꒷꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦꒷
Vinia termangu dengan visus selayaknya elang siap menerkam mangsa, ada decakan tak percaya muncul dalam jiwanya. Usai memastikan fakta atau bukan berita yang ia baca dimading pagi ini, ia semakin menggelengkan kepala. Hyera bilang yang memenangkan lomba pemuda dengan paras tampan periode ini adalah Sunghoon, ya Sunghoon Zeta Raiden.
"Ini sih bakal banyak saingan," Monolognya pelan. Ia masih fokus menatap objek yang otaknya pikirkan. Sunghoon tengah berjalan dilorong sekolah, jangan bayangkan sekolahnya kuno, terbuat dari susunan kayu jati, sekolah ini cukup bagus---hampir mirip istana dalam wujud kecilnya.
Sunghoon memenangkan jajak pendapat sebagai pemuda paling tampan satu angkatan. Vinia tidak sadar ternyata Sunghoon dapat menarik perhatian sejak awal melihat citranya pada selembar kertas foto. Perempuan itu juga memang memilih Sunghoon sejak awal, jangan bilang ke orangnya!
Pemuda itu tidak terlalu populer, kalah oleh orang-orang yang lebih punya kuasa tinggi di sekolah ini. Anak anggota dewan pemerintah, anak juragan kaya raya misalnya. Setahu Vinia Sunghoon tak punya privilise mencolok di sini. Asal-usulnya saja minim informasi, Vinia mulai sangsi mau menyukainya.
"Akh kayaknya gak perlu naksir dia deh, cukup aja pangeran Jay yang gue sebut-sebut dalam doa. Fokus, satu tujuan!" Slogan itu berhasil keluar dari mulut Vinia, ia berkomitmen pada dirinya sendiri supaya hanya menyukai pangeran Jay saja. Pangeran Jay-nya yang tampan menawan.
"Lu ngayal apaan lagi, siang-siang udah udah gila." Hyera datang, ia langsung menepuk dahi Vinia keras-keras.
"Apaan si sirik ya ga punya imajinasi yang bagus? Yahahaha kasian." Gelak tawa Vinia menggelegar hingga bisa didengar dari luar kelas, betapa puasnya ia bila meledek Hyera. Memang perempuan itu lemah sekali dalam berimajinasi, untung saja Vinia pernah melihat SpongeBob ditelevisi milik sepupunya di negeri tetangga. SpongeBob akan jadi panutannya dalam berimajinasi.
"Gue gak sirik, gue pun ga larang lu buat berimajinasi. Tapi awas aja lu mikir cabul."
"Heh! Tutup mulutmu paok." Tangan Vinia otomatis bergerak menutup mulut Hyera, terdengar suara yang begitu keras dari kulit yang beradu itu. Vinia malu sekali, barusan Sunghoon lewat tepat dijendela kelas. Posisi mereka lumayan dekat, pemuda itu pasti mendengar penuturan Hyera.
"Tangan lu pait banget dah, anjir," Keluh Hyera menghempaskan telapak tangan kawannya ke udara.
"Iya yang manis kan senyum gue, hahaha. Ah, lu ngumpat mulu. Hati-hati lu nanti di coret kandidat duta remaja di kerajaan loh!" Peringat Vinia kala mengingat Hyera ingin menjadi salah satu duta remaja di kerajaan, salah satu syaratnya harus bertutur sopan dan santun.
Hyera melirik sekitar, takut ada yang melaporkan dirinya ke paguyuban siswa. Bisa gagal rencananya menyusup ke kerajaan, ia kan juga mau melihat pangeran Jay walaupun dalam kurun waktu sebulan sekali. Pangeran Jay kan sangat jarang kemari.
"Eh lu barusan kaya panik banget pas Sunghoon lewat, kenapa? Lu kenal dia? Sunghoon salah satu mata-mata paguyuban siswa kah?" Tanya Hyera setengah berbisik. Vinia merekam pertanyaan-pertanyaan sahabatnya di kepala.
"Gatau dah, y...ya gue panik aja lu bilang pikiran gue cabul. Sumpah, lu tuh pengen tak lep! Harga diri gue woi!" Murka Vinia hampir merawak wajah Hyera menggunakan kedua tangannya.
Dialog mereka masih berlanjut, membuat gaduh kelas merupakan keahlian Vinia. Sebentar-sebentar mengungkapkan gagasan provokatif adalah hobinya. Itu memang buruk, tapi Vinia berusaha mengorek sesuatu yang sempat dibicarakan tetangga-tetangganya beberapa hari kebelakang. Ia mulai penasaran.
"Tapi serius permaisuri kabur dari dulu?" Vinia bertanya lagi, ketiga kalinya pada Hyera si narasumber berita nyata. Hyera mengangguk, membaca situasi kelas takut gurunya tiba-tiba sadar mereka mengacau.
"Iya, jadi permaisuri kabur pas hamil tiga bulan. Gue gatau sih kenapa beliau bisa kabur, padahal enak ya hidup di kerajaan mah. Terus berita yang beredar lagi, permaisuri masih hidup tapi ga ada yang tau beliau di mana. Terakhir kali gue denger, beliau sama anaknya tinggal di negeri Australis." Hyera masih setengah berbisik, Vinia di sebelahnya mengangguk-angguk mengerti. Ah jadi begitu ceritanya.
"Jauh dong ya kaburnya sampe negeri tetangga gitu. Gue pernah ke sana, soalnya ada sepupu gue di sana. Tapi di sana adem-ayem banget nggak ada berita permaisuri Raja Borealis kabur." Cerita Vinia. Hyera mengangkat kedua bahunya, resah melihat ke depan kelas. Lalu, setelah itu mereka diam, gentar kena omel dan dianggap tidak menghormati guru.
Kalau permaisuri masih hidup dan kembali ke negeri ini, apa berita yang beredar akan makin kencang?
꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦
Belum terbiasa dengan genre kaya gini
But, I tried 😁😁 please give me your appreciate bbee
Ayo vote Enhypen di Mama
Thank you ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵒⁿ ʰᵒˡᵈ Sinthink ; Sunghoon
Fanfiction"Rakjel itu apa?" "Rakyat jelita." Ini memuat kisah Sunghoon yang harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia akan dieksekusi bila terbukti melakukan pencurian dan penggelapan uang kerajaan. Tidak ada yang mengetahui asal-usul Sunghoon, bahkan keluar...