BAGIAN 60 See You Again
“Wu Yifan ingin bertemu denganmu di ruang bebas asap roko. Dia ingin mengucapkan kata-kata terakhir. Tampaknya kalian sangat dekat!”
Di akhir kata, Wang Yibo memberi tekanan besar. Dia paham bahwa perasaannya buruk ketika menyadari hal itu. Sejak awal bertemu Wu Yifan, nalurinya mengatakan bahwa laki-laki itu cukup berbahaya. Awalnya tidak tahu apa yang benar-benar dikhawatirkan, tetapi setelah mengalami provokasi terang0terangan, ia tahu bahwa sikap orang itu sangat buruk dan gelap. Tipikal orang yang harus dijauhi dalam lingkaran bisnis.
Tidak ada rasa keadilan dalam diri Wu Yifan, tetapi banyak arogansi dan ambisi tanpa kejelasan.
Ketika Wang Yibo selesai mengatakan kalimatnya, ia melihat wajah bingung Xiao Zhan. Keningnya mengerut dalam ketidaknyamanan, sudut bibir kaku, dan tatapan mata kosong dalam dua detik. Setelah itu ia mulai memahami situasi di sekitar dan tiba-tiba mendapat panggilan dari bosnya.
“Zhan.”
Xiao Zhan memfokuskan perhatian pada Wang Yibo dan mendapati bahwa laki-laki itu memasang wajah cuek seolah-oleh tidak pedulia mengenai apa yang akan terjdi jika ia bertemu Wu Yifan. Menyaksikan reaksi seperti itu, Xiao Zhan agak tenggelam dalam lautan perasaan sedih. Meski sedikit, ia berharap Wang Yibo akan menunjukkan kecemburuan, bukan tanpa ekspresi seperti sekarang.
“Aku akan menemuinya setelah jam kerja.”
“Apakah kamu ingin membuatnya menunggu beberapa jam lagi?”
Menggangguk ringan, Xiao Zhan menjawab dengan yakin, “Yang akan dibahas adalah masalah pribadi, lebih baik menunggu jam kerja selesai.”
Ada sekitar dua jam sebelum jam kerja berakhir, yang artinya Wu Yifan harus menunggu selama itu untuk pembicaraan terakhir. Mengetahui bahwa Xiao Zhan tidak mengutamakan Wu Yifan ada kepuasan di hati Wang Yibo, ia menjadi semakin acuh tak acuh akan masalah tersebut. Tidak peduli dua orang itu akan berbicara secara pribadi, selama Xiao Zhan menjadi miliknya, tidak akan ada masalah.
Wang Yibo menyetujui ucapan Xiao Zhan dalam diam dan membiarkan laki-laki itu melakukan apa yang ingin dilakukan.
Meskipun Xiao Zhan mengatakan akan menemui Wu Yifan sepulang kerja, ia tetap mengirim pesan singkat agar laki-laki itu tidak terburu-buru menunggu di ruang bebas asap rokok. Lagi pula ia tidak benar-benar memahami tujuan Wu Yifan kali ini. Jika hanya ingin mengucapkan selamat tinggal, bukankah lebih baik melalui pesan teks? Itu akan mengurangi tereksposnya perasaan tidak perlu.
Perpisahan sering digambarkan dalam nuansa kesedihan, melankolis yang menyayat hati, dan keengganan untuk melepaskan. Akan merepotkan jika pada akhirnya Wu Yifan bertindak begitu impulsif dalam menunjukkan emosi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Season ✓
FanficUntuk sebagian besar hidupnya, Xiao Zhan merasakan ketidakberuntungan yang teramat besar. Setiap luka baru akan muncul di sisa-sisa malamnya. Luka yang membuatnya mengerang sakit akibat rasa ngilu yang menyentuh hatinya. Dia selalu menggigil di set...