33. Loved.

17.2K 2.4K 587
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Huft, mature 18+, aduh aku polos sumpah.

Komen ya, komen.

***
Soobin bingung kenapa suaminya malah memegang dahinya saat ini.

"Kamu sakit? Perlu aku belikan obat?"

"Lho? Aku gak sakit, lagipula bukankah kakak sendiri yang pernah berkata mau melakukan hal yang lain kemarin?"

Yeonjun menghela nafasnya lalu mendekatkan mukanya kearah Soobin yang saat ini menatapnya.

Dirinya padahal sempat berpikir jika Soobin saat diajak untuk melakukannya bisa-bisa pingsan, namun untuk saat ini salah besar.

Malah Soobin yang mengajak duluan, tangan Yeonjun mengusap pipi Soobin dengan lembut.

"Kakak gak mau melakukannya? Gak mau punya anak dariku?"

"Siapa bilang? Aku malah sedang melakukan pemanasan saat ini."

Soobin terdiam, pemanasan? Apanya? Lalu dia terdiam ketika tangan suaminya itu malah berjalan kearah lehernya dan bergerak disana membuat Soobin membeku disana.

"Mau melakukannya dimana? Di sofa?"

Mulut suaminya sialan sekali, muka Soobin memerah sekali saat ini, lagipula gak mungkin bukan jika melakukannya di sofa.

Walaupun ukurannya panjang tapi tetap saja akan susah.

"Kenapa gak jawab? Mau dimana?"

"K-kamar?" balas Soobin dengan cepat membuat Yeonjun tersenyum dan malah memangut bibir Soobin yang berada di hadapannya itu.

Lalu tangannya masih mengusap leher putih Soobin yang tampak mencoba untuk menyingkirkan tangannya dari leher Soobin.

Soobin merasa geli ketika lehernya disentuh seperti itu.

Tangan Soobin segera memeluk leher suaminya yang masih menciumnya itu, ah tidak, dia sedang membalas ciuman yang dimulai oleh suaminya juga.

Lalu Soobin cemberut ketika baru saja dia membalas, suaminya itu malah melepaskan ciumannya.

"Aku mempunyai jawaban yang berbeda denganmu sayang."

Yeonjun mengecup bibir Soobin lalu tersenyum menyeringai membuat Soobin yang cemberut mendadak diam.

"Sepertinya di sofa lebih baik."

Belum sempat Soobin menjawab tubuhnya sudah di dorong agar tergeletak di sofa.

Lalu Yeonjun kembali mencium bibir Soobin dengan lebih kasar dari sebelumnya dan Soobin kembali membalas ciuman yang dimulai oleh suaminya.

Pangutan mereka tidak terlepas, hanya dengan ciuman Soobin sudah merasakan gerah sekali saat ini.

Kelihatan juga dari dahinya yang mengeluarkan keringat, padahal ac sudah menyala.

Soobin memejamkan matanya karena terlalu malu dengan tatapan suaminya yang seperti membuatnya akan hancur, bukan hancur dalam hal yang lain.

Lebih ke membuatnya malu, tatapannya mendominasi sekali, bagaimana bisa dia kuat dengan tatapan seperti itu.

Ketika ciuman mereka terlepas, Yeonjun mengarahkan kepalanya ke leher Soobin dan mengigitnya, membuat Soobin memegang baju suaminya itu.

Berharap suara desahannya tidak keluar, namun dia gak bisa menahannya, suara desahannya benar-benar keluar hanya karena lehernya yang sedang diberi tanda oleh suaminya.

"Kamu seperti ingin sekali mempunyai anak, kenapa?"

"Entah," balas Soobin sambil tersenyum kearah suaminya.

Hidden Village -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang