***
Hari anniversary sekolah makin dekat. Semua siswa disibukkan dengan acara tersebut. Bukan hanya anak OSIS saja yang sibuk, tapi seluruh siswa. Karena tahun ini akan menjadi tahun paling seru dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain mendapat support lebih dari kepala sekolah, katanya akan ada give away tiket kuliah gratis di luar negeri lengkap dengan segala biaya tanggungannya dari pihak sekolah. Hal ini jelas saja jadi berita baik bagi seluruh siswa yang ingin melanjutkan ke bangku perkulihaan.
Seperti Aluna contohnya. Gadis itu sedang berlatih bersama Aldebaran dengan sesekali membaca materi. Karena mendapat tiket kuliah gratis tidaklah mudah. Ada beberapa hal yang harus ia lakukan. Dari pihak sekolah akan memberi pertanyaan seputar pengetahuan umum pada muridnya, kemudian yang jawabannya benar akan langsung diberi tiket kuliah gratis. Aluna tidak mungkin akan menyia-nyiakan hal ini.
"Kamu terobsesi kuliah di luar negeri, ya?" tanya Aldebaran.
"Itu bukan obsesi, tapi impian semua siswa. Lagipula, untuk siswa beasiswa seperti aku, hal seperti ini akan sangat berharga," ujar Aluna tanpa menoleh.
"Orang tua kamu nggak mampu?"
Aluna terdiam. Pertanyaan Aldebaran sangat sensitif menurutnya. Namun, ia tidak boleh terlihat lemah di depan laki-laki yang dicintainya.
"Aku bahkan yang mencari uang untuk memenuhi semua kebutuhanku sendiri. Tanpa campur tangan orang tuaku," ujar Aluna santai.
"Kenapa?" tanya Aldebaran dengan kening berkerut.
"Ibu meninggal setelah melahirkan aku. Ayah marah dan menuduh aku yang membunuh Ibu. Sampai sekarang, Ayah nggak peduli lagi tentang aku. Dikasih tempat tinggal aja masih untung. Daripada harus hidup di jalanan."
Aldebaran merasa bersalah karena pertanyaannya menyinggung gadis itu. Laki-laki itu tidak bisa membaca pikiran Aluna. Dilihat dari matanya, gadis itu menyimpan banyak luka.
"Maaf, saya nggak bermaksud," ujar Aldebaran sambil menghapus air mata Aluna yang entah kapan jatuh.
Aluna tertegun dengan perilaku Aldebaran. Dirinya sempat menahan napas saat jaraknya dengan Aldebaran sangat dekat. Aroma maskulin dari laki-laki itu sangat menenangkan hati. Rasanya ia ingin seperti ini terus. Menghirup aroma tubuh laki-laki yang sangat dicintainya.
Aldebaran kembali membuat jarak keduanya. Kini Aluna bisa bernapas lega. Berdekatan dengan Aldebaran tidak baik untuk kesehatan jantungnya.
"Ada beberapa rasa sakit yang memang sulit diutarakan. Tapi satu tetes air mata yang turun, bisa mendeskripsikan rasa sakit seseorang," ujar Aldebaran.
"Tadi cuma kena debu aja, kok. Bukan hal yang besar," elak Aluna.
Aldebaran tersenyum tipis. Sangat tipis. "Mata kamu berkaca-kaca dan memerah. Kamu bisa saja menipu semua orang. Tapi tidak dengan saya. Karena tatapan mata itu tidak mungkin berbohong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Shadow
Fantasy[FOLLOW DULU YUK, SEBELUM MEMBACA] --[ON GOING]-- Cerita bermula saat Aldebaran Hermes hadir sebagai siswa baru. Laki-laki utusan dewa yang ditugaskan untuk menjaga putri tunggal keturunan Athena yaitu Athena Aluna Minerva. Aldebaran sendiri bahkan...