#28

917 85 141
                                    

Identitas perempuan dibalik jubah hitam sudah terbongkar dan ternyata perempuan itu adalah Citrakara.
Menyadari kalau identitasnya sudah terbongkar, Citrakara berusaha melarikan diri. Namun Kian Santang mengejarnya dari belakang, ia melompat ke atas tembok gerbang istana lalu menjatuhkan dirinya tepat di depan Citrakara sembari mengambil pedang bharatanya dari balik punggungnya.

Kian Santang menodongkan pedangnya ke arah Citrakara, "Kenapa kau berkhianat kepadaku Citrakara, bukankah kita adalah seorang teman?"

Citrakara tersenyum miring, "Maafkan aku Raden tapi bagiku, kau adalah musuhku sekarang!"jawabnya sembari menunjuk ke arah Kian Santang.

Kian Santang mengangkat alisnya satu, "Musuh, apa maksudmu Nyimas?"

Citrakara menjauhkan pedang Kian Santang yang menodongnya lalu ia mendekat ke arah Kian Santang, "Kau adalah musuhku sekarang karena kau dan ayahandamu telah menghancurkan hubunganku dengan Raden Dewana!"

Kian Santang sempat kaget mendengar jawaban Citrakara. Ia menghela nafasnya pelan.

Citrakara mengeluarkan sebuah pisau dari balik jubahnya lalu menyerahkannya ke tangan Kian Santang, "Aku akan kembali suatu saat nanti untuk membalas perbuatanmu, Raden Kian Santang!"ucapnya. Citrakara kembali menutup wajahnya dengan jubahnya lalu pergi meninggalkan Kian Santang.



Kian Santang tengah mengobati lukanya sendiri di kamarnya. Ia mengolesi lukanya dengan ramuan yang telah diracik oleh tabib istana.

Kian Santang membalikkan punggung tangannya dan terlihat kalau telapak tangannya dipenuhi darah serta luka bakar akibat kejadian reruntuhan aula istana kemarin.
Kian Santang memejamkan matanya saat dirinya mengoleskan ramuan ke telapak tangannya. Ia menahan rasa sakit di telapak tangannya.
Setelah mengoles ramuan ke telapak tangannya, Kian Santang menghela nafas pelan sembari meniup telapak tangannya yang terkena luka bakar.

Tidak lama, salah satu pelayan masuk ke kamar Kian Santang yang pintunya tidak tertutup.

Pelayan itu menundukan kepalanya, "Raden, Gusti Prabu memanggil Raden untuk datang ke kamarnya sekarang juga!"

Kian Santang menoleh ke arah pelayan, "Baiklah, aku akan segera menemui ayahanda di kamarnya!"

Pelayan itu meninggalkan kamar Kian Santang sembari menutup pintu kamarnya.

Kian Santang bangkit dari pinggir ranjangnya lalu membuka jubahnya yang sudah lusuh akibat pertempuran tadi. Ia melempar jubahnya ke ranjangnya dan membiarkannya tergeletak disana.
Kian Santang menarik kedua lengan bajunya ke atas hingga ke siku lalu membalut telapak tangannya yang terluka dengan kain bersih.
Setelah selesai, Kian Santang pergi menemui ayahandanya di kamarnya.


"Ayahanda Prabu!"panggil Kian Santang sambil mengetuk pintu kamar. Dari dalam kamarnya Siliwangi menyahut panggilan putranya, "Masuklah putraku!"

Kian Santang membuka pintu kamar ayahandanya dan masuk ke dalam kamar. Ia melangkah masuk dan mendekat ke arah ayahandanya.

Terlihat kalau Siliwangi tengah duduk di ranjangnya sembari meracik ramuan obat. Siliwangi menoleh ke arah Kian Santang sambil menjauhkan ramuan obat yang ia racik, "Putraku Kian Santang, kemarilah mendekat ke ayahanda!"

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 3 ) | Chapter 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang