Hyunjin pulang ke apartemennya. Karena siapa lagi kalau bukan karena Ara?
Lelaki berambut hitam pekat ini menekan beberapa angka pada gagang pintu elektronik yang ada didepannya. Sebelum masuk, Ia menghela napasnya sebentar lalu memijit pangkal hidungnya.
Pria itu membuka lebar pintu yang ada di depannya dan masuk secara perlahan. Raut wajahnya berubah 180° dari yang sebelumnya--resah dan lelah menjadi; sangat ceria dan tenang.
"Hwang Ara..." Hyunjin memanggil nama tersebut dengan intonasi yang lembut, sangat lembut.
Teriakan girang langsung terdengar dari sudut sana. Nampaklah seorang gadis kecil sedang berlari kearahnya, disusul oleh seorang perempuan paruh baya yang terlihat lelah dan kewalahan.
"Jangan lari-lari Nak, nanti jatoh." Hyunjin mengintrupsi.
Mendengar itu, yang di intrupsi langsung mengubah kecepatan langkahnya menjadi lebih pelan."Papa Hyunjin pulang! Yeyy!!" Teriakan kecil dari Ara ini berhasil membuat senyum Hyunjin semakin melebar.
Ia berjongkok, menyamakan tingginya dengan tinggi anak yang bernama Ara itu. Lalu, Ia membuka tangannya lebar-lebar, mengisyaratkan kepada yang kecil untuk masuk ke dalam dekapan hangat nan nyamannya.
"Ara kangen Papa?" Gumam dan tanya Hyunjin.
Hyunjin merasakan anggukan kuat dari dalam pelukannya, "Heem! Banget! Memang Papa ga kangen Ala?"
Bukannya menjawab, yang lebih tua malah mengendorkan pelukannya. Dilihatnyalah anak kecil menggemaskan dengan pipi chubby serta bulu matanya yang lentik, gemas. Sebenarnya, secara keseluruhan, dalam segi fisik Ara dan Hyunjin tidak mempunyai kemiripan. Namun untungnya, terdapat dua point yang membuat mereka sangat match; rambut halus hitam dan bibir tebalnya.
"Ara lagi mau bobo kan tadi?"
"Iyap! Tapi Papa pulang, Ala jadi gamau bobo!" Lagi-lagi, ucapan Ara ini membuat Hyunjin menjadi gemas sendiri.
Atensi Hyunjin berpindah kepada perempuan paruh baya yang sedari tadi hanya diam mengamati mereka.
"Bi Dar istirahat aja ya, Ara biar tidur sama saya aja." Kata Hyunjin sopan kepada perempuan paruh baya yang sedari tadi hanya diam.
"Beneran Pak? Bapak kelihatannya capek banget lho... " Bi Dar tak enak hati. Pasalnya, bukan hanya karena penampilan Hyunjin yang terlihat lumayan kacau, namun juga karena bau samar alkohol yang menyeruak kuat dari tubuh Hyunjin.
"Gapapa Bi. Lagian nanti kalau saya ga tidur sama Ara, dia nya malah nangis." Ucapan Hyunjin ini semacam skakmat untuk Bi Dar.
Bi Dar terdiam sesaat, Ia bingung. Apakah tak apa jika Ia membiarkan Ara dengan lelaki yang baru selesai meminum alkohol seperti itu? Apalagi dia bukan ayah kandung--ah Ia terlalu banyak berpikir.
Perempuan paruh baya itu menatap Hyunjin. Lelaki itu yang tidak menunjukkan tanda-tanda seorang yang sedang mabuk sama sekali, Ia terlihat masih sangat sadar. Pandangannya beralih kepada perempuan kecil yang sedari tadi tidak berhenti tersenyum lebar.
Ah, kedua oknum ini, berhasil membuat hatinya terenyuh.
Bi Dar mengangguk pelan, "Yaudah saya istirahat dulu Pak. Nanti kalau ada apa-apa, Bapak bisa telpon atau panggil saya aja."
Hyunjin mengangguk mengiyakan. Ia mengamati punggung perempuan paruh baya yang berjalan masuk ke dalam kamar pribadinya. Setelah dirasa sudah cukup, lelaki Hwang ini beralih pada Ara yang sedari tadi sudah menunggunya.
Hyunjin mengangkat lalu menggendong tubuh Ara, Ia memberikan kecupan yang bertubi-tubi di seluruh muka gadis yang baru berusia 3 tahun ini.
Yang dicium terkekeh dan berusaha menghindar, "Ihhh! Papa bau..." Sela Ara sambil menutup hidung, dibantu dengan kedua tangan mungilnya. Hal ini berhasil membuat hyunjin terkekeh gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐄𝐍𝐃 | 𝙷𝚠𝚊𝚗𝚐𝚜𝚑𝚒𝚗 2
Fanfiction𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘦𝘯𝘫𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩. 𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢. 𝘋𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘢𝘥𝘢 𝘵𝘢𝘳𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘣𝘪𝘯𝘵...