Lisa memandang rumah super megah yang berdiri di hadapannya. Bisa dibilang, bangunan ini adalah bangunan rumah terbesar yang pernah Lisa lihat dalam hidupnya. Sepertinya ini merupakan sebuah keberuntungan. Saat pertama kali menerima telepon dari seseorang yang kabarnya mendapatkan nomor ponsel Lisa dari sebuah iklan di internet pekan lalu, gadis berusia dua puluh tiga tahun itu benar-benar tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
Benar. Minggu-minggu lalu, Lisa memang memasang iklan di internet. Menawarkan jasa sebagai guru private bagi murid-murid sekolah dasar sampai jenjang sekolah menengah atas. Lisa juga memaparkan beberapa piagam penghargaan dan juga sertifikat sebagai bukti bahwa ia adalah seseorang yang berprestasi meski masih menduduki bangku perkuliahan di semester tujuh.
Dan, ya. Seseorang yang menghubunginya itu mengaku sebagai sekertaris dari Nyonya Ahn, yang tak lain merupakan sang ratu di rumah ini. Lisa belum sempat menjelajahi internet guna mencari tahu tentang apa saja bisnis yang mereka kelola hingga memiliki rumah semegah ini, bahkan sampai menawarkannya jumlah gaji yang besar hanya agar Lisa bisa fokus mengajar putra mereka. Iya, hanya putra mereka saja. Tidak boleh ada murid lainnya.
Yah, lagipula dengan gaji sebesar itu, tentu Lisa tidak perlu lagi bersusah payah mencari murid lain untuk diajarkan. Gadis itu bahkan segera menarik iklannya, tepat setelah selesai membuat kesepakatan dengan sekertaris dari Nyonya Ahn tersebut.
Setelah diizinkan masuk oleh petugas keamanan, Sekertaris Jang segera menyambut Lisa di pintu masuk utama. Laki-laki berusia tiga puluh tahunan itu tampak tegas dan berwibawa. Tampan, namun cukup dingin untuk dijadikan kekasih. Tubuhnya tinggi, mungkin hampir mencapai seratus sembilan puluh senti? Kemeja dan jasnya sangat rapih, begitu pula dengan sepatu hitamnya yang mengkilat.
"Terima kasih sudah datang tepat waktu," ucap Sekertaris Jang.
"Ya, Tuan. Aku--"
"Panggil saja Sekertaris Jang," potong pemuda itu. Ia menitah Lisa untuk mengikuti langkahnya. Ah, raut wajahnya bahkan terlihat begitu datar saat melanjutkan dengan lugas, "Tugasmu disini adalah memberikan pelajaran sekolah untuk Tuan Muda Ahn sesuai kurikulum yang berlaku. Dia adalah anak yang baik jika kau perlakukan dengan baik. Dan dia bisa menjadi buruk jika kau perlakukan dengan buruk. Kau bisa menghubungiku atau para maid jika membutuhkan sesuatu, seperti makanan ketika kau lapar, minuman ketika kau haus, atau peralatan pembelajaran yang akan digunakan untuk kepentingan Tuan Muda. Aku sudah mentransfer uang mukanya ke rekeningmu. Kau bisa menerima gaji penuh pada tanggal lima setiap bulannya. Jangan mengacau. Lakukan saja pekerjaanmu dengan baik. Ada pertanyaan?"
Lisa berkedip cepat setelah mendengar penjelasan Sekertaris Jang. Mulutnya bahkan baru bisa terkatup setelah pemuda itu menghentikan langkah sembari menatapnya lurus-lurus. "A-ah, ya. Aku mengerti. Tapi, kenapa harus ada uang muka? Bukankah itu sama sekali tak ada dalam perjanjian?"
"Nyonya Besar hanya ingin memberimu bonus," kata Sekertaris Jang. Pemuda itu kembali melanjutkan langkah, kali ini menaiki undakan anak tangga. "Ia senang karena kau bersedia untuk menjadi guru private bagi putra semata wayangnya."
"Oh? Memangnya selama ini tidak ada yang mengisi posisi sebagai guru private bagi Tuan Muda?" tanya Lisa, penasaran. Ia berusaha mengejar langkah cepat Sekertaris Jang, sekaligus berkonsentrasi pada tungkai kakinya sendiri, berusaha agar tidak tergelincir kala menyusuri tangga demi tangga yang cukup banyak ini.
Sekertaris Jang tak langsung menjawab pertanyaan Lisa. Setelah hening menyapa selama beberapa waktu, pemuda itu lantas melirik sesaat, kemudian berujar singkat, "Tidak ada."
Lisa melipat dahi, menatap punggung tegap di hadapannya ini dengan bingung. "Kenapa? Apa sebelumnya Tuan Muda--"
"Kerjakan saja tugasmu," Sekertaris Jang berhenti melangkah, memotong dengan begitu dingin hingga Lisa dibuat membeku di tempatnya. "Jangan banyak bertanya, dan jangan berusaha mencari tahu apa yang seharusnya tidak kau ketahui. Mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
my lovely teacher | lizkook ✔️
Fanfiction[M] Sembari berjuang untuk menyelesaikan kuliahnya, Lalisa Hwang mengambil pekerjaan paruh waktu sebagai seorang guru private bagi putra sematawayang dari keluarga Ahn. Tak tampak ada yang salah dari remaja berusia delapan belas tahun itu. Pemuda be...