59. Sea adalah Grizelle

670 50 0
                                    

59

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

59. Sea adalah Grizelle

"Galen, Arsenio? Bukannya mobil yang di depan rumah itu mobil Azka ya? Iya nggak si?"

Galen menutup pintu rumahnya. "Mungkin tamunya Papah," jawab Galen tanpa ekspresi.

"Pak Satpam juga diam-diam bae," kata Arsenio.

"Mungkin kali ya? Tapi gue familiar banget sama mobilnya Azka. Pasti ada tulisan R pas di bagian pintunya. R, Reagan's."

"Mungkin cuman kebetulan aja, Sakya," ujar Arsenio.

"Bi? Oh iya, baju punya teman Arsen yang waktu itu udah di cuci?" tanya Arsenio ketika melihat Bibi Ja keluar dari dapur sambil membawa beberapa toples cemilan menuju ruang tamu.

"Oh, Den? Sudah pulang?"

"Bi? Ada siapa?" tanya Galen. Semua itu benar-benar tidak biasa, mulai dari Bodyguard-bodyguard Papahnya yang tumben sekali berjaga ketat di sekeliling rumah di siang bolong seperti ini. Biasanya mereka hanya akan berjaga saat malam hari.

"Oh itu Den, ada tamu."

"Tamu Papah?"

"Bukan Den." Bibi Ja menggelengkan kepala.

"Den Galen, Den Sakya, dan Den Arsenio sudah pulang?" Ketiga cowok yang di panggil namanya itu langsung menoleh ke asal sumber suara. Ternyata suara Pak Zeo.

Mereka bertiga kira Pak Zeo sedang tidak ada di rumah, ternyata ada. Bukan mereka tidak suka dengan Pak Zeo. Tapi mereka tidak suka akan perintah-perintah dari Papah mereka yang akan disampaikan oleh Pak Zeo.

"Ah ya, Den Galen, Den Sakya, dan Den Arsenio segeralah bersiap-siap. Sebentar lagi Tuan akan pulang."

"Paling Papah habis pulang kerja, kenapa harus segala pake acara siap-siap Pak?" Sakya memutar bola matanya, mulai beranjak akan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Bukan Den." Pak Zeo menghela napas sejenak. "Aden di sruruh Tuan bersiap-siap untuk menyambut seseorang yang di bawa Tuan."

"Papah mau nikah lagi?" cetus Arsenio dengan asal tanpa ekspresi sama sekali.

Pak Zeo mengulum senyum dan menggelengkan kepala, ada-ada saja anak ketiga Tuannya itu. "Bukan Den Arsenio."

"Iya, Pak, sebentar lagi kami siap," ucap Galen dan langsung memberi kode kepada Sakya dan Arsenio agar segera masuk ke dalam kamarnya masing-masing.

Pak Zeo tersenyum melihat kepergian ketiga putra Tuannya itu. Terlebih kepada sikap Galen, mengingat anak pertama Tuannya itu sangat irit sekali bicara. Melupakan itu, Pak Zeo segera keluar rumah dan bersiap-siap untuk menyambut Tuannya dan ... Nona Sea.

***

Arsenio berjalan dengan santai melewati ruang tamu di rumahnya sembari bersiul kecil. Namun baru beberapa langkah melewati ruang tamu Arsenio kembali mundur tepat di depan pintu masuk ruang tamu. Arsenio menatap Galen dan Sakya yang sudah jalan lebih dulu di depan.

AZKASEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang