Picnic (2)

265 37 1
                                    

"Inspirasi?? Aku tidak begitu mengerti tapi baiklah. Aku tak paham cara membuat musik,  jadi bisakah kau mengajariku??"

"Tentu saja, aku akan mengajarimu"

~~~

"Leo san, ayo bersiap, kita akan segera berangkat"

"Oh Suo~ apa kalian sudah selesai??" Leo segera melepaskan tangannya yang dari tadi memegang tangan (name) dan membantunya membuat musik.

"Tentu saja, kami baru selesai, bagaimana kalau kita siap siap?? Ini masih siang hari jadi jika kita berangkat sekarang kurasa kita tidak akan terlambat" kata Tsukasa sambil melihat jam tangan miliknya. "Ini masih pukul 1 siang"

"Kami juga sudah siap" Ritsu keluar sambil membawa beberapa kain. "Tapi ia tak memiliki keranjang disini, jadi kurasa kita harus membeli beberapa"

"Aku akan membelinya, kalian siap siap saja. Kasa kun, siapkan makanannya, aku akan kembali sebentar lagi" Izumi kemudian keluar dari rumah dan segera membeli beberapa keranjang.

"Ara, (name) chan apa kau sudah mulai membuat lagu seperti Leo kun??" tanya Arashi ketika melihat selembar kertas dengan not musik dan (name) yang memegang pulpen. "Ah tidak.... bukan begitu..."

"Tidak Naru, aku yang membuat itu, aku hanya meminta bantuannya saja tadi" Leo segera memotong pembicaraan (name). Ia tidak ingin ada yang tahu kalau ia mengajarkan (name) membuat musik......
Ataupun kalau ia membuat musik bersamanya.

"Baiklah jika itu katamu Leo kun~" Arashi terkekeh ketika melihat sifat Leo seperti ini. Hal tersebut membuat Tsukasa dan Ritsu bingung dan penasaran, kemudian mereka menanyakan Arashi.

"Uhh apa maksudmu Leo san??" (name) sedikit terkejut mendengar jawaban Leo. "Aku tidak bisa membiarkan yang lain tahu kalau kita membuatnya bersama. Jadi tolong jangan katakan hal tersebut ya?" Leo tersenyum sambil mengelus kepala (name). "B-Baiklah Leo san, tapi tolong jangan lakukan itu" (name) segera menyingkirkan tangan Leo dari kepalanya dengan mukanya yang memerah. "Hahahaha baiklah baiklah. Simpanlah kertas tersebut, kita akan melanjutkannya lain waktu"

"Aku kembali" Izumi kembali membawa beberapa keranjang. Tsukasa dengan sigap memasukkan beberapa makanan ke dalamnya. Ritsu juga mengambil keranjang lain dan memasukkan beberapa kain ke dalamnya.

Semua keranjang sudah terisi, mereka kemudian mengangkat keranjang tersebut. Tentu saja, mereka tak membiarkan (name) mengangkat keranjang tersebut.

~~~

"YAAAAYYY" Leo tanpa basa basi langsung meluncur keluar dari mobil dan berlarian di taman. "Oii Leo kun" Izumi berusaha untuk memarahinya tapi dihentikan oleh Arashi. "Tidak apa Izumi chan, kita bisa menyusulnya nanti. Sekarang kita siap siap dulu"

Izumi kemudian pasrah dan akhirnya mengikuti saran dari Arashi, ia mengambil beberapa keranjang dan membawanya ke taman. "Ohh disana ada pohon sakura, kurasa piknik di bawahnya akan menyenangkan" Tsukasa kemudian berlari ke bawah pohon sakura dan membentangkan karpet yang dibawanya.

"Apa ini benar benar akan jadi piknik??" pikir (name). Dari awal saja sudah kacau. Leo yang lari kesana kemari mencari inspirasi. Sekarang ia yakin kalau Leo memberi saran cuma buat nyari inspirasi.

(Name) segera duduk sambil bersandar di bawah pohon sakura. Izumi dan yang lainnya kemudian meletakkan keranjang keranjang di atas karpet tersebut. "Kurasa piknik disini tidak buruk juga" komen (name). "Yah walau sebenarnya aku tidak pernah piknik"

"Apa yang biasa Onee sama lakukan setiap hari??" Tsukasa bertanya penasaran. "Hmm entahlah, semenjak dulu aku tidak pernah tahu tentang orang tuaku dan yang membiayaiku adalah seseorang yang mengenalkan dirinya sebagai teman ayahku"

"Siapa??"

