"Eh guys, nanti Kak Sean sparing basket lho. Nonton yuk," ajak Auri.
"Kok lo tau?" tanya Kaila.
"Apa sih yang nggak gue tau," sahut Auri terkesan sombong.
Sebenarnya tak heran mengapa Auri bisa tahu, gadis itu punya banyak koneksi.
Bel istirahat akhirnya berbunyi, siswa-siswi mulai keluar dari kelas.
"Cepetan Pril, lama banget sih!" desak Auri.
"Buset nggak sabar banget lo," cetus April, tangannya sibuk merapikan buku di atas meja lantas memasukkannya ke dalam laci.
Auri memperlihatkan cengiran tanpa dosanya hingga deretan giginya yang putih dan rapi tampak jelas disertai mata yang ikut menyipit menciptakan lengkungan tipis di bawahnya. "Keburu tribun penuh, nanti kita nggak kebagian tempat duduk."
"Iya-iya yang nggak sabar liat Mas crush main basket. Nih udah selesai nih," ujar April.
"Sabar ya Pril." Aku menepuk lembut bahu April. "Orang kalau lagi jatuh cinta biasanya ngebet banget," cibirku melirik Auri.
"Bucin alay." Kaila ikut mencibir Auri.
Auri berdecak kesal. "Jangan kebanyakan ngomong, cepetan!" Ia menarik tangan kami satu persatu keluar dari bangku masing-masing.
"Kita ke kantin dulu ya, gue mau beli minum buat Kak Sean," ungkap Auri.
Aku, Kaila, dan April setuju dengan usulan Auri, bagaimanapun juga kami akan melewatkan waktu makan oleh sebab itu setidaknya kami membeli sesuatu di kantin untuk mengisi perut sebelum pergi ke lapangan basket.
Benar apa yang dikatakan Auri sebelumnya, begitu kami tiba di lapangan basket indoor, tribun penuh yang didominasi oleh para murid perempuan.
Terdengar jelas para perempuan meneriaki nama Sean, menyemangati laki-laki itu dari tempat duduknya.
Bisa dibilang kami datang tepat waktu, tepat saat Sean mencetak point, hal itu membuat lapangan basket menjadi semakin riuh.
"KAK SEAN, SEMANGAT!" sorak Auri keras. Di mana soprannya berhasil mengalihkan fokus Sean yang sedang berjalan kembali ke posisinya sesudah mencetak point melihat ke arah Auri. Sean tersenyum disertai anggukan kecil.
Melihat hal itu Auri heboh sendiri. "Omaygat, omaygat, Kak Sean senyum ke gue." Auri bergerak bak cacing kepanasan.
"Udah kayak orang kerasukan lo Au," cibir Kaila.
KAMU SEDANG MEMBACA
A or A [New Version]
Teen Fiction[PRIVAT, FOLLOW UNTUK BACA LENGKAP] Aku menemukan kehidupan baru setelah mengalami kecelakaan yang tidak pernah aku duga, pada hari itu nyawaku direngut oleh semesta. Pada awalnya aku pikir diriku pulang ke pangkuan-Nya, namum ternyata takdir berkat...