Pintu perpustakaan terbuka dan keluarlah Alvin disusul dengan Nadya. Jam pulang sekolah sudah selesai beberapa jam yang lalu, namun Alvin dan Nadya masih berada di sekolah. Belajar untuk persiapan olimpiade beberapa hari lagi lah yang menjadi alasan mereka baru keluar dari perpustakaan.
"Lo kenapa sih, Vin? Dari tadi lo gak fokus sama sekali." Tanya Nadya ketika keduanya berjalan bersebelahan. "Lo ada masalah?" tanya Nadya sekali lagi ketika tak menemukan tanda-tanda cowok disebelahnya akan menjawab.
Pasalnya sedari tadi cowok itu banyak terdiam. Tidak fokus dengan materi yang tengah ia pelajari. Jawaban Alvin juga banyak yang salah, tidak biasanya Alvin kehilangan fokus ketika belajar seperti ini. "Inget, Vin, olimpiade tinggal beberapa hari lagi. Kalo lo terus kayak gini gimana kita mau menang." Alvin masih menutup mulutnya rapat, namun Nadya tak berhenti untuk berbicara.
Alvin menghentikan langkahnya lalu menatap Nadya yang ikut berhenti. "Tanpa lo kasih tau, gue udah tau apa yang harus gue lakuin. Jadi gak usah menggurui gue."
"Eh, gak gitu maksud gue." Nadya terkesiap lalu sedikit berlari mengejar Alvin yang berjalan dengan langkah lebarnya. "Maksud gue kan baik, biar lo bisa fokus lagi, Vin. Gue sih gak tau masalah lo apa, tapi semoga masalah lo cepet dapat jalan keluarnya, ya."
Lagi-lagi Alvin hanya diam. Memang karakter dia seperti itu ditambah mood nya yang sedang tidak bagus. Sehingga ia malas untuk menanggapi setiap ucapan Nadya.
Hingga tiba-tiba Alvin memelankan langkahnya ketika melihat Karamel yang baru saja keluar dari ruang kebersihan. Sepertinya cewek itu baru saja menyelesaikan hukumannya. Ah ya, Alvin ingat, hari ini hari terakhir Karamel mengerjakan hukumannya.
Keduanya saling bertatapan, hingga lagi-lagi Karamel memalingkan mukanya terlebih dahulu. Jika biasanya Karamel akan menghampiri Alvin, namun kali ini berbeda. Cewek berjalan cepat meninggalkan Alvin dan Nadya.
"Jangan-jangan karna Karamel lo jadi gak fokus kayak tadi, ya, Vin?" tebak Nadya.
"Udah berapa kali gue bilang? Itu bukan urusan lo." Desis Alvin tajam kemudian berjalan meninggalkan Nadya.
Sesampainya di tempat parkir, ia melihat Karamel tengah dibonceng naik motor oleh seorang cowok. Tentu saja Alvin sangat mengenali siapa cowok itu. Tanpa sadar, kedua tangannya telah terkepal kuat.
***
Tangan Karamel memegang erat tas yang tersampir di punggung Nico untuk berpegangan. Ia masih sadar diri untuk tidak memeluk cowok yang tengah membocengnya tersebut. Berbeda jika bersama Alvin, tanpa diminta pun pasti Karamel akan memeluk pacarnya tersebut.
Tadi setelah Karamel menyelesaikan hukumannya, Karamel hendak ke halte depan sekolah dengan tujuan mencari kendaraan umum untuk pulang. Hari ini Dinda ada janji dengan mamanya, maka dari itu ia tidak bisa menemani Karamel sampai selesai.
Sebelum sampai di halte depan sekolah, Karamel terlebih dahulu bertemu dengan Nico yang kebetulan belum pulang. Cowok itu menawarkan tumpangan yang awalnya ditolak oleh Karamel. Namun karena Nico memaksa dan keadaan yang mendesak, akhirnya Karamel mau ia antar pulang.
"Haha iya gitu." Sahut Karamel ketika Nico mengatakan sesuatu yang bahkan tidak Karamel dengar. Sedari tadi Nico terus berbicara namun Karamel hanya menanggapi seadanya.
Hingga motor yang dikendarai Nico berhenti tiba-tiba ketika ada sebuah motor lain yang menghadangnya. Pemilik motor itu turun dan membuka helm nya membuat Karamel terkejut. Cowok yang ternyata adalah Alvin itu berjalan ke arah Karamel dan Nico. Ditariknya tangan Karamel dengan kasar membuat Karamel turun dari motor Nico.
"Apaan sih, Al?!" sentak Karamel mencoba melepaskan tangan Alvin dari pergelangan tangannya namun gagal.
Tidak terima Karamel diperlakukan seperti itu, Nico lekas membuka helm nya dan turun dari motor. Ia menahan sebelah tangan Karamel yang bebas. "Bisa lepas ga?"
"Bukan urusan lo!" sentak Alvin menatap Nico tajam.
"Lo kenapa sih, Al? Lo sendiri kan yang minta kita buat break?" Karamel bertanya dengan nada tinggi.
"Tapi bukan berarti lo bisa ganjen ke cowok lain ya, Mel!"
"Nico cuma nganterin gue." Sangkal Karamel.
"Pulang sama gue sekarang!" perintah Alvin lalu menarik tangan Karamel.
"Gue gak mau!" tolak Karamel.
Alvin berbalik dan menatap sebelah tangan Karamel yang masih di pegang oleh Nico. "Lepasin."
"Lo gak denger Karamel udah bilang gak mau?" Nico menatap Alvin tajam.
Merasa ditantang, Alvin maju dan mendorong pundak Nico membuat cowok itu mundur satu langkah ke belakang. "Udah gue bilang ini bukan urusan lo."
Karamel menyentak tangan Alvin dengan kasar sehingga genggamannya terlepas dan membuat Alvin terkejut. "Ngelihat cara lo yang kayak gini, bikin gue bersyukur nerima ajakan break lo kemarin."
Alvin terdiam mendengar ucapan Karamel. Cowok itu masih mematung melihat Karamel yang kembali pergi bersama Nico meninggalkannya.
"Aaargh!!" Alvin berteriak lalu menendang motornya berkali kali untuk melampiaskan emosinya.
***
Alvin baru saja membersihkan dirinya. Cowok itu berjalan dari kamar mandi menuju tempat tidurnya hanya dengan celana pendek selutut tanpa atasan. Lalu meraih ponsel yang tengah ia isi daya nya. Alvin mencabut kabel yang terhubung dengan ponselnya tersebut sebelum mengecek notifikasinya.
Hanya ada notifikasi dari grup kelas, grup OSIS, serta chat random dari Reza. Biasanya pesan dari Karamel akan berada di barisan teratas dan selalu menghiasi notifikasi ponsel Alvin. Namun, malam ini tak ada satupun pesan yang dikirim oleh cewek itu.
"Kenapa jadi lo yang marah sama gue," gumamnya.
Kemudian Alvin membuka room chat, berniat mengirimi cewek itu pesan. Jarinya lincah menari diatas keyboard. Namun gerakannya terhenti ketika hendak menekan simbol send. Cowok itu malah menghapus pesan yang telah ia ketik dan melempar ponselnya ke atas bantal.
To Be Continue
Btw mau kasih tau kalian cerita hasil kolaborasi aku sama @mrssnowwhite12 mrssnowwhitee12Kalau kalian tertarik, kalian bisa baca dan tinggalkan vote, komen serta share ke teman teman kalian
Thank you guys!
Have a nice day all, and see you💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You || END
Fiksi Remaja[31/01/19] Rank #1 in cuek [31/01/19] Rank #7 in teenfanfic [21/05/19] Rank #1 in protective Mengapa aku harus bertahan dengan mu.? Bertahan dengan sifat mu yang dingin. Bertahan dengan sifat mu yang tidak pernah peka. Bertahan dengan sifatmu yan...