1

201K 14.7K 4K
                                    

Di hari yang sudah gelap ada sekumpulan remaja laki-laki yang nongkrong di dekat pos ronda. Dari gayanya memang keren tapi tempat tongkrongan harus tetap merakyat.

"Gerall, lu serius mau damai sama anak dari SMA sebelah?" Tanya salah satu cowo yang lagi nongkrong itu pada seorang temennya. Dari penampilannya cukup sangar, mungkin bisa dibilang orang yang dipanggil dengan nama Gerall ini adalah bosnya.

"Emang muka gua keliatan bercanda?" Pemuda bernama Gerall itu malah nanya balik ke temennya tadi. Sebut saja namanya Satria.

"Yaa, siapa tau aja ini taktik lu buat nyerang mereka."

Gerall terkekeh sambil ngebuang puntung rokok yang dari tadi dia isep, "kaga, gua muak kalo harus berantem mulu. Kasian muka ganteng gua."

Satria menghela nafas. "Yaudah, kalo gitu kita ketemu mereka sekarang?"

Gerall hanya mengangguk lalu menaiki motor ninjanya. Gerall dan pasukan segera menuju pada tempat janjian. Mereka janjian ketemu di lapangan dekat sekolah. Hingga disini lah mereka sekarang, berhadapan dengan gerombolan lain. Gerall maju buat ngomong sama seseorang dari sisi lawan. Bos sama bos saling berhadapan.

"Jadi pada akhirnya kita damai?" Ini Lion, lawan bicara Gerall.

"Ya, gak da gunanya berantem mulu."

Lion tersenyum kecil sambil mengangguk-ngangguk. "Ok, gua juga udah bosen berantem sama kalian. So, kita damai?" pemuda itu mengulurkan tangan buat salaman.

Gerall menyambut uluran tangan Lion. "Damai!"

Kedua belah pihak bersorak senang, kini mereka berbaur menjadi satu. Yang awalnya musuh, jadilah sahabat. Lion juga otomatis ngerangkul Gerall. Dua sekolah yang sudah lama bermusuh sekarang damai.

"Mau seneng-seneng, bro?" Tawar Lion.

"Seneng-seneng?"

"Yoi, ajak pasukan lu buat ke markas gua, kita minum disana, mau?"

"Gas." Gerall berbalik badan buat ngeliat pasukan. "Gan, kita ke markas mereka!" Titah Gerall terus langsung cabut ke motor dan otw markas Lion cs. Agak jauh tapi akhirnya mereka sampai. Markas itu hampir mirip gubuk tapi pas di dalam keadaannya lumayan enak. Seenggaknya ada sofa panjang buat duduk walau cuma satu. Disana juga udah ada botol minuman yang berjejer. Temen-temen Lion langsung nyuguhin minuman itu. Mereka minum bareng sambil main game terus ngemil kacang juga.

"Huhuy! Gokil!" Lion yang setengah mabuk mendudukan diri di samping Gerall.

"Nyaman, rall?" Tanya Lion.

Gerall gak nyaut dan terus-terusan nunduk. Lion heran, dia mutusin ngegocang badan Gerall tapi ternyata cowo itu malah ambruk ke badan Lion.

"Et, dah! Pingsan apa mati ya ni anak?" Lion mendekatkan jari telunjuknya ke dekat hidung Gerall.

"Ohh masih nafas ternyata. Ketua geng kok baru minum dikit udah K.O." Lion terkikik geli. Dia gendong Gerall terus dibawa ke satu-satunya kamar yang ada di gubuk itu. Selesai ngerebahin Gerall di kasur, Lion balik lagi nyamperin temennya buat minum. Berjam-jam mereka saling asik sampai akhirnya tiba tengah malem semua udah pada tepar dan ngelantur. Lion juga udah mabok total. Sekarang cowo itu masuk lagi ke kamar tempat dia ngebawa Gerall. Lion duduk di tepi kasur sambil liatin muka Gerall.

"Rall, masih tidur lu?"

"Gerall.."

Lion ngedeketin mukanya buat ngeliat Gerall tidur apa gak. "Oh, simulasi mati."

Gerall ngebuka mata, dia rada kaget ngeliat muka Lion deket banget sama muka dia tapi dia berusaha tetap cool, "ngapa lu?!"

"Gua–" Lion jatuh ke atas badan Gerall. Awalnya Gerall kira Lion tidur tapi dia ngerasa ada yang aneh sama pergerakan Lion di lehernya.

Kecebong Unggul {M-PREG} [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang