Chapter 4

1.8K 253 16
                                    

"Let's begin our dangerous game..."


🌹🌹🌹

Pagi hari yang sedikit ribut. Beberapa pelayan tingkat bawah sibuk berdebat sambil berbisik di depan sebuah pintu besar. Beberapa dari mereka membawa baki berisi makanan dan minuman.

"Aku membawa makanan, tentu saja!" bisik pelayan Im.

"Kalau begitu, ketuk pintunya!" balas yang lain.

"Itu hanya wewenang Kepala pelayan!"

"Demi Tuhan, Kepala pelayan sedang cuti."

"Kalau begitu, tunggu Tuan Manoban memberi perintah."

"Ini sudah masuk jam sarapan Putra Mahkota!"

"Ketuk saja!"

"Kau saja!"

"Kenapa Aku?"

"Ada masalah?" suara parau Chaeyoung membuat keadaan hening seketika.

Para pelayan menoleh dramatis kearah suara. Bukan. Chaeyoung tidak keluar dari pintu besar itu. Sang Putra Mahkota keluar dari pintu lain di selasar yang sama dengan ruang pribadinya. Sosoknya menatap bingung para bawahannya sambil membetulkan ikatan piyama panjangnya.

"Ya-yang mulia..."

Dahi Chaeyoung berkerut bingung. Ia melangkah mendekat ke arah pintu tempat para pelayan berkerumun. Ia menatap baki makanan yang dibawa beberapa pelayan.

"Aku hanya ingin teh. Bawa kembali makanan itu." Chaeyoung membuka pintu besar itu. Bersiap masuk sebelum berkata, "Ah. Panggil kepala pelayan Bae untuk membantu Jennie membersihkan dirinya."

Dan, kemudian pintu itu tertutup. Menyisakan keheningan mendalam selepas sang Putra Mahkota memasuki kamarnya. Para pelayan saling berpandangan.

"Apa malam pertama pewaris tahta telah terjadi?"

Selanjutnya, wajah para pelayan itu memerah menahan malu. Mereka membubarkan diri dengan senyuman di wajah dengan kabar yang mereka simpulkan sendiri.

.
.
.

Jennie mengernyitkan dahinya. Ia baru saja keluar kamar sehabis membersihkan diri dengan pelayan Bae yang berjalan di belakangnya. Dalam setiap langkahnya, beberapa maid membungkuk sopan padanya, lalu dilanjutkan dengan saling berbisik sambil tertawa setelah Ia lewat. Jennie menatap pelayan Bae bingung. Pelayan itu pun hanya tersenyum canggung.

"Pantas saja, tadi malam Aku tertidur dengan sangat bahaaaagia." ucap seorang maid dengan wajah yang ekspressif.

Jennie yang sudah sampai di ujung tangga, perlahan melangkah turun menuju kumpulan maid dibawah.

"Anugerah dewa menaungi kita tadi malam. Aku tidak percaya!"

"Dewa sudah menitipkan berkahnya pada seorang wanita. Ah, Malam pertama yang mulia—"

"Malam pertama?" Jennie mengangkat alisnya heran. Para maid itu menoleh kaget mendengar suaranya. Mereka buru-buru membungkuk dengan wajah pias.

"M-maafkan kami, Yang Mulia.."

Jennie mengernyit bingung. Di belakangnya, pelayan Bae menatap garang para maid itu.

"Apa urusan maid dapur berdiri di ruang utama?" tanyanya galak. Jennie melirik para maid yang ketakutan.

"Kembali ke pekerjaan!" seru pelayan Bae galak. Jennie meringis. Ia jadi ingat bosnya yang kerap membentak jika dirinya melakukan kesalahan.

"Sudahlah, Ayo ke ruang makan." lerai Jennie. Ia mengayunkan langkahnya menuju ruang makan. Beberapa pengawal sudah berbaris di depan ruang besar itu. Chaeyoung telah datang, pikir Jennie.

Red String (Chaennie 🔞) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang