[6] : Dikejar

30 7 2
                                    

"Oh..." Jongho cepat-cepat mengambil bungkus plastik yang berisi jarum suntik itu dan memasukkannya ke dalam tasnya. "Kayaknya punya Jeno atau Eric. Nanti aku berikan ke mereka.." ujar Jongho.

"Kenapa mereka bawa-bawa jarum suntik ke kampus?" Sora mengernyit bingung dan sedikit tidak habis pikir dengan dua laki-laki yang ia temui tadi.

"Memangnya kenapa? Wajar kan kalau mereka bawa-bawa jarum suntik buat praktikum mereka. Kamu terlalu mikir yang nggak-nggak deh..." sahut Jongho. Sora hanya mengedikkan bahunya dan memutuskan untuk tidak mempermasalahkan hal itu.

Benar apa yang dikatakan oleh Jongho. Jeno dan Eric adalah mahasiswa teknik biomedis. Wajar saja jika kedua orang itu membawa alat-alat medis seperti jarum suntik. Mungkin saja mereka membawanya untuk digunakan saat praktikum.

Sora sudah tidak memikirkan masalah jarum suntik itu lagi dan memilih untuk fokus dengan modul praktikum kimia fisika minggu ini. Ia dan Jongho perlu menyiapkan sebuah proposal praktikum yang akan diserahkan kepada dosen sebelum test awal dilakukan. Di luar ekspektasi Sora, Jongho ternyata orang yang mudah berbagi ilmu walaupun hanya sesekali. Jongho bisa dibilang jauh lebih pintar darinya. Ryujin salah jika perempuan itu menyamakan levelnya dengan level Jongho. Levelnya Jongho sangat jauh di atasnya.

👻👻👻

Setelah siang harinya Sora menghabiskan waktu bersama dengan Jongho, sore harinya Sora perlu pergi ke ruang kumpul himpunan untuk mengecek arsip proposal dan mendata proposal-proposal acara apa yang masih dalam proses penandatanganan atau yang belum dibuat sama sekali. Siang tadi, tiba-tiba saja ketua himpunannya menyuruhnya untuk mengecek semua hal itu karena ia perlu melaporkannya pada jurusan.

Sora menjabat sebagai seorang sekretaris di himpunan. Ia sudah menjabat kurang lebih setengah periode. Awalnya ia cukup kesulitan dengan pekerjaannya itu namun lambat laun ia bisa menyesuaikannya dan mulai terbiasa dengan pekerjaannya yang berat itu. Justru sekarang ia menikmati pekerjaannya itu.

"Bagaimana? Sudah selesai?" Seseorang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruang himpunan dan begitu mengejutkan Sora yang tengah membereskan tumpukan kertas-kertas yang baru saja ia obrak-abrik itu. Sejak tadi tidak ada siapapun di dalam ruangan itu dan hanya ia seorang yang ada di sana. Tentu saja ia terkejut saat mendengar suara orang lain dalam ruangan itu.

"Ah iya. Sebentar lagi, sunbae..." ujar Sora yang mulai mensortir kertas-kertas itu dengan cepat dan memasukkannya ke dalam sebuah map yang bertuliskan "Arsip Proposal Periode 2020/2021".

Orang itu adalah ketua himpunannya, Yosia Lee. Laki-laki itu mulai ikut membantu membereskan barang-barang yang sempat diberantakan oleh Sora dan mengembalikan barang-barang itu ke tempat semula. Sora masih diam karena ia perlu fokus dengan kertas-kertas yang ada dihadapannya. Yosia juga tidak mengajak Sora berbicara lagi karena ia tahu Sora sedang fokus sekarang.

Setelah menghabiskan waktu hampir 15 menit, akhirnya Sora benar-benar telah menyelesaikan tugasnya itu. Ia segera melaporkan semuanya pada Yosia sebelum membereskan sisa barang-barang yang berserakan. Hanya mengecek kertas-kertas itu saja, Sora merasa tenaganya terbuang banyak sekali. Perutnya mulai keroncongan, minta untuk segera diisi.

"Astagah. Sudah jam 6 sore!" seru Sora saat mengecek jam ponselnya itu. Tak terasa ia sudah menghabiskan waktu selama 3 jam di tempat itu. Karena terlalu fokus dengan pekerjaannya, ia sampai lupa dengan waktu. Di luar, ia melihat langit mulai gelap. Pasti kondisi kampus sudah sepi sekarang.

Melihat situasinya sekarang, tiba-tiba saja Sora teringat dengan cerita Ryujin. Mark menghilang di kampus saat malam hari setelah menyelesaikan kelas malamnya. Sekelompok orang berjubah hitam yang melakukannya dan banyak orang beranggapan bahwa kelompok itu adalah 'The Ghost Crew' yang keberadaannya masih diragukan.

The Ghost Crew | 00-01LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang