"Bagaimana, son?"
Ray menatap Viola dan kedua orangtuanya dengan senyum miring.
"Hancurkan sampai akarnya pa. Aku gak mau keluarga jalang ini ada dibumi" Ucap Ray membuat keduanya merinding.
"Kau sangat kejam, Son" Raham Terkekeh.
Ray tak mengindahkan ucapan Papanya. Dia memilih untuk berlalu darisana. Ia sangat merindukan Gadisnya saat ini.
"Ma..." Panggil Ray ketika melihat Rissa yang sedang mencari seseorang.
"Eh, Ray? Kamu lihat papamu?" Tanya Rissa.
"Dia sedang bersenang-senang dengan tikus kecil, mam" Ucap Ray.
"Laki-laki itu" Rissa menggeleng. Apakah Suaminya itu tak takut meninggal? Kalau dia tiba-tiba meninggal tanpa bertobat bagaimana?
"Dia ada dimana?" Tanya Rissa.
"Ditempat biasa dia lakuin itu ma... kalau gitu, Aku kerumah Reyna dulu" Ray menyalim tangan Rissa lalu pergi setelah mendapat izin dari Rissa.
"Anak itu... sama seperti papanya. Aku kasihan kepada Reyna ketika menghadapi sikap Ray yang terkadang kasar" Rissa menggeleng tak habis pikir dengan laki-laki.
*****
"SAYANGG!!" Ray berteriak dari bawah ketika ia melihat hanya pelayan yang ada.
"SAYANG!! NANA!!" Ray berteriak lagi sampai ia berdiri didepan kamar Reyna.
Ia membuka dan ia melihat Reyna yang tidur meringkuk sambil memeluk guling.
Ray tersenyum hangat ketika melihat Gadisnya. Pengen cepet dihalalin, pikir Ray.
"Aku cemburu dengan guling sialan ini, baby" Ucap Ray menyungkirkan guling yang ia peluk. Membuat Reyna sedikit terganggu.
Ray segera berbaring disamping Reyna dan mengangkat tangan Reyna untuk memeluk dirinya.
Reyna terganggu lalu ia membuka mata dan melihat dada orang. Reyna mendongak dan mendapatkan Ray yang tersenyum kepadanya.
"Aaaaa!! Bram sejak kapan disini?" Reyna sedikit memberi jarak.
"Kan aku kangen. Ayoo peluk lagi..." Ray membawa Reyna kedekapannya.
"Ish... Bram udah sembuh belum?" Tanya Reyna mendorong dada Ray melepas pelukannya.
"Ck. Udah, aku udah sembuh" Ray memasang wajah cemberut.
"Kalau udah, ayok jalan-jalan. Bosen ih..." Reyna beranjak dan pergi kekamar mandi.
Reyna mencuci wajahnya dan menggosok gigi. Ia keluar setelah mengganti pakaiannya. Ia mencepol asal rambutya dan memakai sedikit liptint tak lupa juga memakai bedak baby bermerek kodomo.
"Reyna udah selesai. Ayok bangun, ihh" Reyna menarik tangan Ray yang masih memejamkan mata.
"Ngantuk" Gumam Ray.
"Huft... Reyna tinggal nih?" Ancam Reyna. Namun tak membuat Ray bangkit. Reyna aja gak hafal jalan yang pernah ia lalui, pikir Ray.
"Ck. Pergi bareng kak Mario aja deh" Reyna berjalan kearah pintu dengan lambat sambil berpura-pura menelepon.
Ray sontak membulatkan matanya. "Kalau kamu pergi ama si Mario-Mario itu, aku gak bakal segan segan buat ngurung kamu buat aku seorang" Ancam Ray tak main-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE RAY (END) ✔︎
Teen Fiction"Lo pacar gue! Dan milik gue selamanya" Ucap lelaki itu memegang lembut dagu Reyna "Kamu mau Reyna jadi milik kamu? Tapi, Reyna gak mau..." Tolak Reyna lembut menatap kedua manik mata cowok tersebut dan tak lupa bibir yang dimanyunin kedepan menanda...