Dear Diary 10

1.3K 146 57
                                    

Dear Diary.

Ayah...

******

Bulan ini adalah salah satu minggu terberat dalam hidupku. Kedengarannya lebay emang, tapi kenyataannya emang gitu.

Mulai dari tugas kuliah yang gak ada habis-habisnya, anak kelas yang rada toxic, sampe masalah internal dalam keluargaku.

Yep, masalah internal.

Baru aja kemaren aku berantem sama papa karna beliau gak peka sama pesan "aneh" dari salah satu mahasiswanya.

Papa mikirnya itu pesan minta bimbingan, tapi bimbingan mana yang minta lokasinya di hotel?

Bilangnya cuma mau di lounge, tapi tetep aja itu kan hotel!

Berawal dari obrolan biasa sampe akhirnya papa ngeluarin kalimat :

"Salah apa sih aku sampai punya anak curigaan dan suka ngatur kayak kamu?"

Aku gak tau kenapa bisa sampe gitu, tapi kayaknya aku nya juga kelewatan.

Setelah itu aku gak ada ngomong apa-apa lagi sama papa, Xiao dan Ganyu juga gak ada yang berani negur aku.

Puncak frustasiku adalah tadi sore. Waktu mas Diluc minta aku buat ke rumahnya, dia bilang ada sesuatu yang pengen diomongin.

Sampe disana aku langsung diajak duduk di ruang tamu, habis itu mas Diluc duduk berlutut  dan meluk pinggangku sambil membenamkan wajahnya di perutku.

Dia gak ngomong apa-apa selama kira-kira 15 menit, aku juga gak maksa dia ngomong dan hanya elus-elus rambut mas Diluc.

Sampe akhirnya dia berani natap aku dan bilang kalau dia pernah selingkuh dariku.

Disitu aku benar-benar bingung dan marah banget sampai aku bisa ngedorong dia menjauh, aku yang dikuasai amarah hampir aja melukai mas Diluc.

Apa yang membuatku terkejut adalah ternyata selingkuhan yang dia maksud adalah Kaeya.

Kaeya Alberich, temen dekatku sendiri.

Mas Diluc bilang sekaranh Kaeya sedang mengandung anak mereka dan nasib hubungan kami adalah terserah padaku.

Pada awalnya aku senang. Serius, aku senang banget karna kapal LucKae jadi canon.

Tapi di sisi lain, aku benar-benar merasa dikhianati.

Walaupun mas Diluc bilang kalau dia sendiri juga baru tahu soal kehamilan Kaeya, tetep aja aku sulit untuk tidak merasa kecewa.

"Dek, aku gak bohong waktu bilang aku sayang dan cinta sama kamu"

"Tapi mas Diluc harus tanggung jawab sama Kae"

"Kamu mau bayi itu ada, dek?"

"Eh?"

Seolah dia bertanya apakah aku tega meminta Kaeya menggugurkan janinnya demi hubungan kami. Yakali aku minta gitu! Dah gila kalii ya.

Aku pernah ada di posisi bayi itu.

Keluarga papa gak menginginkanku dan menyuruh papa buat gugurin aku, tapi papa gak mau.

Buku Harian Seorang Anak Archon S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang