BS|| Sosok Penjaga Aluna

4 2 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Aluna terbangun ketika merasakan sapuan lembut di wajahnya. Hawa dingin menyelimuti tubuhnya. Membuka mata secara perlahan dan menelisik ke sekitar. Terakhir, ia tertidur karena lelah menangis, dan ia ingat bahwa tidur di kamarnya. Lantas, mengapa dirinya jadi berada di hamparan padang rumput yang sangat indah. Hawa di sini cukup dingin. Mungkin karena dekat hutan. 

Aluna mulai bangun dan berjalan perlahan menyusuri tempat ini. Tempat yang begitu asing menurutnya. Kakinya terus melangkah tanpa tentu arah. Sampai matanya menangkap sosok hewan besar berwarna putih membelakangi dirinya. Perlahan Aluna mendekati hewan tersebut. Namun, belum sampai dirinya mendekat, hewan itu berbalik badan dan membuat Aluna terkejut. Gadis itu berjalan mundur hingga terjatuh. 

Hewan yang dilihatnya adalah seekor serigala dengan ukuran yang sangat besar. Bahkan lebih besar dari ukuran serigala pada umumnya. Serigala ini berbeda. Memiliki bulu yang sangat lebat dan mata yang indah seperti mata manusia. Sekilas terkesan menyeramkan, tapi jika dilihat lebih dalam, serigala ini terlihat lucu. 

Dengan memberanikan diri, Aluna mendekat ke arah serigala itu dan memegang bulunya. Halus dan lembut. Sudah dibilang serigala ini berbeda dengan serigala lainnya. Bahkan tidak terkesan buas. Lihatlah, hewan di depannya ini malah menikmati sentuhannya. Namun, itu tidak bertahan lama. Tiba-tiba serigala tersebut mengeluarkan cahayanya dan seketika berubah menjadi manusia. Aluna tersentak mundur. Di hadapannya kini bukan lagi seekor serigala. Melainkan wanita cantik dengan mata menyala yang sangat indah. Aluna terpaku pada kecantikan wanita itu.

"Hai, Luna."

Aluna tersentak kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan siapa yang sedang dipanggil oleh wanita di hadapannya kini. 

"Aku memanggilmu, Luna."

Aluna menunjuk dirinya sendiri yang kemudian diangguki oleh wanita tersebut. 

"Kok, kamu tahu namaku?" tanya Aluna bingung. 

Wanita itu tersenyum. "Bahkan aku tahu segalanya tentang kamu."

"Kamu siapa?"

"Namaku Anna. Aku adalah serigala putri jelmaan Ratu Athena. Kau adalah putri Athena. Namamu yang sebenarnya adalah Athena. Aku ditakdirkan menjadi pengikutmu yang abadi," jelas wanita itu. 

Aluna menyerngitkan keningnya bingung. Ia yakin pasti dirinya sedang berada di dunia mimpi. Karena semua ini tidak mungkin terjadi di dunia nyata. 

"Kau memang berada di bawah alam sadarmu. Tapi tentang aku dan semua yang aku ucapkan adalah kenyataan. Kita akan bertemu kembali di dunia nyata, Luna."

"Kamu pasti suka pelajaran Bahasa Indonesia, ya? Pantesan karangan cerita kamu bagus banget. Lain kali aku minta ajarin, dong," ujar Aluna ngawur. 

Wanita itu kembali tersenyum. "Aku sedang tidak mengarang cerita. Aku berbicara sesuai fakta. Dalam tubuhmu mengalir darah biru yang pekat. Itu artinya kau termasuk keturunan dewa dari kaum bangsawan. Yang lebih bagusnya lagi, kau adalah seorang putri kerajaan."

Otak Aluna masih mencerna semua ini. Ia menyangkal bahwa ini mimpi, tapi tidak mungkin juga dirinya seorang dewa seperti yang diceritakan wanita itu. Namun, raut wajah wanita itu sangat serius. 

"Aku manusia biasa. Aku lahir dari rahim manusia. Meskipun aku nggak pernah lihat wajah Ibuku," ujar Aluna lesu. 

"Dalam dunia dewa pun kau sudah tidak memiliki Ibu. Karena beliau sudah hilang akibat kesalahan, dan jiwa ibumu berada di sini. Di dalam serigala putih yang akan menjadi temanmu bahkan pelindungmu," ujar wanita itu dengan tersenyum sangat lembut. 

"Aku masih belum percaya dengan semua ini. Tapi, aku mau tanya satu hal. Apa yang membuat kamu yakin kalau aku ini keturunan dewa?" tanya Aluna. 

"Setiap keturunan darah biru memiliki bola mata berwarna biru terang dan memiliki garis takdir di lengan sebelah kanan. Garis takdir itu fungsinya untuk menemukan pasangan kita. Dan itu tidak bisa dirubah. Karena jika dirubah akan menjadi bencana besar untuk dunia dewa."

"Berarti, aku bisa tahu siapa jodohku, dong," celetuk Aluna. 

Wanita itu tersenyum dan mengangguk. 

"Kau akan mengetahui semuanya nanti saat bulan purnama siklus seribu tahun. Akan ada masa dimana kau akan kembali pada jati dirimu yang asli. Aku akan selalu mengawasimu dari jauh tanpa kau tahu. Jika kau merasa terancam atau berbahaya, panggil namaku tiga kali dalam hati. Aku akan datang saat itu juga," ujar wanita itu sebelum menjadi cahaya putih dan berubah kembali menjadi serigala. 

Serigala putih itu menatap Aluna sebentar kemudian berlalu pergi dari pandangan Aluna. Tubuh Aluna seakan ditarik kuat oleh dimensi lain dan kemudian yang terjadi hanyalah kegelapan. 

***

Aluna terbangun dengan napas yang memburu. Keringat bercucuran di pelipisnya. Ingatan tentang mimpinya terekam begitu jelas di otaknya. Namun, semakin dirinya mengingat, semakin membuat kepalanya pusing. Gadis itu mengerang saat merasakan pusing yang luar biasa. 

"Arggh!" rintih Aluna. 

"Ternyata semua itu cuma mimpi. Tapi, kok, berasa nyata, ya."

"Serigala putih .... "

"Anna .... "

"Dewa .... "

"Bulan purnama .... "

Aluna menyebutkan hal-hal yang ia ingat di dalam mimpinya. Ia seperti hidup di dimensi lain kemudian ditarik kembali ke dimensi yang sekarang ia tempati. Aluna tidak mengerti tentang apa yang diucapkan sosok serigala putih itu. Tentang semua itu, Aluna masih belum mempercayai karena belum ada bukti. Lagipula, di zaman yang modern seperti ini mana mungkin terjadi hal-hal yang bahkan di luar akal sehat manusia. 

Terlalu lama berperang dengan pikirannya, Aluna sampai tidak menyadari bahwa sekarang sudah pukul sebelas siang. Ia tidur lama sekali. Mau berangka sekolah, tapi sudah sangat telat. Padahal hari ini ia ada jadwal untuk berlatih kembali bersama Aldebaran. Ah, sudahlah, ia bisa berlatih esok hari. 

Gara-gara mimpi semalam, Aluna terus kepikiran dan ingin mencoba cari tahu. Namun, ia tidak tahu harus mencari tahu ke siapa. Cerita pada Anara pasti hanya akan ditertawakan saja oleh gadis itu. Seolah-olah dirinya sedang mengarang cerita. Mau cari di internetpun pasti kurang puas baginya. Tidak ada salahnya juga dicoba. 

"Aduh, gue lupa lagi nggak ngabarin Anara kalau nggak masuk. Kalau gini, kan, gue jadi bolos ceritanya," keluh Aluna. 

"Nggak papa, deh, lagian kelasnya Pak Husein ini. Paling juga itu guru yang kangen sama gue," celetuk Aluna percaya diri. 

Setelah itu, Aluna membersihkan tempat tidurnya terlebih dahulu kemudian pergi mandi. Ayah dan keluarga barunya sudah keluar rumah sejak semalam mungkin. Karena ia mendapati rumah sepi sejak tadi pagi. Baguslah, ia tidak perlu perang batin lagi. Pikirnya. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jum'at, 20 Agustus 2021

Black ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang