10 | Membuat panik satu RT

806 196 44
                                    

Pagi-pagi mereka boleh aja berdamai, lain hal lagi pas pulangnya. Karena jiwa kucing garong sama tikus got mereka udah pada keluar, alhasil selama di perjalanan pulang keduanya adu mulutㅡngedebatin soal langsung pulang atau pergi ke tempat permainan di komplek sebelah dulu.

Sehun dengan keinginan pulangnya, dan Jisoo dengan keinginan mainnya.

"Disana nanti ada boneka-boneka lucuu tauuu, plis plis plisss!" Jisoo menoleh, menatap Sehun dengan memohon.

"Ishh enggak mauu!! Aku capek bawa sepedanya!!"

"Nanti aku yang bawaaa deeeehh, lagian kamu letoy banget, kak Ajin sama Chan aja bisa tuh bawa sepeda nyampe kompleknya Babeh Yanto!"

Sehun berdecak, "Kamu kan gabisa bawa sepeda roda dua! Jangan sok deh, nenek condet!"

"Ishh, tadi tuh Bonbon bilang disana seru banget, aku mau kesanaaa."

"Engggak mau!"

Jisoo yang sedari tadi menoleh dan menatap muka Sehun yang ekspresinya ditekuk itu pun cemberut lalu menatap ke jalan depan kembali.

"AAAA SEHUN NYEBELINNN!!" Si bungsu Hussein pun menggoyangkan sepedanya dengan kekesalan memuncak, habisnya dia kan biasanya selalu dituruti apa-apanya kalau sama Jin dan Chanyeol, tapi giliran dengan Sehun malah dibantah.

"EH EH JANGAN GOYANG-GOYANG!!"

Sehun kan belum terlalu bisa menyeimbangkan sepedanya, alhasil ia pun oleng ke kanan dan kiri lalu jatuh di atas trotoar jalan dengan sepeda yang ban depannya penyok menabrak tiang listrik.

"Sakitt..." Keluh Sehun sembari memegangi jidatnya yang jatuh terlebih dahulu menyentuh tanah. Dia pun mengedarkan pandangannya dan menemukan Jisoo yang terkapar di dekat sepedanya.

Lucu sih, itu anak jatohnya terlentang dan kehalang sama tas gendutnya jadi kaya kura-kura kebalik.

"Aaa Sehun tolongin akuuuu!!!!" Paniknya.

Sehun yang tumben-tumbenan enggak nangis itu pun nyamperin Jisoo dan ngebantu duduk, "Kamu sih!! Kan aku bilang jangan goyang-goyang!"

"Kamu juga salah, kan aku bilang mau ke tempat main duluu."

Masih aja dilanjut...

"Tapi kan aku capekk, kamu ngerti gak sihh? Apa jangan-jangan kamu itu wowotek makanya gak ngerti bahasa aku??!"

"Ish..." Jisoo kalah, dia pun manyun lalu bilang, "Maafin aku," ujarnya sambil mengulurkan tangan.

Sehun menjabatnya, "Kita pulang pokoknya! Kalo kamu mau kesana bodoamat, aku gamau nganterin!"

"Iyaa langsung pulanggggggggg" kesal Jisoo.

"Nggak boleh kesel! Cuma aku yang boleh kesel!" Sehun melepaskan jabatan tangannya lalu menunjuk-nunjuk wajah Jisoo dengan telunjuknya.

"Hihh..."

Untungnya mereka jatohnya enggak parah-parah banget jadi masih bisa jalan walaupun di lutut, jidat dan siku Sehun ada lecetㅡsementara Jisoo cuma roknya aja yang robek dikit karena sempet nyangkut tapi sisanya gapapa.

Sehun pun natap nanar sepeda barunya yang ban nya udah penyok, mau ngomel juga udah keburu capek sih, jadi dia pun berdiriin sepeda itu dan dia tuntun.

Jisoo yang takut ditinggal pun langsung bergegas bangun dan ngintilin anak pak Widjiningrat itu dari samping sambil megangin tali tasnya Sehun.

"Adelio..."

"Apa?!"

"Jangan marahh, aku cuma mau bilang maaf lagii, kamu maafin kann?"

"Kalo enggak, gimana??"

a'four Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang