Ezza tersentak, "Setuju apa?""Lo setuju nggak kalau kata 'dog' adalah kata umpatan," terang Berto tetap pada pendiriannya.
Cowok berahang tegas itu pun menepuk dahinya. Ternyata kedua temannya itu masih saja sibuk merebutkan tentang siapa di antaranya yang paling benar. Bagaimana bisa dua lelaki di depan Ezza itu merupakan seorang anggota geng motor, bukan seorang anggota biasa, melainkan sebagai pemain utama. Entahlah, Ezza saja malas untuk kembali mengingat kenangan pertemuan pertama kali mereka.
"Heh!" Ezza menyodorkan dua mangkuk soto ke arah depan. "Daripada lo berdua masih sibuk ngemasalahin hal yang sama sekali nggak ada mutunya, lebih baik kalian makan tuh soto."
Berto dan Rakel mengangguk mengiyakan. Benar kata Vania, mereka memang layaknya anjing peliharaan Ezza. Di mana tuannya menyuruh, ia pasti menurut. Geng Venom terkenal akan solidaritasnya, mereka sangat menjunjung tinggi rasa kekeluargaan walaupun hanya untuk anggotanya saja sih, tapi itu cukuplah. Yang penting mereka tidak saling membahayakan satu sama lainnya. Kecuali Viktor yang sudah jelas-jelas hampir membuat seluruh teman-temannya ikut terimbas akibat kelakuannya sendiri.
"Za," panggil Berto sambil menyeruput es teh manis, minuman kesukaan pria yang suka membuat lawan bicaranya itu kesal, "Lo jadi, entar sore tanding balap lawan anak-anak BaraKuda?"
Ezza mengangguk, "Jadi."
"Tapi gue masih ragu nih, Za." Rakel menyambung, "Geng BaraKuda itu orangnya licik-licik. Gue takut aja mereka udah ngerencanain hal-hal yang dapat membahayakan diri lo maupun diri kita sendiri. Kita udah tau kan, bahwa tujuan utama mereka adalah balas dendam ke kita."
Berto mengetuk-ngetuk meja pelan, "Betul-betul, setuju gue sama Rakel. Gue juga masih nggak habis pikir, Za, sama tuh geng. Hobinya mereka itu ngejar-ngejar kita mulu, bikin hidup kita nggak tenang aja, ya nggak Kel?"
"Iya,"
"Kalian tau darimana? Selama ini, kita kalau mau tanding balapan sama mereka, pernahkah kita dicurangi?" Ezza melirik Berto.
"Ya, nggak sih,"
"Yaudah, masalah selesai."
"Tapi itu kan pas masih diketuai sama Delon, Za" ujar Rakel, "Gue akui, Delon memang orangnya fair dan juga dia udah lama kenal sama lo, walaupun tingkahnya memang biadab sih. Nah, inti permasalahannya, sekarang geng BaraKuda itu yang megang si Mariot."
"You know lah, Mariot itu orangnya sebelas dua belas sama karakter Loki." sambung Rakel sontak membuat Berto terpelonjat kaget menatapnya.
"Lo nonton Avengers juga Kel? Lo udah nonton sampai bagian mana?"
"Woi!" sebal Rakel kian memuncak, "lo nih ya daritadi bercanda mulu, kita bukan lagi mau ngebahas Avengers, kita lagi ngebahas BaraKuda."
"Ya santai dong, kirain aja lo nonton. Soalnya bisa kali kita sekali-sekali nobar,"
"Dih. Nggak mau. Lo tonton aja sendiri."
Berto mengedip-ngedipkan sebelah matanya dengan genit, "Alah, malu-malu aja lo, Kel."
"Oeeek... Najis lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA
Fiksi RemajaMereka mengenalnya Altezza atau biasa dipanggil Ezza. Sesosok pria yang masih duduk di bangku SMA namun sudah bisa menjadi pemimpin dalam suatu geng motor terbesar di kota itu. Geng Venom. Nama yang ditakuti dan disegani oleh seluruh geng-geng motor...