyaan naya namun segera pergi dari hadapan naya sampai tangan seseorang mencekalnya. "Kalau ditanya itu jawab! Masih mending ada yang mau nanya lo disini." Sinis raffi.
Zia menghentakkan tangan raffi yang mencekalnya. "Lo lupa, kalau tadi dirumah gue udah bilang. mau beli pakaian jadi gak heran kalau gue ada disini."
"Idih sok berubah, mau caper lo ya? Drama lo murahan" Sinis fadli.
Zia terkekeh mendengar perkataan fadli, ah dia seperti raffa yang tidak tahu diri mengatakan dirinya caper sampai lupa kalau mereka sendiri yang caper.
Apa perlu dia membeli kaca untuk mereka agar tahu siapa yang selalu caper saat ini.
"Buat apa drama sama orang gak berguna kaya kalian" Sarkas nya.
Kemudian naya mencoba memperburuk zia dengan berkata "zia, kamu gak boleh gitu mereka kan lebih tua dari kamu".
Cih sungguh drama wanita jalang itu sangat bagus mencoba mengalihkan perhatian mereka dari zia menjadi kepadanya dengan memperburuk zia.
" Tua? Ah kau benar mereka sudah tua sayangnya otak mereka masih seperti anak kecil yang mudah untuk diprovokasi penjahat. " Balasnya dengan sedikit menyindir naya.
Tanpa sadar tangan naya terkepal akibat marah tapi dengan cepat ia merubah ekpresi nya menjadi tersenyum manis lalu berkata "kamu gak boleh gitu, mereka abang sama temen kamu. Harusnya kamu lebih sopan sama mereka, "
Zia terkekeh lalu mencondongkan badannya kearah naya "sopan ya? Sayangnya gue taunya cuman bentakkan, kekasaran, kebencian dan makian saja." Ucapnya sedikit penekanan dari kata 'bentakkan'.
Seketika semua terdiam sampai si jakang itu kembali berargumen "tapi tetep aja mereka abang kamu, kamu harus sopan sama mereka"
Zia kembali ke posisi awal menjadi tegak "ck, untuk apa aku anggap mereka abang. Kalau mereka saja tidak menganggap ku sebagai adiknya. Apa kau masih waras?" Decaknya.
Sebelum jalang itu kembali debat dengannya suara seseorang menghentikan perdebatan nya.
T
B
C
• • • • •Kgk mw bs bsi, sy lg mles
jdi lngsng aj fllw ig sy @/drkv._ & @/cilokanj._
ML jg kl mw sklian fllowin @/cilokkanj.
Mwehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aya or Zia (?) [Hiatus]
Rastgele⚠️ 𝗗𝗢𝗡'𝗧 𝗣𝗟𝗔𝗚𝗜𝗔𝗧! ⚠️ 𝗔𝘁𝗵𝗲𝘆𝗮 𝗞𝗶𝗻𝗮𝗿𝗮 𝗗𝗶𝗻𝗶𝗻𝗴𝗿𝗮𝘁, anak yang lahir dari keluarga Diningrat yang sudah lama hilang dan kembali ditemukan setelah 7 tahun lamanya dalam keadaan meninggal terbakar di gudang kosong dekat hutan...