︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶
Sorot kagum tertuju pada pemuda yang berjalan diatas karpet merah, ruang besar yang sekarang lebih dikenal dengan nama auditorium itu bersuara kagum di segala sisi. Ini pertama kalinya Pangeran kerajaan Borealis datang kemari, berkunjung mengikuti sang asisten raja yang memantau kegiatan pendidikan bersama Dewan Pendidikan.
Vinia memandang kagum pahatan yang dibuat Tuhan belasan tahun silam, tahun lahir yang sama tapi membuat distansi jauh soal kasta membuat Vinia mengubur dalam keinginannya menikah dengan pangeran. Sangat mustahil angan di kepala menjadi kenyataan.
"Aaakh pangeran Jay ganteng banget," Rusuh Vinia hampir menangis dikursi kayu yang ia duduki. Dadanya terasa sesak sekali, ia butuh banyak oksigen. Tolong siapapun, bawakan sepuluh tabung penuh oksigen untuk Vinia.
"Iya sumpah! Andai gue bisa nikah sama dia, atau gak pangeran yang satunya aja gapapa," Sahut Hyera di sebelah Vinia, ia masih menyaksikan acara dengan khidmat sekaligus menikmati pemandangan yang jarang tergambar diarea sekolah.
"Ahaha ternyata kita benar-benar sefrekuensi, kita juga punya khayalan yang sama, Hyera!" Vinia menjatuhkan kepalanya ke bahu Hyera. Vinia bagai tak punya kekuatan lebih untuk hidup esok hari, terlalu mleyot melihat ketampanan pangeran Jay dalam balutan pakaian mewahnya.
Vinia terus memandang pangeran Jay yang sedang berorasi didepan sana, senyum yang menghias parasnya begitu latif. Anak-anak Raja tentunya bersekolah, tapi bukan di sekolah ini. Sekolah Vinia dua tingkat dibawah standar sekolah untuk anak bangsawan, dan tentu sekolah pangeran Jay sangat elite. Sudah tampan, pintar.
Pangeran Jay hampir menutup pidatonya sebagai sambutan dan ucapan rasa terima kasih karena pihak sekolah menyiapkan penyambutan yang meriah, sesuai ekspektasi dalam kepala. Begitu mengedarkan pandangan, melihat semua rakyatnya, Jay melihat satu perempuan bersandar lemah dibahu temannya. Apa dia tipes? Kasihan harus ke sekolah disaat sakit seperti itu.
"Anjirlah bangun! Normalin posisi duduk lu, ga sopan ih pangeran tuh yang bicara! Barusan pangeran liat lu." Hyera menoyor-noyor kepala Vinia supaya ia tak menyender lagi. Sementara pemudi itu hampir menangis histeris saking senangnya, tidak apa-apa yang penting barusan pangeran Jay menatapnya dalam kisaran beberapa detik.
"Hah! Serius?! Gue seneng banget! Artinya pangeran Jay tau gue hidup!"
Acara selesai, Vinia masih dalam euforianya. Kedua tangannya sampai tremor, kertas-kertas yang ia bawa menyerap keringat dingin yang ada ditelapak tangan. Kakinya lemas tak kuat melangkah kembali ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵒⁿ ʰᵒˡᵈ Sinthink ; Sunghoon
Fanfic"Rakjel itu apa?" "Rakyat jelita." Ini memuat kisah Sunghoon yang harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia akan dieksekusi bila terbukti melakukan pencurian dan penggelapan uang kerajaan. Tidak ada yang mengetahui asal-usul Sunghoon, bahkan keluar...