"Entahlah aku juga melupakan namanya, setelah aku lulus kuliah ia berencana untuk tetap membiayaiku tapi aku menolaknya, aku berencana untuk membiayai diriku sendiri, makanya aku bekerja. Tapi siapa sangka aku akan dipecat dari sana hanya karena seorang pelanggan yang tidak suka denganku"

"Itu dia, Kasa kun kau membuatnya melakukan hal yang paling kubenci darinya"

"Kalau kau sebenci itu denganku yang suka mengeluh kenapa kau tidak pergi saja?? Dari awal bukan keinginanku untuk tinggal bersama kalian" saran (name) yang akhirnya membuat Izumi terdiam. "Sudah, sudah, baiklah (name) chan, bagaimana jika menceritakan soal dirimu lebih banyak lagi??"

"Aku tidak masalah sih tapi kenapa kalian ingin tahu??" tanya (name) penasaran. "Kami harus menyelesaikan misi kami jadi bila kami mendengar ceritamu mungkin kami bisa lebih cepat menemukan hal yang harus kami cari. Lagipula (name) chan tak berniat untuk tinggal bersama kami lebih lama lagi kan??" jawab Arashi.

"Tidak, bukan begitu maksudku. Memang benar kalian terlalu merepotkan dan banyak mengaturku. Tapi aku menghargai itu. Sejak dulu aku tak pernah merasakan dirawat orang tua dan aku mendapatkannya melalui kalian. Kalian juga membuat rumahku menjadi ramai. Kurasa tinggal selamanya bersama kalian juga tidak masalah" (name) kemudian tertawa. Baginya itu hanya candaan karena tidak mungkin ia membiarkan orang yang tidak ia kenal di dalam rumah miliknya selamanya tapi bagi mereka.....

"Ehh kenapa kalian menatapku seperti itu??" tanya (name). "Ahh bukan apa apa" ketika mereka sadar, mereka akhirnya berhenti menatap (name). "Ada apa Ritsu san??" (name) menyadari Ritsu yang sedari tadi masih menatapnya.

"Kalau itu memang benar, maka kau harus mulai membiasakan dirimu dengan kami" Ritsu berjalan menghampiri (name) dan tidur di tas pangkuannya. "Ritsu san??"

"Tolong jangan ribut, tidur di bawah pohon sakura saja sudah menyenangkan apalagi ditambah dengan pangkuanmu" Ritsu kemudian mulai tertidur. "Kuma kun seperti biasanya ya"

"Oh iya daritadi Leo san berlari kesana kemari, apa ia tidak kelelahan??" tanya (name) penasaran, dan iri juga karena Leo memiliki stamina sebanyak itu. "Kalau kau saja heran, bagaimana dengan kami yang bersamanya setiap saat??" Izumi bukannya menjawab pertanyaan, yang ada malah nanya balik. "Tentang energinya, tidak ada yang tahu, itu mungkin salah satu misteri dunia" jawab Arashi sambil tertawa. "Sayang sekali energi Leo san yang banyak seperti itu tidak ia gunakan untuk latihan. Ia malah menggunakan untuk membuat musik seperti ini"

"Apa maksudmu Suo~ aku kan selalu latihan dengan benar"

"Leo san??!!" Tsukasa terkejut ketika Leo tiba tiba berada di belakangnya. "Ada apa Leo kun?? Kenapa kau tidak lanjut berlari mencari inspirasimu itu??" tanya Arashi. "Aku kelelahan, lagipula aku tidak mendapatkan inspirasi sedikitpun. Aku pikir kalau aku berada disini maka aku bisa mendapatkan inspirasiku" Leo menatap (name) sebentar sebelum kembali menulis lagunya.

"Jujur saja, bersama kalian seperti ini, aku merasa seperti sedang ngeharem"

Izumi menatap bingung (name). "Tidak, bukan aku yang berkata seperti itu" (name) menunjuk beberapa orang di sekitar mereka yang sedang berbisik. "Tentu saja semua membicarakanmu, kau bisa bersama 5 orang pria yang populer" Arashi sedikit tertawa. Izumi yang mengerti maksudnya hanya menghela napas.

"Ada apa Tsukasa?? Sedari tadi kau diam saja"

"Ah tidak apa apa, aku hanya berpikir pohon Sakura tersebut sangat cantik. Dan ia mengingatkanku pada seseorang" Tsukasa tersenyum kecil. "Baguslah kalau begitu, itu artinya kau menikmati piknik kali ini"

~~~

Tidak ada hal yang menarik lainnya, kecuali sepanjang mereka piknik dan makan disana, orang sekitar mereka mulai bisik bisik membicarakan mereka.

Jangan lupakan kaki (name) yang pegal karena Ritsu tiduri ber jam jam. Setidaknya sekarang ia sudah bebas dari hal tersebut.

"Selamat malam semuanya, aku akan kembali tidur" dan dengan begitu (name) kembali ke kamarnya.

"Baiklah, apa sekarang kita sudah bisa bekerja??"

Your Gentleman (KnightsXReader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang