Happy Reading 🤗
Jangan lupa vote sebelum membaca
Terima kasih 🙏😇
.
.
._______________________________
"Niat baik janganlah ditunda
Jika sudah waktunya, maka segerakanlah.
Selama itu adalah hal yang baik"
______________________________"Assalamu'alaikum...." Arsyila dan keluarganya beserta Ansel memasuki rumah.
Ansel membawa tas berisi pakaian Aisyah—Ibunya Arsyila. Mereka sampai saat ini telah sampai di Yogyakarta. Perjalanan yang cukup melelahkah selama kurang lebih 12 jam karena mereka harus beristirahat di rest area.
"Silahkan masuk Ans, kamu nanti bisa istirahat di kamar Zidan dulu," tawar Syila karena ia melihat Ansel yang terlihat mengantuk setelah menyetir begitu lama.
"Iya Syil, terima kasih. Boleh saya ke kamar mandi?"
"Kamu berjalan ke sebelah kiri nanti di pojok itu ada kamar mandi tidak jauh dari tangga," jelas Aisyah menunjuk ke arah dapur karena letak kamar mandi memang di sana.
"Oh oke Bu, kalau begitu saya permisi."
"Iya, nanti langsung ke atas bareng Zidan saja dan istirahat ya." ujar Aisyah sebelum akhirnya masuk ke kamarnya bersama dengan Arsyila.
Ansel melangkah ke kamar mandi dengan segera. Sebelum masuk, ia menggulung celana dan lengan bajunya serta melepas jam tangannya. Ia sebenarnya ke kamar mandi hanya ingin berwudhu sekaligus menyegarkan dirinya. Ansel merasa bahagia karena setelah lama akhirnya Allah membuat ia bertemu dengan gadis itu lagi.
Setelah selesai berwudhu ia segera naik ke lantai atas untuk pergi ke kamar Zidan. Ia meminjam alat solat Zidan untuk melaksanakan sholat tahajud karena waktu menunjukkan 03.10 wib. Ternyata ia tidak sendiri, ia bertahajud bersama dengan Zidan.
"Mas, boleh nanya?" tanya Zidan setelah selesai sholat.
"Boleh, mau tanya apa?"
"Gimana perasaan mas setelah memeluk Islam? Ada perasaan menyesal tidak?"
"Perasaannya ya? yang pasti sangat menakjubkan. Menyesal karena kenapa tidak dari dulu saya memeluk Agama Islam," jawab Ansel dengan sangat mantap dan tersenyum ke arah Zidan.
"Oh iya, boleh saya katakan sesuatu?" lanjut Ansel bergantian.
"Apa itu mas?" Zidan memasang wajah serius karena penasaran.
"Sebenarnya saya....,"
"Zidan! Ayok sahur dek," teriak Arsyila dan membuat Ansel tidak melanjutkan kalimatnya.
"Hm nanti dilanjut lagi mas ngobrolnya, yuk kita turun sahur bareng. Mas harus cicipin masakan mbak Syila, nanti pasti ketagihan." Zidan berdiri dan segera melipat sajadahnya langsung menarik tangan Ansel untuk turun ke bawah.
Ansel akhirnya mengikuti Zidan dan berjalan dengan cepat menuruni anak tangga yang tidak terlalu tinggi. Ansel bisa merasakan, walaupun tidak terlalu besar, tetapi rumah Arsyila begitu hangat. Ditambah Arsyila tidak sendiri melainkan memiliki seorang adik yang sangat perhatian seperti Zidan.
"Ayok sahur dulu, oh iya maaf ya Ans kalau kamu terganggu, soalnya sudah mau jam empat dan nanti setelah sholat subuh kamu tidur dulu saja di kamar Zidan," ucap Arsyila setelah melihat kedua laki-laki itu dihadapannya.
"It's oke, no problem. Lagi pula aku juga tidak terlalu megantuk," jawab Ansel dan memandangi hidangan ya sederhana namun menggiurkan baginya.
"Oh iya, maaf juga karena makanannya hanya seadanya saja. Soalnya saya belum belanja dan itu bahan-bahan yang tersisa di kulkas kami,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Turkish Airlines-67 (END)
SpiritualBaca 3 Part dulu ya, kalau suka cus lanjutkan 😁 Btw jangan lupa follow ya .... Belum revisi ⚠️ _________________________________________ Ansel seorang laki-laki yang lekat dengan kehidupan malam tidak sengaja bertemu dengan gadis muslim pada perja...